Transisi demografi Analisis Pengaruh Fertilitas, Mortalitas, Dan Transmigrasi Binaan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

26 Sumber: Data Olahan Gambar 2.2 AKB dan AHH Sumatera Utara

2.6 Transisi demografi

Pada abad ke -20, nampaknya fertilitas telah turun di banyak Negara baik di Negara maju ataupun di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemudian penurunan pada fertilitas juga dibarengi dengan penurunan pada mortalitas, hal ini mengakibatkan adanya transisi demografi, sehingga disebut dengan teori “transisi demografi”. Tabel 2.1 Teori Transisi Demografi No Tahap Tingkat Kelahiran Tingkat Kematian Pertambahan Alami 1 Stationer tinggi Tinggi Tinggi Nolsangat rendah 2 Awal perkembangan Tinggi Lambat menurun Lambat 3 Akhir Perkembangan Menurun Menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran Cepat 4 Stationer rendah Rendah Rendah Nolsangat rendah 5 Menurun Rendah Lebih tinggi dari tingkat kelahiran Negatif Sumber: Ritonga, Abdurahman: 19 27 Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol ataupun sangat rendah sekali karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus ke keadaan dimana tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk kembali nol atau sangat rendah. Sumber Gambar: Mantra, Ida Bagoes: 42 Gambar 2.3 Tahap Transisi Demografi Dari stasioner pertama fertilitas dan mortalitas tinggi menuju stasioner kedua fertilitas dan mortalitas rendah mengalami dua tahap proses, yakni tahap kedua dan ketiga. Dan tahap inilah yang disebut dengan transisi demografi. 1. Pra-transisi pre-transitional dari A hingga B, dengan ciri-ciri tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-sama tinggi. Angka pertumbuhan penduduk alami sangat rendah hampir mendekati nol. 2. Transisi Transitional dari B ke E, dicirikan dengan penurunan tingkat kelahiran dan kematian, tingkat kematian lebih rendah daripada tingkat 28 kelahiran, mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk alami sedang atau tinggi. Fase ini dibagi lagi menjadi tiga: a. Permulaan Transisi early transitional dari B ke C, dicirikan dengan tingkat kematian menurun, tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan ada kemungkinan meningkat karena ada perbaikan kesehatan. b. Pertengahan Transisi mid-transitional dari C ke D, tingkat kematian dan tingkat kelahiran kedua-duanya menurun, tetapi tingkat kematian menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran. c. Akhir Transisi late transitional dari D ke E, tingkat kematian rendah dan tidak berubah atau menurun hanya sedikit, dan angka kelahiran antara sedang dan rendah, dan berfluktuasi atau menurun. Pengetahuan tentang kontrasepsi meluas. 3. Pasca-transisi Post-transitional dari E ke F, dicirikan oleh tingkat kematian dan tingkat kelahiran kedua-duanya rendah, hampir semuanya mengetahui cara-cara kontrasepsi dan dipraktekkan. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian vital rates mendekati keseimbangan penduduk, yang kemudian akan kembali lagi ke transisi yang pertama. Pertumbuhan penduduk alami amat rendah dalam jangka waktu yang panjang.

2.7 Transmigrasi