Kebijakan Kependudukan Analisis Pengaruh Fertilitas, Mortalitas, Dan Transmigrasi Binaan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

11 3. IPM berfokus pada kapabilitas yang releven, baik untuk negara maju dan berkembang, sehingga menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal. 4. IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan manusia. 5. IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk berkompetisi secara sehat dengan negarawilayah lain melalui keterbandingan angka IPM. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dapat tercapai dengan pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan pembangunan dengan kepastian bahwa seluruh masyarakat penduduk bisa menikmati semua hasil pembangunan. Dimana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel lainnya seperti fertilitas, mortalitas, dan transmigrasi binaan dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia.

2.3 Kebijakan Kependudukan

H.T. Eldrige dalam Agus Dwiyanto 1995 mendefenisikan kebijakan kependudukan sebagai keputusan legislatif, program administrasi dan berbagai usaha pemerintah lainnya yang dimaksudkan untuk merubah kecenderungan penduduk yang ada demi kepentingan kehidupan dan kesejahteraan nasional. Kebijakan kependudukan menurut Perserikatan Bangsa Bangsa yaitu sebagai langkah-langkah dan program-program yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial, demografis, dan tujuan-tujuan umum yang lain dengan jalan mempengaruhi variabel-variabel demografi yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk serta perubahan dan ciri-ciri demografinya. 12 Kebijakan kependudukan berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu kebijakan langsung dan tidak langsung. Kebijakan langsung merupakan bentuk kebijakan yang langsung mempengaruhi tiga variabel utama yaitu kelahiran, kematian dan transmigrasi. Keluarga berencana merupakan contoh kebijakan langsung. Kebijakan tidak langsung merupakan kebijakan yang bersifat perantara. Contohnya memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, serta perluasan peluang kerja. Ada beberapa alasan mengapa kebijakan kependudukan perlu di integrasikan kedalam kebijakan pembangunan yaitu: 1. Tujuan pokok kebijakan pembangunan adalah mensejahterakan masyarakat. 2. Perilaku demografi demographic behavior terdiri dari sejumlah tindakan individu. Tindakan tersebut merupakan usaha untuk memaksimalkan utilitas atau kesejahteraan individu. 3. Kesejahteraan masyarakat tidak selalu merupakan penjumlahan dari kesejahteraan individu. Oleh karena itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk berusaha mengubah situasi dan kondisi serta mempengaruhi perilaku demografi, sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat sama dengan penjumlahan dari kesejahteraan individu Sukamdi, 1992. Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kependudukan semakin kompleks, bukan lagi berkaitan dengan indikator umum kependudukan, seperti pengendalian jumlah penduduk, penurunan angka fertilitas, penurunan angka kematian anak dan ibu, serta migrasi penduduk, akan tetapi telah bergeser pada isu yang lebih luas berkaitan dengan lingkungan hidup, pembangunan 13 berkelanjutan, hak asasi manusia, keseteraan gender, kesehatan reproduksi, penduduk usia lanjut, pengangguran dan kemiskinan. Di Indonesia ada empat aspek kependudukan yang menjadi kendala dan tantangan yang cukup berat, yaitu 1. Kuantitas, penduduk Indonesia berjumlah sangat besar, yaitu nomor empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dewasa ini penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 250 juta jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yaitu sekitar 1,49 per tahun sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 yang lalu. 2. Kualitas penduduk yang relatif masih rendah. Kualitas penduduk yang masih rendah ini ditandai antara lain dengan angka kematian yang masih tinggi, pendidikan yang rendah, angka kemiskinan yang masih besar jumlahnya, serta secara umum Indeks Pembangunan Manusia yang masih ditataran bawah. 3. Persebaran penduduk Indonesia persebarannya sangat tidak merata. Sekitar 58 penduduk tinggal di Pulau Jawa dan Madura yang luas areanya hanya sekitar 7 dari luas Indonesia. Jumlah penduduk yang tidak merata di suatu wilayah akan memberikan beban yang berat bagi wilayah yang bersangkutan termasuk masalah lingkungan environmental stress seperti kerusakan hutan termasuk bakau, kerusakan terumbu karang, masalah air bersih water management, sampah, terumbu karang, pendangkalan sungai, serta polusi udara yang parah. 14 4. Data, informasi, dan administrasi kependudukan yang perlu dibenahi. Kartu tanda penduduk KTP dan pencatatan atau registrasi penduduk berkenaan dengan kelahiran, kematian, kedatangan, dan kepergian belum bisa dilakukan dengan tertib, disiplin, serta cermat sesuai ketentuan.

2.4 Fertilitas