Mortalitas Analisis Pengaruh Fertilitas, Mortalitas, Dan Transmigrasi Binaan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

21

2.5 Mortalitas

Angka kematian bayi Infant Mortality Rate merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun BPS. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian naik turunnya di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang benar. Menurut konsepnya, terdapat beberapa keadaan vital yang masing ā€“ masing bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Keadaan vital tersebut ialah: 1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan. 2. Lahir mati still birth atau yang sering disebut kematian janin fetal death adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahirkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan. 22 3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun. 4. Kematian bayi Infant death adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun. Namun terdapat juga beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi Mortalitas, yaitu: 1. Pendidikan Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain. Pendidikan memberi kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri. 2. Pendapatan Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayianak. Apabila salah satu indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak, ternyata terdapat hubungan yang negatif. 3. Kesehatan Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para medis, terhadap jumlah penduduk. 23 4. Faktor Demografi Yang dipilih adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total TFR. Apabila fertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan positif antara mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu faktor diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain. Pengukuran terhadap mortalitas ini dilakukan dengan tiga macam pendekatan, yaitu:

1. Angka Kematian Kasar Crude Death Rate CDR

Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut, agar lebih jelas maka dapat dituliskan dengan rumus: Dimana, CDR : Crude Death Rate D : Jumlah seluruh kematian P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun k : Angka konstanta 1.000

2. Angka Kematian Menurut Umur Age Spasific Death Rate ASDR

Rasio kematian berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, demikian pula antara satu kelompok umur dengan kelompok umur lainnya. Orang yang berumur 60 tahun tentunya akan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang berumur 20 tahun. Kemudian orang yang 24 berumur 1 tahun mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan umur 10 tahun. Sehingga kematian menurut umur apabila digambarkan dengan grafik akan menyerupai huruf ā€œUā€. Gambar 2.1 Grafik Pola Kematian Diantara angka-angka kematian spesifik, yang digunakan adalah Age Spasific Death Rate ASDR. ASDR atau yang lebih dikenal dengan Angka Kematian Menurut Umur dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana, ASDR : Age Specific Death Rate Di : Jumlah kematian bayi pada kelompok umur i Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun k : Angka konstanta 1.000

3. Angka Kematian Bayi Infant Mortality Rate IMR

Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi sebelum umur satu tahun yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara 25 pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan dan kesehatan penduduk. Angka Kematian Bayi yang dapat dituliskan dengan rumus: Dimana, IMR : Infant Mortality Rate D : Jumlah kematian bayi dibawah umur 1 tahun selama tahun x B : Jumlah Kelahiran selama tahun x k : Angka konstanta 1.000 Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan penduduk sebesar 0 atau zero population growth. Yang berarti keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan. Angka Kematian Bayi AKB merupakan salah satu indikator yang baik untuk melihat kesehatan ibu hamil dan janinnya. Mengingat program KB banyak sekali berhubungan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu hamil dan peningkatan kesejahteraan keluarga secara umum, maka dapat dikatakan bahwa program KB sangat berperan dalam penurunan angka kematian bayi Indonesia. Angka kematian bayi sangat berpengaruh dalam perhitungan angka harapan hidup life expectacy. Sejalan dengan menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya tingkat kesehatan penduduk, maka akan berdampak juga pada peningkatan angka harapan hidup. Ini berarti bahwa umur rata-rata penduduk Indonesia menjadi lebih panjang. 26 Sumber: Data Olahan Gambar 2.2 AKB dan AHH Sumatera Utara

2.6 Transisi demografi