Deskripsi Objek Penelitian Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dalam hal ini adalah salah satu perusahaan milik negara PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM INALUM Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner hingga pengembalian kuesioner yang memerlukan jangka waktu kurang lebih satu bulan. Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Item Jumlah Persentase Jumlah Kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap 40 - 100 - Jumlah kuesioner yang dapat diolah 40 100 Sumber : Data dioleh penulis 2016 Dari tabel 4.1 dapat dilihat jumlah kuesioner yang terkumpul yaitu sebanyak 40 eksemplar 100 dari total 40 eksemplar yang disampaikan. Dengan demikian jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 40 eksemplar 100 . 53

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui karakteristik responden di bawah ini:

4.2.1 Jenis Kelamin

Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Orang Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 34 6 85 15 Jumlah 40 100 Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki, dimana terdapat 34 orang atau 85 dari jumlah keseluruhan responden, sedangkan jenis kelamin perempuan terdapat 6 orang atau 15 dari jumlah keseluruhan responden.

4.2.2 Kelompok Umur Responden

Karakteristik responden dilihat dari umur responden disajikan pada tabel 4.3 berikut: 54 Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Umur No Umur Jumlah Persentase 1 2 3 4 11-20 Tahun 21-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 3 19 10 3 7,5 47,5 25 7,5 5 51-60 Tahun 5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber : Data diolah penulis 2016 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur 21-30 tahun sejumlah 19 orang atau 47,5 dari jumlah keseluruhan responden, responden yang berusia 11-20 tahun sama jumlahnya dengan responden yang berusia 41-50 tahun yang masing-masing berjumlah 3 orang atau 7,5 dari jumlah keseluruhan responden, responden yang berusia dari 31-40 tahun sejumlah 10 orang atau 25 dari jumlah keseluruhan responden, sementara responden yang berusia 51-60 tahun sejumlah 5 orang atau 12,5 dari jumlah keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan umumnya pegawai yang berusia 20 tahun berjumlah lebih besar dibandingkan dengan pegawai yang tergolong muda yang berusia 20 tahun dan usia lanjut.

4.2.3 Masa Bekerja

Karakteristik pegawai yang bekerja di PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM INALUM sebagai responden berdasarkan masa bekerja 55 dibagi dalam empat kategori, yaitu 1-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun, 31- 40 tahun. Karakteristik responden berdasarkan masa bekerja ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bekerja No Masa Jumlah Persentase 1 2 3 4 1-10 Tahun 11-20 Tahun 21-30 Tahun 31-40 Tahun 25 7 6 2 62,5 17,5 15 5 Jumlah 40 100 Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai masa bekerja antara 1-10 tahun sebanyak 25 orang atau 62,5 dari jumlah keseluruhan responden, sedangkan yang memiliki masa bekerja 11-20 tahun sebanyak 7 orang atau 17,5 dari jumlah keseluruhan responden, responden dengan masa bekerja antara 21-30 tahun sebanyak 6 orang atau 15 dari jumlah keseluruhan responden, dan 31-40 tahun sebanyak 2 orang atau 5 dari keseluruhan responden.

4.2.4 Tingkat Pendidikan

Pengelompokan responden berdasarkan pendidikan dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: 56 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Persentase 1 2 3 4 SMU Diploma Sarjana S1 Pasca Sarjana S2 19 4 13 4 47,5 10 32,5 10 Jumlah 40 100 Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pendidikan responden sebagian besar adalah tamatan SMU sejumlah 19 orang atau 47,5 dari keseluruhan responden, pendidikan Diploma sejumlah 4 orang atau 10 dari keseluruhan responden, pendidikan Sarjana S1 sejumlah 13 orang atau 32,5 dari keseluruhan responden, pendidikan Pasca Sarjana S2 sejumlah 4 orang atau 10. Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar yang berpendidikan SMU secara garis besar pengalaman dan pengetahuannya cukup baik. Diikuti dengan responden yang berpendidikan Sarjana S1 dimana pengetahuannya lebih baik daripada pendidikan SMU, namun memiliki pengalaman yang lebih sedikit.

4.2.5 Jabatan

Pengelompokkan responden berdasarkan jabatan dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: 57 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No Jabatan Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 Assistant Officer Clerk General Manager Manager Officer Senior Clerk Staff 6 17 4 2 4 3 4 15 42,5 10 5 10 7,5 10 Jumlah 40 100 Sumber : Data diolah penulis 2016

4.3 Hasil Instrumen Uji Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah penelitian melalui alat ukur yang digunakan kuesioner merupakan data yang valid. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut : - Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. - Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. 58 Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 40 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran X 1 , Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 , Akuntabilitas Publik X 3 , Pengendalian Akuntansi X 4 dan Kinerja Manajerial Y. Hasil uji validitas dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran X 1 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.750 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.915 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.862 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.517 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0.799 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0.399 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0.322 0,3 Valid Sumber : Data diolah penulis 2016 59 Tabel 4.8 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.418 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.649 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.558 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.659 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0.337 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0.707 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0.690 0,3 Valid Sumber : Data diolah penulis 2016 60 Tabel 4.9 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Akuntabilitas Publik X 3 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.847 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.782 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.728 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.824 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0.714 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0.792 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0.807 0,3 Valid Pertanyaan 8 dengan total 0.835 0,3 Valid Pertanyaan 9 dengan total 0.671 0,3 Valid Sumber : Data diolah penulis 2016 61 Tabel 4.10 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Pengendalian Akuntansi X 4 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.809 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.360 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.745 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.747 0,3 Valid Sumber : Data diolah penulis 2016 Tabel 4.11 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Kinerja Manajerial Y Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.763 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.724 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.602 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.847 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0.882 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0.877 0,3 Valid 62 Pertanyaan 7 dengan total 0.726 0,3 Valid Pertanyaan 8 dengan total 0.591 0,3 Valid Sumber : Data diolah penulis 2016 Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 Augustine dan Kristaung, 2013:70. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.7 hingga 4.11 terhadap pertanyaan-pertanyaan pada variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran X 1 , Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 , Akuntabilitas Publik X 3 , Pengendalian Akuntansi X 4 , dan Kinerja Manajerial Y, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan kuesioner menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Apabila koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60, maka instrumen yang digunakan dikatakan reliabel Ghozali,2001 : 133. Hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid adalah sebagai berikut: 63 Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan Kesimpulan Partisipasi Penyusunan Anggaran X 1 0.741 0.7410.6 Reliabel Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 0.645 0.8920.6 Reliabel Akuntabilitas Publik X 3 0.910 0.9100.6 Reliabel Pengendalian Akuntansi X 4 0.666 0.6660.6 Reliabel Kinerja Manajerial Y 0.884 0.8840.6 Reliabel Sumber: Data diolah penulis 2016 Diketahui bahwa kuesioner dari variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran X 1 , Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 , Akuntabilitas Publik X 3 , Pengendalian Akuntansi X 4 , dan Kinerja Manajerial Y, bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Cara mendeteksi normalitas dilakukan dengan cara analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik 64 histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Gambar 4.1 Grafik Histogram Normalitas Sumber : Output SPSS 20 Dari tampilan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa grafik histogram berada dalam pola distribusi normal karena berbentuk simetris tidak miring kekiri maupun kekanan. Dengan melihat grafik histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. 65 Metode yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Sumber : Output SPSS 20 Berdasarkan tampilan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal plot menunjukkan hasil yang normal. Titik-titik yang menyebar 66 disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut. Uji statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivarians pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi diatas 0,05. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 40 korespondensi terlihat dalam tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 4,14796668 Most Extreme Differences Absolute ,090 Positive ,090 Negative -,058 Kolmogorov-Smirnov Z ,567 Asymp. Sig. 2-tailed ,904 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS 20 Berdasarkan hasil pada tabel di atas, data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,904 dari 0,05 menyatakan 67 bahwa distribusi data memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat dilakukan analisis regresi berganda.

4.4.2 Uji Multikolineritas

Pengujian multikolineritas dilakukan dalam rangka menguji apakah dalam model ganda ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Untuk mengetahui terjadi multikolineritas diantara variabel bebas dalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat atau menguji nilai VIF Variance Inflation Factor atau nilai Tol Tolerance. Kriteria pengujian untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolineritas sebagai berikut. “Jika nilai Tol ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, maka terjadi multikolineritas begitu sebaliknya.” Tabel 4.14 Tolerance and VIF Test Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PPA ,659 1,518 KSA ,406 2,466 AP ,483 2,070 PA ,669 1,495 Sumber : Output SPSS 20 68 Berdasarkan tabel diatas, nilai Tolerance masing-masing lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-masing lebih kecil dari 10, berarti keempat variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolineritas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Erlina, 2011:106. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linear berganda adalah melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot ditunjukkan pada grafik berikut : 69 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Gambar diatas menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R

2 Koefisien determinasi dilambangkan dengan R 2 . Nilai ini menyatakan proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat 70 diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linear dengan variabel independen, selain itu sisanya diterangkan oleh variabel yang lain. Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi R 2 Sumber : Output SPSS 20 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya koefisien korelasi ganda pada kolom R sebesar 0,618. Koefisien determinasinya pada kolom R Square menunjukkan angka 0,381. Kolom Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar 0,311 atau sebesar 31,1 yang menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi memberikan kontribusi terhadap variabel dependen Kinerja Manajerial sedangkan sisanya 68,9 dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian.

4.5.2 Hasil Uji Signifikasi Simultan Uji Statistik F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependennya yakni PPA, KSA, AP dan PA Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,618 a ,381 ,311 4,37858 a. Predictors: Constant, PA, PPA, AP, KSA b. Dependent Variable: KK 71 terhadap KK pada PT. INALUM Persero seperti ditunjukkan pada tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 413,756 4 103,439 5,395 ,002 b Residual 671,019 35 19,172 Total 1084,775 39 a. Dependent Variable: KK b. Predictors: Constant, PA, PPA, AP, KSA Sumber : Output SPSS 20 Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas didapat nilai F hitung sebesar 5,395 lebih besar dari F tabel sebesar 2,63 Lihat Lampiran 5 dengan signifikansi 0,002. Karena F hitung dari F tabel dan signifikansi jauh dibawah derajat kepercayaan 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa PPA, KSA, AP dan PA secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi KK.

4.5.3 Hasil Uji Signifikasi Parsial Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara individual parsial terhadap variabel dependennya. Berdasarkan output SPSS 20 secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial ditunjukkan pada tabel 4.17 sebagai berikut : 72 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11,200 8,856 1,265 ,214 PPA 1,146 ,270 ,695 4,241 ,000 KSA -1,042 ,488 -,446 -2,136 ,040 AP ,374 ,247 ,289 1,513 ,139 PA ,232 ,528 ,072 ,440 ,662 a. Dependent Variable: KK Sumber : Output SPSS 20 Dari tabel diatas terdapat dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yaitu PPA dan KSA. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi yang diperoleh dua variabel independen tersebut kurang dari 0,05. Pada variabel AP dan PA nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. - Hasil pengujian secara parsial PPA X 1 terhadap KK Y menunjukkan p value : 0,000 0,05 dan nilai t hitung pada variabel PPA yaitu sebesar 4,241 dengan signifikansi 0,000, sedangkan t tabel 1,685 Lihat Lampiran 6 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa PPA signifikan dan berpengaruh positif secara parsial terhadap KK maka hipotesis diterima. - Hasil pengujian secara parsial KSA X 2 terhadap KK Y menunjukkan p value : 0,004 0,05 dan nilai t hitung pada variabel 73 KSA yaitu sebesar -2,136 dengan signifikansi 0,004, sedangkan t tabel 1,685 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa KSA signifikan dan berpengaruh negatif secara parsial terhadap KK maka hipotesis tidak diterima. - Hasil pengujian secara parsial AP X 3 terhadap KK Y menunjukkan p value : 0,139 0,05 dan nilai t hitung pada variabel AP yaitu sebesar 1,513 dengan signifikansi 0,139, sedangkan t tabel 1,685 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa AP tidak signifikan dan berpengaruh positif secara parsial terhadap KK maka hipotesis tidak diterima. - Hasil pengujian secara parsial PA X 4 terhadap KK Y menunjukkan p value : 0,662 0,05 dan nilai t hitung pada variabel PA yaitu sebesar 0,440 dengan signifikansi 0,662, sedangkan t tabel 1,685 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa PA tidak signifikan dan berpengaruh positif secara parsial terhadap KK maka hipotesis tidak diterima. Dilihat dari tabel 4.17, persamaan regresi penelitian menjadi : Y = 11.200 + 1,146 X 1 - 1,042 X 2 + 0,374 X 3 + 0,232 X 4 Hal ini menunjukkan bahwa variabel lain diluar model masih berpotensi cukup besar untuk mempengaruhi kinerja manajerial, yakni sebesar 11.200. Partisipasi Penyusunan Anggaran adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja manajerial sebesar 1,146 kemudian diikuti oleh Akuntabilitas Publik dan Pengendalian Akuntansi sebesar 0,374 dan sebesar 74 0,232. Kejelasan Sasaran Anggaran tidak mempengaruhi kinerja manajerial karena bernilai negatif 1,042.

4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian dari penelitian ini, telah terbukti bahwa Partisipasi Penyusunan Anggaran PPA memiliki pengaruh yang signifikan dan positif secara parsial terhadap kinerja manajerial PT. INALUM Persero. Penilaian kinerja manajerial PT. INALUM Persero dilihat dari bagaimana partisipasi para pegawai dalam penyusunan anggaran yang sudah direncanakan dengan baik untuk dikelola lebih lanjut. Walaupun tidak signifikan, namun Akuntabilitas Publik dan Pengendalian Akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sehingga kedua variabel ini sangat diperlukan dalam mencapai tujuan perusahaan. Kejelasan Sasaran Anggaran tidak berpengaruh namun signifikan dikarenakan para pegawai belum mampu memberikan hasil yang baik dalam mengelola anggaran sebagaimana telah direncanakan sebelumnya terlebih lagi sebagian besar pegawai tamatan dari SMU. Berdasarkan hasil pengujian, maka hanya Partisipasi Penyusunan Anggaran yang konsisten terhadap kinerja manajerial berdasarkan penelitian dari Samuel 2008, Fittry 2011, dan Fladimir 2014. Sementara Kejelasan Sasaran Anggaran dalam penelitian ini tidak konsisten terhadap ketiga peneliti terdahulu. 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial di Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

33 209 111

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Keadilan Distributif Terhadap Kinerja Manajerial

3 17 66

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

1 4 109

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

1 6 99

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 8

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 3 47

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

0 0 13

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

0 1 3