Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Skala Pengukuran Variabel

39 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang berguna untuk mengukur hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variable mempengaruhi variable lain Umar, 2003:30. Penelitian assosiatif kausal juga memiliki arti yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variable atau lebih Sugiono,2007:11. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan apakah ada pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik, dan pengendalian akuntansi sebagai variable independen terhadap kinerja manajerial pada PT. Indonesia Asahan Aluminium Persero sebagai variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. INALUM Persero, berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama bulan Oktober 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesalahan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dibagi dalam suatu batasan operasional, antara lain: 40 a. Variabel Independen X adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran X1, Kejelasan Sasaran Anggaran X2, Akuntabilitas Publik X3, dan Pengendalian Akuntansi X4. b. Variabel Dependen Y adalah Kinerja Manajerial.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel. Definisi operasional yang digunakan untuk penelitian ini akan diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :

3.4.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran. Menurut Brownell 1982 dalam Fazli dan Muslim 2006:6, partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka.

3.4.2 Kejelasan Sasaran Anggaran

Kenis 1979 dalam Putra 2013 menjelaskan bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan salah satu karakteristik sistem penganggaran yang 41 menunjukkan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan dengan jelas dan spesifik agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh pihak yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada manajerial untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

3.4.3 Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas publik mengandung makna bahwa hasil dari suatu entitas kedalam bentuk fungsinya, program dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat public disclosure, dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan.

3.4.4 Pengendalian Akuntansi

Pengendalian akuntansi mencakup semua aspek dari transaksi-transaksi keuangan, dan memiliki tujuan umum yaitu mengendalikan anggaran dan harta perusahaan.

3.4.5 Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial menurut Robbins 2002:272 adalah ”faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi”. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, 42 pengawasan, pengaturanstaf, negoisasi, perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan. Table 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Partisipasi Penyusunan Anggaran X1 Partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, kemudian individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaranSupomo dan Indrianto, 1998. 1. Keterlibatan seluruh karyawan 2. Peluang kepercayaan 3. Pengaruh karyawan informasi 4. Kontribusi karyawan terhadap anggaran Likert Kejelasan Sasaran Anggaran X2 Kejelasan sasaran anggaran merupakan salah satu karakteristik sistem penganggaran yang menunjukkan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan dengan jelas dan spesifik agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. 1. Tujuan 2. Rencana kerja 3. Kepentingan perusahaan 4. Sasaran 5. Kelompok kerja Likert Akuntabilitas Publik X3 Akuntabilitas publik mengandung makna bahwa hasil dari suatu entitas kedalam bentuk fungsinya, program dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik harus dapat 1. Tanggung jawab 2. Kebijakan 3. Program anggaran 4. VisiMisi Likert 43 Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala dijelaskan dan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat public disclosure, dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan. 5. Prosedur alokasi dana 6. Hukum Peraturan Pengendalian Akuntasi X4 Pengendalian akuntansimencakupsemuaasp ekdaritransaksi-transaksi keuangan,dan memiliki tujuan umum yaitu mengendalikan anggaran dan harta perusahaan. 1. Kebijakan 2. Evaluasi 3. Target anggaran 4. Keputusan 5. Jangka waktu Likert Kinerja Manajerial Y Kinerja manajerial menurutRobbins 2002:272 adalah ”factor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi”. 1. Perencanaan 2. Investigasi 3. Koordinasi 4. Evaluasi 5. Pengawasan 6. Pemilihan Staff 7. Perwakilan Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah S kala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing masing item diberi range skor. Skala Liket ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. 44 Skala ini juga dapat dikatakan untuk menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala ukur tersebut pada umumnya ditempatkan berdampingan dengan pertanyaan atau pernyataan yang telah direncanakan, dengan tujuan agar responden lebih mudah mengecek maupun memberikan pilihan jawaban yang sesuai dengan pertimbangan mereka. Skala Likert memiliki lima tingkat jawaban yang sering digunakan sebagai berikut : Tabel 3.2 Instrument Skala Likert No. Skala Score 1 Sangat Setuju SS 5 2 Setuju S 4 3 Netral N 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber: Sugiyono 2010 45

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial di Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

33 209 111

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Keadilan Distributif Terhadap Kinerja Manajerial

3 17 66

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

1 4 109

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

1 6 99

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 8

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 3 47

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

0 0 13

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

0 1 3