Identifikasi Tumbuhan Kadar Lemak pada Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Herbarium Medanense MEDA, Jalan Bioteknologi No 1. Kampus USU, Medan. Disebutkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalahpakkat Calamus caesius Blume. famili Arecaceae. Surat hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 30.

4.2 Kadar Lemak pada Sampel

Dari hasil penelitian diperoleh kadar lemak pada pakkat segar, bakar dan rebus terhadap “dry basis” dan “wet basis” dapat dilihat pada Tabel 4.1. Data penimbangan dan penetapan kadar lemak pada pakkat segar, bakar dan rebus terhadap “dry basis” dan “wet basis” dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 45. Tabel 4.1 Kadar Lemak pada Sampel No. Sampel Kadar Lemak g100g 1. Pakkat Segar 5,50 ± 0,2302 a 1,74 ± 0,6048 b 2. Pakkat Bakar 3,84 ± 0,6855 a 1,17 ± 1,1693 b 3. Pakkat Rebus 2,06 ± 0,6048 a 0,64 ± 1,0887 b Keterangan: Data diatas merupakan rata-rata dari enam kali pengulangan a : dihitung terhadap ”dry basis” b : dihitung terhadap “wet basis” Universitas Sumatera Utara Data yang didapat kemudian dihitung berapa besar persentase penurunan kadarlemak pada pakkat segar terhadap “dry basis” dan “wet basis” Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 22 dan 23 pada halaman 59 dan 60. Tabel 4.2 Penurunan Kadar Lemak pada Pakkat Segar, Pakkat Bakar dan Pakkat Rebus Kadar Sampel g100g Penurunan Kadar PS PB PR PS ke PB PS ke PR 5,50 a 3,84 a 2,06 a 30,18 a 62,54 a 1,74 b 1,17 b 0,64 b 31,03 b 63,22 b Keterangan :PS = Pakkat Segar; PB = Pakkat Bakar; PR = Pakkat Rebus a : dihitung terhadap ”dry basis” b : dihitung terhadap “wet basis” Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan kadarlemak pada pakkat segar, bakar dan rebus yang diperoleh dari hasil analisis, baik terhadap “dry basis” maupun “wet basis”. Pengolahan dengan cara dibakar menyebabkan penurunan kadar lemak pakkat bila dihitung terhadap “dry basis” yaitu sebanyak 30,18 dan direbus sebanyak 62,54. Dan bila dihitung terhadap “wet basis” dengan cara dibakar menyebabkan penurunan sebanyak 31,03 dan direbus sebanyak 63,22. Menurut penelitian yang dilakukan Salamah 2012, mengenai kandungan mineral remis Corbicula javanica akibat proses pengolahan yang juga menganalisis kadar lemak menyatakan bahwa pengolahan memberikan penurunan terhadap kadar lemak, hal ini kemungkinan terjadi karena sifat lemak yang tidak tahan panas sehingga lemak terlarut bersama uap air yang terkandung didalam kulit pakkat, jadi saat dibakar kadar lemak yang terdapat didalamnya berkurang. Tingkat kerusakannya sangat bervariasi tergantung suhu yang digunakan serta lamanya waktu pengolahan. Universitas Sumatera Utara Menurut Tapotubun 2008, suhu dan waktu pemanasan memberikan efek pada kadar lemak produk, hal ini erat kaitannya dengan sifat lemak tersebut yang berbentuk padat pada suhu kamar sedangkan suhu yang dicapai pada perebusan adalah 100ºC sehingga lemak akan mencair dan hilang bersama-sama dengan air. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ginting 2015 diperoleh kadar lemak pada wortel sebesar 4,07 ± 0,2652 g100g, yang menunjukkan bahwa wortel memiliki kadar lemak yang rendah, sehingga sangat baik bagi orang-orang yang memiliki kolesterol yang tinggi. Hasil ini mendekati dengan kadar lemak pada pakkat bakar yaitu sebesar 3,84 ± 0,6855 g100g.

4.3 Kadar Serat Tak Larut pada Sampel