Penetapan Kadar Serat Tak Larut Analisis Data Secara Statistik .1 Penolakan Hasil Pengamatan

penangas air hingga kering. Pengeringan diteruskan dalam oven pada suhu 100ºC, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan. Kadar lemak dapat dihitung dengan rumus: Kadar Lemak = Berat cawan + lemak g – Berat cawan kosong g Berat sampel g x 100 Contoh perhitungan kadar lemak dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 41.

3.3.5 Penetapan Kadar Serat Tak Larut

Ditimbang lebih kurang 4 gram sampel kering, dimasukkan ke dalam selongsong yang terbuat dari kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam alat Soxhlet, kemudian dihubungkan dengan labu alas bulat 250 ml yang telah berisi 100 ml n-heksan, dipasang kondensor selanjutnya dialirkan air sebagai pendingin. Ekstraksi dilakukan lebih kurang selama 4 jam, sampai pelarut yang turun kembali ke dalam labu alas bulat berwarna jernih. Kemudian sampel dipindahkan kedalam erlenmeyer 600 ml, ditambahkan 200 ml H 2 SO 4 0,2 N, dihubungkan dengan kondensor, dididihkan selama 30 menit. Disaring dan dicuci residu dalam kertas saring dengan akuades mendidih sampai air cucian tidak bersifat asam lagi diperiksa dengan indikator universal. Dipindahkan residu ke dalam erlenmeyer 600 ml, kemudian ditambahkan larutan NaOH0,3 N sebanyak 200 ml, kemudian dihubungkan dengan kondensor, dididihkan selama 30 menit. Disaring dengan kertas saring yang diketahui beratnya, residu dicuci dengan larutan K 2 SO 4 10. Dicuci lagi residu dengan akuades mendidih dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml alkohol 95. Dikeringkan kertas saring dengan isinya dalam oven pada Universitas Sumatera Utara suhu 110 °C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan. Berat residu = Berat kertas saring dan residu – Berat kertas saring Kadar SeratTak Larut = berat residu g berat awal g x 100 Contoh perhitungan kadar serat tak larut dapat dilihat pada Lampiran 24 halaman 62. 3.3.6 Analisis Data Secara Statistik 3.3.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan Kadar lemak dan serat tak larut yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik. Menurut Sudjana 2005, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus: SD = � ∑Xi −X² n −1 Keterangan: Xi = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel N= Jumlah pengulangan Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t hitung = � ��−�� �� √� ⁄ � dan untuk menentukan kadar lemak dan kadar serat tak larut di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99, α = 0.01, dk = n-1, dapat digunakan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Kadar Lemak: μ = X ± tα2, dk x SD √n Keterangan: μ = Kadar sebenarnya X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = Interval kepercayaan n = Jumlah pengulangan Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Herbarium Medanense MEDA, Jalan Bioteknologi No 1. Kampus USU, Medan. Disebutkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalahpakkat Calamus caesius Blume. famili Arecaceae. Surat hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 30.

4.2 Kadar Lemak pada Sampel

Dari hasil penelitian diperoleh kadar lemak pada pakkat segar, bakar dan rebus terhadap “dry basis” dan “wet basis” dapat dilihat pada Tabel 4.1. Data penimbangan dan penetapan kadar lemak pada pakkat segar, bakar dan rebus terhadap “dry basis” dan “wet basis” dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 45. Tabel 4.1 Kadar Lemak pada Sampel No. Sampel Kadar Lemak g100g 1. Pakkat Segar 5,50 ± 0,2302 a 1,74 ± 0,6048 b 2. Pakkat Bakar 3,84 ± 0,6855 a 1,17 ± 1,1693 b 3. Pakkat Rebus 2,06 ± 0,6048 a 0,64 ± 1,0887 b Keterangan: Data diatas merupakan rata-rata dari enam kali pengulangan a : dihitung terhadap ”dry basis” b : dihitung terhadap “wet basis” Universitas Sumatera Utara