27 2.
Nelayan kaya B, yaitu nelayan yang memiliki kapal tetapi ia sendiri masih ikut bekerja sebagai awak kapal.
3. Nelayan sedang, yaitu nelayan yang kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi
dengan pendapatan pokoknya dari bekerja sebagai nelayan, dan memiliki perahu tanpa mempekarjakan tenaga dari luar keluarga.
4. Nelayan miskin, yaitu nelayan yang pendapatan dari perahunya tidak
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga harus ditambah dengan bekerja lain baik untuk ia sendiri atau untuk isteri dan anak-anaknya.
5. Nelayan pandega atau tukang kiteng.
2.3 Kemiskinan nelayan
2.3.1 Konsep kemiskinan
Menurut Setiadi 2006, kemiskinan merupakan masalah struktural dan multi dimensional, yang mencakup politik, sosial, ekonomi, asset dan lain-lain.
Dimensi-dimensi kemiskinan pun muncul dalam berbagai bentuk, seperti a Tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya,
masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumberdaya kunci yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan hidup mereka secara layak,
termasuk akses informasi. b Tidak terintegrasinya warga miskin ke dalam institusi sosial yang ada, sehingga mereka teralinasi dari dinamika masyarakat; c
Rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak dan d Rendahnya kepemilikan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
28 miskin ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk asset
kualitas sumberdaya manusia human capital, peralatan kerja, modal dana, perumahan, pemukiman dan sebagainya.
2.3.2 Bentuk-Bentuk Kemiskinan
Secara garis besar, kemiskinan dikelompokkan menurut sebab dan jenisnya. Menurut sebabnya asal mula, kemiskinan dibagi menjadi tiga macam
yaitu: 1.
Kemiskinan natural Kemiskinan natural atau yang disebut juga dengan kemiskinan alamiah
adalah keadaan miskin karena pada awalnya memang sudah miskin.Biasanya daerah yang mengalami kemiskinan natural adalah
daerah-daerah yang terisolir, jauh dari sumber daya-sumber daya yang ada.Sehingga perkembangan teknologi yang ada berjalan sangat
lambat.Contoh masyarakat yang mengalami kemiskinan natural adalah masyarakat yang tinggal di puncak-puncak gunung yang jauh dari
pemukiman warga.Sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan. 2.
Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya
faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau kelompok masyarakat sehingga membuatnya tetap melekat
pada kemiskinan. Berikut penuturan Kartasasmita mengenai kemiskinan kultural:
Universitas Sumatera Utara
29 Kemiskinan kultural ini mengacu pada sikap hidup seseorang atau
sekelompok masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan dan budaya dimana mereka merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa
kekurangan. Kelompok masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk
memperbaiki dan merubah tingkat kehidupannya.Akibatnya pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum. Selain itu
kemiskinan kultural ini terjadi karena faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros, dan
lainnya. 3.
Kemiskinan struktural Sedangkan yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau kelompok masyarakat terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil
sehingga mereka tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri dari perangkap kemiskinan.
2.3.3 Ciri Kemiskinan Nelayan