Kerangka Konseptual Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Hasil Audit Bpk Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

24 Variabel dependen : kinerja pemerintah daerah kepada pemerintah pusat berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Sedangkan opini audit dan temuan audit juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah otonomi baru.

2.3 Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah daerah kabupatenkota. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Mustikarini dan Fitriasasi 2012. Karakteristik pemerintah daerah terdiri dari ukuran, tingkat kekayaan, tingkat ketergantungan dan temuan audit BPK, untuk belanja modal dan opini Universitas Sumatera Utara 25 Skor Kinerja Pemerintah Daerah Hasil Pemeriksaan Audit Opini Audit TemuanAudit Karakteristik Pemerintah Tingkat Kekayaan Daerah Tingkat Ketergantungan pada Pusat Belanja Modal audit merupakan variabel tambahan. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menggambarkan model penelitian dan hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian. H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu menguji Apakah karakteristik pemerintah daerah dan hasil pemeriksaan audit BPK berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Karakteristik Pemerintah daerah terdiri dari Tingkat Kekayaan Daerah, Tingkat Ketergantungan pada Pusat dan Belanja Daerah, sedangkan Hasil pemeriksaan audit BPK terdiri dari Temuan Audit dan Opini Audit. Universitas Sumatera Utara 26

1. Pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap skor kinerja pemerintah daerah

Tingkat kekayaan daerah dicerminkan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD. Penelitian Saragih 2003 dalam Sumarjo 2010 menyatakan bahwa peningkatan PAD sebenarnya merupakan akses dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan yang positif akan mendorong investasi yang juga mendorong peningkatan perbaikan infrastruktur daerah. Peningkatan infrastruktur daerah diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang mencerminkan kinerja pemerintah daerah. Penelitian tentang PAD pernah dilakukan oleh Indrarti 2011 dan Virgasari 2009 yang mengungkapkan bahwa terdapat korelasi positif antara PAD dengan kinerja keuangan daerah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar total PAD maka dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Dari uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H1: Tingkat kekayaan daerah memiliki pengaruh positif terhadap skor kinerja pemerintah daerah 2. Pengaruh tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat terhadap skor kinerja pemerintahan daerah Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat dapat dilihat dari penerimaan Dana Alokasi Umum DAU.DAU diberikan pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD- nya. DAU ini bersifat Block Grant yang artinya penggunaan DAU diserahan kepada pemerintah daerah sesuai dengan prioritas, kepentingan, dan Universitas Sumatera Utara 27 kebutuhan daerah masing-masing yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Pemerintah pusat akan memantau pelaksanaan alokasi DAU sehingga dapat memacu pemerintah daerah agar meningkatkan kinerjanya.Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian Virgasari 2009 yang menyimpulkan bahwa DAU memiliki korelasi yang signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.Dari uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H2: Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat memiliki pengaruh positif terhadap skor kinerja pemerintah daerah.

3. Pengaruh belanja modal terhadap skor kinerja pemerintah daerah

Menurut Nugroho dan Rohman 2012 pemerintah akan melakukan pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana yang diperlukan oleh negara, yang tercermin di dalam belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja modal sangat erat kaitanya dengan investasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.Belanja modal yang besar merupakan cerminan dari banyaknya infrastruktur dan sarana yang dibangun. Sehingga semakin banyak pembangunan yang dilakukan akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kinerja daerah akan lebih baik. Maka dari itu, hipotesis pada penelitian ini adalah: H3 : Belanja modal berpengaruh positif terhadap skor kinerja pemerintah daerah Universitas Sumatera Utara 28

4. Pengaruh Temuan audit BPK terhadap skor kinerja pemerintah daerah

Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK terhadap laporan keuangan Pemda atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadapketentuan pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Semakin banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Pemda menggambarkan semakin buruknya kinerja Pemda tersebut. Dengan kata lain, semakin tinggi angka temuan audit, maka menunjukkan semakin rendahnya kinerja suatu Pemda. Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian Mustikarini dan Fitriasasi 2012 sendiri yang hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa temuan audit berpengaruh negatif terhadap skor kinerja Pemda kabupatenkota. Maka hipotesis pada penelitian ini adalah: H4 : Temuan audit berpengaruh negatif terhadap skor kinerja pemerintah daerah

5. Pengaruh opini audit BPK terhadap skor kinerja pemerintah daerah

Opini audit BPK digunakan menjadi indikator untuk menilai akuntabilitas sebuah entitas pemerintah, termasuk pemerintah daerah. Opini ini dapat menaikkan ataupun menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan yang disajikan oleh pihak yang diaudit, dalam hal ini entitas pemerintah daerah. Dengan kata lain, semakin wajar opini audit BPK maka seharusnya menunjukkan semakin tingginya kinerja suatu pemerintah daerah. Penelitian Virgasari 2009 dan Indrarti 2011 menunjukkan bahwa terdapat Universitas Sumatera Utara 29 hubungan antara opini audit BPK terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Dari uraian diatas maka hipotesis terakhir pada penelitian ini adalah : H5 : Opini Audit memiliki pengaruh positif terhadap skor kinerja pemerintah daerah Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang