37
3.6 Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan hasil publikasi BPK, buku-buku referensi, jurnal, skripsi, dan internet yang
berkaitan dengan topik bahasan penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode dokumentasi dari sumber data sekunder dengan mengumpulkan data pendukung dari buku-
buku referensi, jurnal, dan mengumpulkan data sekunder mencatat, dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pengujian statistik deskriptif. Pengujian ini terdiri atas penghitungan rata-rata mean, jumlah sum, simpangan baku
standard deviation, varian variance, rentang range nilai minimum dan maksimum masing-masing data sampel. Adapun persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut : �
�,�
= + +
+ +
+ +
Keterangan : �
�,�
= � = �
= �
� ℎ
= =
� ℎ
Universitas Sumatera Utara
38
= =
= � = �
= � = �
= � =
3.9 Pengujian Hipotesis 3.9.1 Uji Signifikansi Serempak f-test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang terdiri dari ukuran daerah, tingkat kekayaan daerah, tingkat
ketergantungan pada pusat, belanja daerah, temuan audit, dan opini audit secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu
Kinerja pemerintah daerah. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5 atau 0,05.
Bentuk pengujiannya sebagai berikut: a.
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya secara serempak tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pusat, belanja daerah, temuan
audit, dan opini audit berpengaruh tidak signifikan terhadap Skor Kinerja pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
39
b. H
a
: minimal satu b
i
≠ 0, artinya secara serempak tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pusat, belanja daerah, temuan
audit, dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap Skor Kinerja pemerintah daerah.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho diterima H
a
ditolak jika F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5 Ho ditolak H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
3.9.2 Uji Signifikansi Partial t-test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas, yaitu tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pusat, belanja daerah,
temuan audit, dan opini audit secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
derajat signifikansi sebesar 5 atau 0,05. Bentuk pengujiannya sebagai berikut: 1.
H : b
1
= 0, artinya tingkat kekayaan daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
H
a
: b ≠ 0, artinya tingkat kekayaan daerah berpengaruh signifikan
terhadap skor kinerja pemerintah daerah 2.
H : b
2
= 0, artinya tingkat ketergantungan pada pusat daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
H
a
: b
2
≠ 0,. artinya tingkat ketergantungan pada pusat berpengaruh signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
40
3. H
0 :
b
3
= 0, artinya belanja daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
H
a
= b
3
≠ 0, artinya belanja daerah berpengaruh signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
4. H
0 :
b
4
= 0, artinya temuan audit berpengaruh tidak signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
H
a
= b
4
≠ 0, artinya temuan audit berpengaruh signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
5. H
0 :
b
5
= 0, , artinya opini audit berpengaruh tidak signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
H
a
= b
5
≠ 0, artinya opini audit berpengaruh signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ho diterima. Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ha diterima.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, Estimator yang dikemukakan oleh
Gauss dan Markov dalam Situmorang dan Lufti 2012:100. Dalam asumsi klasik ada kriteria yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
41
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Apabila berbentuk lonceng maka
distribusi data tersebut dikatakan normal, yaitu tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya uji normalitas ini, maka penelitian bisa
digeneralisasikan pada populasi. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam melakukan uji normalitas yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan
pendekatan Kolmogorv-Smirnov Situmorang dan Lufti, 2012:101.
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut Situmorang dan
Lufti, 2012:108. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dilakukan melalui uji Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikansi diatas tingkat
kepercayaan 5, maka dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:116.
3.10.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai sebuah istilah korelasi antara serangkaian pengamatan atau observasi yang diurutkan berdasarkan waktu
Universitas Sumatera Utara
42
seperti dalam deret waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara variaber pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena
pengamatan yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya dan juga dikarenakan residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya Situmorang dan Lufti, 2012:120. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini menggunakan
Durbin-Watson Test. Berikut adalah kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi:
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision
dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif
Tolak 4
– dl d 4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak du d 4 – du
Sumber : Situmorang dan Lufti 2012:126
3.10.4 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi hubungan di antara variabel bebas dalam model
regresi Situmorang dan Lufti, 2012:133. Jika terdapat korelasi antara variabel
Universitas Sumatera Utara
43
bebas, maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan, jika tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi multikolinieritas. Pengujian terhadap ada
tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut :
a. Bila VIF 10 maka diduga memiliki masalah multikolinieritas
b. Bila VIF 10 tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Tolerance 0,1 maka diduga memiliki persoalan multikolinieritas
d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan melakukan pengujian menggunakan software pengolah data SPSS versi 21. Proses
pengolahan data dimulai dengan input variabel-variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah
ditentukan. Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling. Adapun populasi dan sampel pada penelitian ini adalah pemerintah daerah se-
indonesia yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten dan Kota. Sampel pada penelitian ini adalah KabupatenKota yang telah menyampaikan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah LKPD yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK dalam IHPS Semester II dan data Laporan Realisasi Anggaran.
Maka populasi dari penelitian ini adalah 474 kabupatenkota. Sedangkan Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitan ini adalah 53 sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah tercantum pada tabel 3.1.
4.2 Hasil Penelitian