Kesimpulan Saran Penelitian Terdahulu

60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah PAD, DAU, Belanja Modal, Opini Audit dan Temuan Audit secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Skor Kinerja pada Pemerintah daerah di Indonesia. Secara parsial menunjukkan bahwa PAD dan Opini berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap skor kinerja. DAU negatif dan signifikan terhadap Skor kinerja. Sedangkan Belanja Modal dan Temuan Audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Skor kinerja pada Pemerintah daerah di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan variabel karakteristik Pemda yang digambarkan melalui tingkat kekayaan, tingkat ketergantungan pada Pemerintah Pusat, dan belanja modal serta temuan dan opini audit BPK RI. Variabel tersebut hanya menjelaskan sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel-variabel penelitian, yang tidak terbatas pada aspek keuangan saja. 2. Penelitian terkendala pada updating data. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan data yang lebih baru sehingga diharapkan dapat Universitas Sumatera Utara 61 memberikan gambaran yang lebih terkini dan memberikan kesimpulan yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Karakteristik Pemerintah Daerah Suhardjanto dan Yulianingtyas 2011 mendefinisikankarakteristik pemerintah daerah merupakan ciri-ciri khusus yang melekatpada pemerintah daerah, menandai sebuah daerah, dan membedakannyadengan daerah lain. Karakteristik pemerintah daerah merupakan ciri-cirikhusus yang melekat pada daerah, menandai sebuah daerah danmembedakannya dengan daerah lain. Mustikarini dan Fitriasasi 2012 meneliti tentang karakteristik pemerintahdaerah dengan menggunakan ukuran size pemerintah daerah yangdiproksikan dengan total aset, tingkat kekayaan daerah yang diproksikandengan Pendapatan Asli Daerah PAD, tingkat ketergantungan kepadapemerintah pusat yang diproksikan dengan Dana Alokasi Umum DAU,belanja daerah. Suhardjanto dan Yulianingtyas 2011 menggunakan size,jumlah SKPD, dan status daerah sebagai proksi dari karakteristikpemerintah daerah. 1. Tingkat Kekayaan Daerah Kekayaan Pemda menggambarkan tingkat kemakmuran daerah tersebut Sinaga 2011. Kekayaan Pemda diproksikan dengan pendapatan asli daerah PAD. PAD sebagai salah satu penerimaan daerah yang bersumber dari wilayahnya sendiri yang mencerminkan tingkat kemandirian daerah Santosa dan Rahayu 2005. Sumber PAD Universitas Sumatera Utara 10 yang utama adalah pajak dan retribusi daerah yang berasal dari masyarakat masing-masing daerah. Dengan demikian, semakin besar PAD maka semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah, sehingga Pemda akan terdorong untuk melakukan pengungkapan secara lengkap pada laporan keuangannya agar transparan dan akuntabel. Mustikarini dan Fitriasasi 2012 menggunakan PAD dibandingkan dengan total pendapatan sebagai proksi pengukuran tingkat kekayaan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka pada penelitian ini variabel tingkat kekayaan diukur dengan rumus : �� = � ℎ � 2. Tingkat Ketergantungan pada Pusat Pada penelitian Mustikarini dan Fitriasari 2012, tingkat ketergantungan dengan pusat diukur dengan besarnya Dana Alokasi Umum DAU dibandingkan dengan total pendapatan.Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan Universitas Sumatera Utara 11 antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU diberikan pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD-nya. DAU ini bersifat Block Grant yang artinya penggunaan DAU diserahan kepada pemerintah daerah sesuai dengan prioritas, kepentingan, dan kebutuhan daerah masing-masing yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Pemerintah pusat akan memantau pelaksanaan alokasi DAU sehingga dapat memacu pemerintah daerah agar meningkatkan kinerjanya. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Indararti 2011 yang mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara DAU dengan kinerja keuangan daerah. Begitu juga dengan penelitian Virgasari 2009 yang menyimpulkan bahwa DAU memiliki korelasi yang signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Maka variabel tingkat ketergantungan pada pusat diukur dengan rumus : � = � � 3. Belanja Modal X 4 Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 belanja modal adalah total belanja yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk Universitas Sumatera Utara 12 digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga belibangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.Menurut Standar Akuntansi Pemerintah SAP, pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Kementrian Keuangan Republik Indonesia melalui Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan 2012 menyatakan rasio belanja modal terhadap total belanja daerah mencerminkan porsi belanja daerah yang dibelanjakan untuk membiayai belanja modal. Dimana realisasi belanja modal akan memiliki multiplier effect dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Maka pada penelitian ini variabel belanja modal diukur dengan rumus : � = � Universitas Sumatera Utara 13

2.1.2 Hasil Pemeriksaan Audit BPK

Audit adalah proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya pelaksanaan ditetapkan Pramono,2008. Keyakinan publik pada keandalan laporan keuangan yang dihasilkan secara internal bergantung secara langsung pada validasi oleh auditor ahli yang independen. Audit dilakukan oleh auditor internal dan auditor eksternal. Audit eksternal juga disebut sebagi audit independen karena dilakukan oleh kantor akuntan publik yang independen dari manajemen perusahaan kliennya. Undang-Undang No.15 tahun 2004 UU No.152004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyatakan bahwaPemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasiyang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkanstandar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara. Pemeriksaan keuangan negara dilakukan oleh Badan Pemeriksa KeuanganBPK dan terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja danpemeriksaan dengan tujuan tertentu. Hasil dari pemeriksaan yang dilakukanBPK tersebut berupa opini, temuan, kesimpulan atau dalam bentukrekomendasi. Pada penelitian ini hasil pemeriksaan audit yang digunakan sebagai variabel yakni : 1. Temuan Audit Universitas Sumatera Utara 14 Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK terhadap laporan keuangan Pemda atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian yang dilakukan oleh Bernstein 2000, menyimpulkan adanya hubungan antara pengukuran kinerja pemerintah daerah dan sistem pengawasan, termasuk audit kinerja dan evaluasi program. Semakin banyak pelanggaran yang dilakukan pemerintah daerah menggambarkan semakin buruknyasemakin tidak efisien kinerja pemerintah daerah tersebut.Pada penelitian Mustikarini dan Fitriasasi 2012, temuan audit BPK diukur dengan temuan audit dalam rupiah dibandingkan dengan total anggaran belanja. Konsisten dengan penelitian yang dilakukan Mustikarini dan Fitriasasi 2012, variabel temuan audit BPK penelitian ini menggunakan rumus : = ℎ 2. Opini Audit Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Opini BPK dapat menjadi tolak ukur indikator untuk menilai akuntabilitas sebuah entitas pemerintah. Opini ini dapat menaikkan ataupun menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan yang disajikan oleh pihak yang Universitas Sumatera Utara 15 diaudit, dalam hal ini entitas pemerintah daerah. Dengan kata lain, Jika sebuah daerahmendapatkan opini audit yang positif maka akan meningkatkan tingkatkepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan keuangan. Sebaliknyajika opini audit yang didapatkan negatif maka akan menurunkankepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan keuangan. Pada penelitian ini opini audit yang mendapatkan WTP dan WDP akan diberi nilai 1 dan yang mendapatkan nilai selain WTP dan WDP akan diberi nilai 0

2.1.3 Kinerja Pemerintah Daerah

Kinerja pemerintah daerah adalah realisasi pengeluran output terhadap realisasi penerimaan. Penggunaan rasio efisiensi yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sumarjo, 2010. Kinerja keuangan dikatakan efisien apabila rasio yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan kinerja dikatakan tidak efisien apabila rasio yang dihasilkan semakin besar. Pengukuran kinerja organisasi merupakan komponen penting yang memberikan motivasi dan arah serta umpan balik terhadap efektivitas perencanaan dan pelaksanaan proses perubahan dalam suatu organisasi. Mardiasmo 2006, sektor publik tidak bisa lepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai oleh penyedia jasa dan barang-barang publik. Universitas Sumatera Utara 16 Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud, yakni : 1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. 2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan 3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan Ulum, 2009. Dalam pengukuran kinerja Pemda, digunakan istilah Indikator Kinerja Kunci IKK untuk operasionalisasi evaluasi atas aspek-aspek umum yang disepakati oleh para pengambil kebijakan. IKK menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 73 Tahun 2009 adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Mustikarini dan Fitriasari 2012 melakukan peneitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah KabupatenKota di Indonesia Tahun Anggaran 2007 ”. Variabel Independen yang digunakan adalah Ukuran Daerah,Tingkat Kekayaan Universitas Sumatera Utara 17 Daerah, Tingkat Ketergantungan pada Pusat, Belanja modal dan Temuan audit. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran, tingkat kekayaan dan tingkat kertergantungan pada pusat berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah, sedangkan belanja modal dan temuan audit berpengaruh negatif terhap kinerja pemerintah daerah. Santosa dan Rahayu 2005 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Asli Daerah PAD dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Oto nomi Daerah di Kabupaten Kediri”. Variabel independennya adalah pengeluaran pembangunan, penduduk dan PDRB. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Pengeluaran Pembangunan, Penduduk, PDRB memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap PAD. Adapun yang mempunyai pengaruh paling besar yaitu variabel penduduk sebesar 8,049. Sinaga dan Prabowo 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Di Internet Secara Sukarela Oleh Pemerintah Daerah”. Variabel independennya adalah kompetisi politik, ukuran pemerintahan daerah, leverage, kekayaan pemerintahan daerah, dan tipe pemerintahan daerah. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik Logistic Regression. Hasil dari penelitian ini adalah jenis pemerintah Kabupaten signifikan berpengaruh negatif terhadap pelaporan keuangan internet secara sukarela oleh pemerintah daerahdan faktor lain, sepertikompetisi politik , ukuran, leverage, kekayaan , tidak mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 18 pelaporan keuangan internet secara sukarela oleh pemerintah daerah secara signifikan. Suhardjanto dan Yulianingtyas 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ”. Variabel Independennya adalah Ukuran Daerah Size, Jumlah SKPD dan Status Daerah.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil peneltian menunjukkan bahwa jumlah anggotaparlemen sebagaivariabel kontrolmerupakan prediktorsignifikanuntuk tingkatkepatuhanpengungkapanwajibterhadapSAP, sementaraukuran,jumlahSKPD, dan jenispemerintah daerah tidak mempengaruhikepatuhanpengungkapanwajiblaporan keuangan Sumardjo 2010 melaukan penelitian dengan judul “Pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap Kinerja keuangan pemerintah daerah Studi Empiris pada Pemerintah Daerah KabupatenKota di Indonesia ”. Variabel independennya adalah Ukuran Pemerintah Daerah, Kemakmuran Pemerintah Daerah, Ukuran Legislatif , leverage, intergovernmental revenue. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran size pemerintah daerah, leverage, dan intergovermental revenue berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara 19 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 2005 Purbayu Budi Santosa dan Retno Puji Rahayu Analisis pendapatan asli daerah pad dan faktor-faktor yang mempengaruhiny a dalam upaya pelaksanaan otonomi daerah di kabupaten kediri Variabel Independen : pengeluaran pembangunan, penduduk dan PDRB Variabel dependen : Pendapatan Asli Daerah Hasil dari penelitian ini adalah variabel Pengeluaran Pembangunan, Penduduk, PDRB memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap PAD. Adapun yang mempunyai pengaruh paling besar yaitu variabel penduduk sebesar 8,049. 2010 Hendro Sumardjo Pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap Variabel independen : Ukuran Pemerintah Hasil penelitian ini ukuran size pemerintah daerah, leverage, Universitas Sumatera Utara 20 Kinerja keuangan pemerintah daerah Studi Empiris pada Pemerintah Daerah KabupatenKota di Indonesia Daerah, Kemakmuran Pemerintah Daerah, Ukuran Legislatif , leverage, intergovernmenta l revenue Variabel dependen : kinerja keuangan pemerintah daerah dan intergovermental revenue berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. 2011 Yurisca Febriyanty Sinaga dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah Variabel Independen : kompetisi politik, ukuran pemerintahan daerah, leverage, kekayaan pemerintahan daerah, dan tipe pemerintahan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pemerintah Kabupaten signifikan berpengaruh negatif terhadap pelaporan keuangan Universitas Sumatera Utara 21 daerah Variabel dependen : pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah internet secara sukarela oleh pemerintah daerah Dan faktor lain, sepertikompetisi politik , ukuran, leverage, kekayaan , tidak mempengaruhi pelaporan keuangan internet secara sukarela oleh pemerintah daerah secara signifikan 2011 Djoko Suhardjant o dan Rena Rukmita Yulianingt Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Variabel Independen : Ukuran Daerah Size, Jumlah SKPD, Status Daerah Hasil peneltian menunjukkan bahwa jumlah anggotaparlemen sebagaivariabel kontrolmerupaka Universitas Sumatera Utara 22 yas Wajib Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris pada KabupatenKota di Indonesia Variabel dependen : Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Variabel Kontrol : Lokasi Pemerintah Daerah dan Jumlah Anggota DPRD n prediktorsignifik anuntuk tingkatkepatuhan pengungkapanwa jibterhadapSAP, sementaraukuran ,jumlahSKPD, dan jenispemerintah daerah tidak mempengaruhike patuhanpengung kapanwajiblapor an keuangan 2012 Widya Astuti Mustikarin i dan Debby Fitriasari Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Variabel Independen : Ukuran Daerah,Tingkat Kekayaan Daerah, Tingkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran, tingkat kekayaan dan tingkat kertergantungan Universitas Sumatera Utara 23 Kinerja Pemerintah Daerah KabupatenKota di Indonesia Tahun Anggaran 2007 Simposium Nasional Akuntansi XV;Banjarmasin Ketergantunga pada Pusat, Belanja modal, Temuan audit Variabel dependen : Kinerja Pemerintah Daerah pada pusat berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah, sedangkan belanja modal dan temuan audit berpengaruh negatif terhap kinerja pemerintah daerah 2015 Henanda Bimo Noviando Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan HasilPemeriksaa n audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Otonomi Baru di Indonesia Variabel independen : Ukuran daerah, tingkat kekayaan daerah, ketergantungan terhadap pemerintah pusat, opini audit dan temuan audit Hasil analisis menunjukan bahwa karakteristik pemerintah daerah yang diukur dengan tingkat kekayaan daerah dan ketergantungan Universitas Sumatera Utara 24 Variabel dependen : kinerja pemerintah daerah kepada pemerintah pusat berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Sedangkan opini audit dan temuan audit juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah otonomi baru.

2.3 Kerangka Konseptual