Toksisitas Tembaga Zink Zn
sampai keabuan. Cu termasuk golongan logam berwarna merah, serta mudah berubah bentuk. Unsur tembaga di alam bisa ditemukan dalam bentuk logam bebas, tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk senyawa padat bentuk mineral. Tembaga bisa masuk ke lingkungan melalui jalur alamiah dan nonalamiah. Pada jalur alamiah, logam mengalami
siklus perputaran dari kerak bumi kedalam lapisan tanah, kedalam makhluk hidup, kedalam kolom air, mengendap, dan akhirnya kembali lagi kedalam kerak bumi. Namun,
kandungan alamiah logam berubah-ubah tergantung pada kadar pencemaran yang dihasilkan oleh manusia maupun karena erosi alami. Sedangkan jalur nonalamiah dari
unsur tembaga ini masuk kedalam tatanan lingkungan akibat aktivitas manusia, antara lain berasal dari buangan industri yang menggunakan bahan baku Cu, industri galangan
kapal, industri pengolahan kayu, serta limbah rumah tangga. Widowati, 2008 Garam-garam tembaga divalen, misalnya tembaga klorida, tembaga sulfat, dan
tembaga nitrat, bersifat sangat mudah larut dalam air, sedangkan tembaga karbonat, tembaga hidroksida dan tembaga sulfida bersifat tidak mudah larut dalam air. Apabila
masuk kedalam perairan alami yang alkalis, ion tembaga akan mengalami presipitasi dan mengendap sebagai tembaga hidroksida dan tembaga karbonat. Kadar tembaga pada
kerak bumi sekitar 50 mgkg Moore, 1991. Sumber alami tembaga adalah chalcopyrite CuFeS
2
, copper sulfide CuS
2
, malachite [Cu
2
CO
3
OH
2
], dan azurite [Cu
3
CO
3 2
OH
2
]. Novotny dan Olem, 1994 Tembaga merupakan satu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme.
Dalam jumlah kecil, Cu diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah, namun dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah, selain itu dapat
menyebabkan kerusakan pada hati. Sutrisno, 2004