oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan sebagainya, parameter biologi keberadaan plankton, bakteri dan lain sebagainya dan parameter radioaktif.
2.1.3.1. Parameter Fisika
Parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, warna dan bau, kecerahan dan kekeruhan, konduktivitas, padatan total, padatan
terlarut, padatan tersuspensi, dan salinitas. Parameter fisika pada air, yaitu sebagai berikut:
1. Suhu
Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan, terutama apabila temperatur
tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 10-15°C, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis air dari sumber-sumber air akan
mempengaruhi temperatur ini. Disamping itu, temperatur pada air akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme
dan virus. Sutrisno, 2004 2.
Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Nilai
kekeruhan maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu sebesar 5 skala NTU. Kekeruhan dapat disebabkan karena adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempengaruhi proses penyaringan dan mengurangi efektivitas pada proses
penjernihan air. Effendy, H. 2003 Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak
disenangi karena rupanya. Terdapatnya suhu, intensitas bau, rasa dan kekeruhan yang melebihi standar yang ditetapkan dapat menimbulkan kekhawatiran terkandungnya
bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksik terhadap manusia. Sutrisno, 2004
3. Warna dan Bau
Warna dan bau pada air minum disebabkan karena bahan-bahan terlarut dan tersuspensi baik berupa organik maupun anorganik. Standar kualitas air minum yang baik adalah
tidak berwarna
dan tidak
berbau. Berdasarkan
PERMENKES No.492MENKESPERIV2010 kadar maksimum warna yang diperbolehkan pada air
minum sebesar 15 TCU. Menurut Effeny 2003, warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya dan warna tampak. Warna sesungguhnya adalah warna yang
disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Sedangkan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.
4. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi
Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami penguapan dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan tersuspensi total yaitu bahan-bahan tersuspensi
biasanya memiliki diameter sebesar 1 m. Padatan tersuspensi total terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Padatan terlarut total adalah bahan-bahan terlarut
dengan ukuran diameter yaitu 10
-6
mm yang berupa senyawa-senyawa kimia. Effendy, H. 2003
2.1.3.2. Parameter Kimia