53
menerus. Menurut istilah psikologi, stress berkepanjangan ini disebut stress kronis. Stress kronis sifatnya menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh
kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan. Stress kronis umumnya terjadi di seputar masalah ketidakpuasan kerja. Akibatnya, orang akan terus-menerus
merasa tertekan dan kehilangan harapan.Hal ini dapat memicu terjadinya karoushi terhadap pekerja.
3.3 Usaha-usaha mengatasi karoushi
Karoushi yang terjadi di Jepang sudah menjadi permasalahan besar.
Karena setiap tahunnya jumlah korban karoushi terus bertambah. Untuk itu Pemerintah Jepang telah melakukan segala cara untuk mengatasi masalah
karoushi ini. Mulai dari penanggulangan yang ringan sampai kepada hal-hal yang berat dan rumit.
Di dalam Undang-Undang Standar Perburuhan di Jepang pasal 39, dalam setahun, seorang pekerja bisa mengambil cuti selama 10 hari, tetapi pada
perusahaan yang berpegawai di bawah 300 orang, cuti bisa diambil hanya 6 hari per tahunnya. Jumlah cuti ini bertambah satu hari tiap satu tahun, mencapai batas
20 hari. Sesuai dengan Standar perburuhan pelaksanaan sistem libur Sabtu- Minggu, hanya 6,7 yang menerapkan sistem ini. Bila sistem ini benar-benar
diterapkan, maka rata-rata jam kerja per minggu berkisar 40 jam. Pada kenyataannya, pekerja yang bekerja di perusahaan elektronik, bekerja dalam 1
minggu selama 51 jam 6 menit, begitu pula dengan parapekerja pabrik mereka bekerja selama enam hari seminggu dan hanyamemperoleh libur pada hari
minggu. Mereka biasanya kerja 12-15 jam sehari, maka dalam seminggu mereka
Universitas Sumatera Utara
54
terbiasa bekerja 48- 60 jam dan ini belum termasuk lembur.Berarti banyak dari perusahaan-perusahaan yang belum menerapakan sistem ini Kunio, 2001:46.
Kasus karoushi yang dihadapi oleh masyarakat Jepang mengakibatkan kondisi ekonomi Jepang tahun 2007 menurun hampir 2,7 triliun yen atau sekitar
Rp288,4 triliun. Penurunan ini merujuk pada hilangnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya biaya perawatan atas karoushi yang dialami.Menurut studi
pemerintah, masyarakat yang meninggal akibat karoushi umumnya berusia antara 20 tahun hingga 45 tahun. Mereka sebenarnya masih dalam kelompok usia
produktif dan bisa mendatangkan pendapatan sekitar 1,9 triliun yen hingga mereka mencapai usia pension. Selain itu, Pemerintah Jepang mengatakan
masalah karoushimembuat negara Jepang menghabiskan hampir US32 miliar atau sekitar Rp28,8 triliun sepanjang tahun2007 hingga saat ini untuk membuat
solusi-solusi guna menekan angka bunuh diri di Jepang. Pemerintah Jepang juga melakukan tindakan pencegahankaroushi terhadap
para salary manatau pekerja. Pemerintah melakukan tindakan seperti menyediakan nomor telepon darurat untuk dapat menerima keluh-kesah para
sarariman , buku petunjuk untuk mengurangi stress yang dibagikan kepada
masyarakat Jepang terutama yang bekerja dalam suatu perusahaan, hingga membuat undang-undang yang memberikan sejumlah uang atau asuransi ke para
janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi. Selain itu, pemerintah juga akan menugaskan sejumlah penasehat di pusat informasi tenaga kerja di
seluruh Jepang, agar dapat memberi bantuan kepada masyarakat Jepang yang dilanda masalah hutang berkepanjangan atau untuk masyarakat yang telah
kehilangan pekerjaan sehingga tidak memiliki pendapatan tetap.
Universitas Sumatera Utara
55
Pada tahun 2010, Pemerintah Jepang meluncurkan kampanye Anti Karoushi
sebagai upaya untuk menekan tingginya jumlah kasus kematian di Jepang.Kampanye yang dilakukan pemerintah mencakup penggunaaan media
internet dan papan reklame untuk menghimbau masyarakat agar lebih peka terhadap tanda-tanda perilaku yang tidak normal yang dilakukan oleh orang di
sekitarnya. Segara upaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang guna menangani
masalah karoushi
ini merupakan bentuk pengelolaan secara
organisasional.Pemerintah selaku pengambil keputusan melakukan wewenangnya dalam pembuatan kebijakan yang berhubungan dengan masalah ini. Saluran
telpon yang disediakan pemerintah guna menangani keluh kesah sarariman merupakan suatu bentuk pengelolaan organisasional dengan cara membangun
komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Selain itu, bantuan pemerintah Jepang bentuk asuransi dan dana yang disediakan untuk mereka yang
kehilangan pekerjaan dan terlilit utang merupakan bentuk dari program kesejahteraan yang dapat diketegorikan sebagai tindakan pengelolaan stres
organisasional. Ada banyak cara yang dilakukan pemerintah Jepang dalam menangani
kasus karoushi di Jepang. Tindakan yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai tindakan pengelolaan stres secara organisasional seperti melakukan kampanye
Anti karoushi, menyiapkan saluran telpon dalam menghadapi keluh kesah pegawai, membagikan buku untuk mengurangi stres, dan memberikan dana
kesejahteraan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
56
Pemerintah Jepang, menerbitkan undang-undang baru yang akan memaksa para karyawan untuk berlibur. Para karyawan di Jepang sangat malas untuk
mengambil cuti. Sepanjang 2013, mereka hanya mengambil kurang dari separuh jatah cuti. Dengan peraturan baru ini, Pemerintah Jepang berharap bisa
meningkatkan angka liburan para karyawan hingga 70 persen pada 2020.Pada masa pertumbuhan ekonomi yang tak menentu ini, banyak perusahaan Jepang
yang meminta para karyawannya bekerja lebih keras. Banyak karyawan muda yang harus bekerja lembur lebih dari 100 jam selama satu bulan.Namun, hampir
dua pertiga karyawan di Jepang ternyata enggan mengambil jatah cuti karena mereka merasa sungkan dengan para rekan kerjanya. Menurut hasil studi Institut
Pelatihan Kebijakan Tenaga Kerja Jepang, lebih dari separuh karyawan di negeri itu mengatakan bahwa mereka tak sempat berlibur karena beban kerja yang terlalu
banyak. Para karyawan itu juga mengatakan, mereka yang mengambil cuti pada
masa kesulitan ekonomi seperti saat ini berisiko dianggap sebagai seseorang yang tak memiliki komitmen. Alhasil, kasus-kasus karoshi atau meninggal dunia
karena bekerja terlalu keras kini menimpa semua lapisan karyawan, mulai dari yang berusia tua hingga muda.Saat ini, para karyawan di Jepang memiliki hak 10
hari cuti setahun. Jumlah hari cuti itu bertambah sehari setiap tahun hingga mencapai angka maksimal, yaitu 20 hari setahun. Undang-undang baru itu setelah
diberlakukan nanti diharap bisa membuat pihak pengelola perusahaan memastikan karyawan mereka mengambil jatah cuti tahunan.
Pemerintah Jepang mengatakan, undang-undang baru itu dibuat untuk mencegah beban kerja yang terlalu banyak dan memungkinkan para karyawan
Universitas Sumatera Utara
57
memiliki keseimbangan dalam kehidupan serta pekerjaan.Jepang telah mempelajari Rancangan Undang Undang tersebut selama beberapa tahun
terakhir.Dorongan yang muncul kuat sejak 2012 atas konsensus yang berkembang bahwa biaya kesehatan, sosial dan produktivitas dari budaya kerja ekstrim di
Jepang sangat tinggi.Sebagian penyebab dari permasalahan ini adalah banyak orang khawatir terhadap sentimen negatif yang berkembang dari rekan kerjanya
apabila ia mengambil hak cutinya, dampak nyata dari budaya tradisional Jepang yang lebih mengutamakan keharmonisan.
Buruh wanita yang bekerja di kantor seperti Eriko Sekiguchi mendedikasikan hidupnya pada pekerjaan sehingga tampak sulit baginya untuk
pulang meninggalkan pekerjaan. Inilah tipe umum dan kekuatan di balik perusahaan di Jepang. Hal ini memiliki dampak sosial dimana wanita seperti
Eriko Sekiguchi khawatir bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.Budaya “gila kerja” dan keterkaitannya terhadap pasangan di Jepang untuk tidak memiliki anak
telah lama dituding sebagai penyebab utama menurunnya angka kelahiran secara drastis di Jepang, yang dampaknya dapat merusak kemapanan negara dengan
perekonomian ketiga terbesar di dunia ini. Bekerja hingga mati adalah tragedi yang sangat umum terjadi hingga
menyebabkankaroushi. Pemerintah memperkirakan terdapat 200 kematian karoushi
per tahun dengan penyebab seperti serangan jantung, atau pendarahan diotak setelah bekerja selama berjam-jam tanpa istirahat.Ini belum termasuk
banyaknya kasus depresi mental dan kasus bunuh diri tak terhitung yang termasuk kematian karoushi.
Universitas Sumatera Utara
58
Undang Undang yang baru ini akan mengurangi jam lembur dan mendorong orang tua untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak
mereka selama liburan musim panas misalnya, dimana pada saat itu sekolah- sekolah diliburkan.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan