Wawancara dengan Informan II

2.2 Wawancara dengan Informan II

Hari Tanggal : Rabu 16 Februari 2010 Waktu : 12.18 pm Lokasi : Bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi Keterangan P : Penulis I 2 : Informan 2 P : Siang Pak I 2 : Siang, tapi jangan pangggil Pak Panggil abang saja P : Iya Bang, saya mohon bantuannya yah bang. I 2 : Iya, apa yang harus saya jawab? P : Begini Bang, saya ingin meneliti tentang automasi perpustakaan khususnya pada bagian sirkulasi ini. Jadi pertama saya ingin mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses peminjaman koleksi pada Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi ini Bang? I 2 : Proses peminjamannya karena ada automasi semua jadi serba otomatis, serba mudah, serba ringkas, malah dalam satu transaksi tidak memakan waktu sampai 5 menit. Tapi kalau manual iya lama. P : Tadi seperti yang Bapak Ef, masih ada buku yang belum di barcode nya Bang? I 2 : Iya masih, kalo saya perkirakan ada 40 lagi buku yang belum di Barcode. Tapi itu buku-buku lama, tingkat pemakaian terhadap buku itu juga gak terlalu tinggi. Gak terlalu banyak yang suka meminjam buku-buku lama itu, tapi yah kadang jika pas datang ramai nya juga, saya juga sedikit repot. P : Hmm, kalau proses pengembalian buku nya gimana Bang? Universitas Sumatera Utara I 2 : Proses pengembaliannya juga malah lebih cepat, karena tinggal scan kartu angggota, scan buku yang dipinjam Selesai Gak perlu mematikan magnet buku Tapi yah, belum semua buku juga yang dimagnet Malah kadang saya lupa untuk menggosokan punggung bukunya, belum terbiasa saya. Apalagi kan ada buku yang ada magnet nya ada yang gak nya P : Kalau perpanjangan waktu peminjaman gimana Bang? I 2 : Pokoknya dengan adanya automasi ini, pekerjaan saya jadi sangat terbantu karena semua serba dimudahkan. P : Gak ada masalah yang ditimbulkan dengan adanya automasi yah Bang pada bagian sirkulasi ini? I 2 : Sejauh ini belum, tapi yah karena belum semuanya koleksi-koleksi di perpustakaan ini memiliki barcode, jadi agak terasa ribet aja kalo harus satu mencatatnya manual satu lagi gak P : Kalau prosedur penagihan koleksi nya gimana Bang? I 2 : Tinggal lihat data dikomputer ini, lalu menghubungi si peminjam melalui nomor handphone-nya Jika si peminjam masih tidak datang untuk mengembalikan buku, maka perpustakaan akan mengirimkan surat tagihan ke alamat si peminjam yang tertera pada daftar keanggotaan. Jika masih tidak dihiraukan juga si peminjam akan dikenakan sanksi dikeluarkan dari keanggotaan perpustakaan setelah pihak perpustakaan langsung data ke alamat si peminjam untuk menagih buku. Semua proses ini sangat terbantu dengan adanya automasi karena data anggota perpustakaan dapat dengan mudah dicari pada daftar keanggotaan. Intinya Pekerjaan ini jadi lebih mudah dan gak ribet. P : Selain mudah, apalagi manfaat yang bisa dirasakan dalam proses penagihan dengan diterapkannya automasi pada perpustakaan ini Bang? I 2 : Data yang didapat sangat tepat. Jadi saya tidak perlu melakukan cek ulang atas informasi yang saya dapat. Universitas Sumatera Utara P : O begitu yah Bang. Kalau dengan adanya automasi ini, apakah bagian sirkulasi bisa memperkecil kekeliruan dalam penagihan koleksi yang seharusnya dikembalikan pengunjung? I 2 : Oh tentu, karena semua data jelas tersimpan di komputer ini. Kalau dulu saya pernah malahan salah nagih buku ke si peminjam. yang harusnya ditagih tu peminjam bernama A, eh saya malah nagih ke sipeminjam yang meminjam buku dengan judul yang sama tapi masih belum jatuh tempo. Gak lucu ya kan? Yang ada saya jadi malu, yah walaupun masih dalam tahap penagihan lewat handphone, tapi tetap saja saya malu. P : Jadi intinya, dengan adanya automasi sirkulasi bisa memperkecil kekeliruan dalam penagihan koleksi perpustakaan yah Bang? I 2 : Iya, sangat bisa memperkecil, karena tingkat kesalahannya bisa diminimalkan. P : Bagaimana dengan proses pembayaran sanksidenda Bang? I 2 : Ha, saya rasa dalam teorinya pasti dengan automasi proses pembayaran sanksi dan denda akan berjalan lancar, tanpa ada pihak satu pun yang dirugikan, tanpa adanya kekeliruan pustakawan dalam menjumlahkan nominal denda yang harus dibayar, karena semua tertera jelas di komputer. Tapi sampai saat ini, Perpustakaan Bung Hatta tidak begitu mengaplikasikannya. P : Maksudnya Bang ? I 2 : Iya, di bagian sirkulasi ini kalau masalah dendasanksi selalu dilimpahkan keputusannya sama Bapak Ef. Disini lebih memikirkan segi kemanusiaannya, jadi nominal sanksi nya relatif. Misalnya si peminjam A sudah telat mengembalikan buku selama 1 bulan, kan perharinya dikenakan Rp.500,- kalau dikalikan 30 hari kan jadi Rp. 15.000,- , ha kalau 3 bulan kan bisa Rp.45.000 tapi itu gak pernah diminta segitu. Paling hanya sebagian saja, mengingat kondisi si peminjam adalah mahasiswa, atau lebih tepatnya untuk pengenaan nominal sanksi kadang Universitas Sumatera Utara dilihat background nya juga. Pemberian sanksi nya hanya untuk memberikan efek jera bagi sipeminjam yang terlamabat itu aja. P : Oh gitu yah Bang. Selain sanksi terhadap keterlambatan pengembalian koleksi, pelanggaran apa lagi yang membuat Perpustakaan memberikan sanksi kepada pengguna Bang? I 2 : Biasanya sanksi diberikan kepada penguna yang mengembalikan koleksi dalam keadaan rusak, menghilangkan bahan pustaka, mencuri bahan pustaka. P : O gitu kalau pelanggaran tata tertib perpustakaan bagaimana Bang? I 2 : Biasanya kalo untuk pelanggaran tata tertib jarang yah yang dikenakan sanksi, paling diberi teguran saja. Pemberian sanksi ini paling sering diberlakuka n bagi si peminjam yang terlambat mengembalikan bahan pustaka. P : Okelah, saya udah dapat gambaran, makasih yah Bang Tapi kalau nanti ada kendala, saya mohon bantuan Abang lagi yah I 2 : Sama-sama. Yah sebagai kesimpulannya menurut saya dengan automasi yang diterapkan pada perpustakaan Bung Hatta ini, terutama bagian sirkulasi sangat membantu sekali, semua kegiatan sirkulasi dimudahkan, waktu pertransaksi atau kegiatan lainnya mudah dan sangat cepat, sehingga lebih hemat waktu dan efisien. P : Iya Bang, sekali lagi saya ucapkan terimakasih.

2.3 Wawancara dengan Informan III