Persiapan pasien Pelaksanaan penelitian

3.6 CARA KERJA

3.6.1 Persiapan pasien

a. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, seluruh sampel dinilai ulang dan dimasukkan ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi. b. Kepada pasien dijelaskan pada saat kunjungan pemeriksaan para bedah tentang rencana tindakan pembiusan spinal dan prosedur penelitian meliputi pemeriksaan hemodinamik. c. Sampel dibagi secara acak menjadi 2 kelompok yaitu Kelompok A yang akan diberikan HES setelah induksi spinal anestesi coload dan Kelompok B yang akan diberikan kristaloid setelah induksi spinal anestesi coload. Lalu dilakukan randomisasi tersamar ganda oleh relawan I yang sudah dilatih. d. Randomisasi dilakukan dengan cara blok, masing-masing blok terdiri dari 6 subjek, dengan jumlah kemungkinan kombinasi sekuens sebanyak 20 terlampir. Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk menentukan sekuens yang sesuai. Kemudian pilihlah 3 angka dengan digit 2 ke bawah dari angka pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomer amplop. e. Cairan disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi. Setelah melakukan randomisasi dan menyiapkan cairan, relawan tersebut memberikan kepada relawan II di dalam amplop putih untuk diberikan pada hari pelaksanaan penelitian.

3.6.2 Pelaksanaan penelitian

a. Setelah pasien tiba di ruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembedahan, dan akses infus. Dilakukan pemasangan dua kanul infus dengan abbocath no.18G, satu jalur intravena untuk masuk cairan rumatan dan abbocath no 14G, satu jalur intravena untuk masuknya Universitas Sumatera Utara b. Kemudian pasien dibawa ke kamar operasi, lalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, laju nadi, laju nafas, saturasi oksigen dan temperatur. Tidak ada diberikan sedasi sebelum dilakukan tindakan anestesi. c. Pada kedua kelompok dilakukan pemasangan monitor yang menilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, MAP Mean arterial Pressure, denyut jantung DJ, dan saturasi O2 serta dilakukan ganjal panggul kanan. d. Pada kelompok A, RL diganti menjadi HES dengan dosis 10 mlkb BB selama 15 menit setelah spinal anestesi. Pada kelompok B, pasien diberikan kristaloid dengan dosis 30 mlkb BB selama 15 menit setelah spinal anestesi. e. Setelah pemberian cairan secara cepat tersebut, infus diganti dengan RL dosis 5 mlkb BBjam pada kedua grup. f. Tingkat dermatom dari blok sensorik dinilai dengan kasa alkohol dengan waktu 5, 10, 15 menit setelah penyuntikan lokal anestesi. Hipotensi dinyatakan bila terjadi penurunan sistolik lebih dari 20. g. Hemodinamik diukur pada menit 1, 5, 10, 15 setelah spinal anestesi. Ketika hipotensi terjadi, maka diatasi dengan pemberian efedrine 10 mg. h. Bradikardi dinyatakan bila denyut jantung 60xmenit dan diatasi dengan pemberian atropin 0,5 mg. i. Hasil utama yang dievaluasi adalah tekanan darah terendah, insidensi hipotensi, dan jumlah efedrin yang digunakan untuk mengatasi hipotensi tersebut.

3.7 IDENTIFIKASI VARIABEL

Dokumen yang terkait

Perbedaan Perubahan Strong Ion Difference Plasma Setelah Pemberian Larutan Ringer Asetat Malat Dibanding Ringer Laktat Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal

3 90 99

Perbandingan Efektivitas Antara Hydroxyethyl Starch (HES) 130/0.4 Dengan Efedrin 10 mg Dalam Mencegah Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesarea Dengan Anestesi Spinal

3 41 91

Perbandingan Efek Anestesi Spinal dengan Anestesi Umum terhadap Kejadian Hipotensi dan Nilai APGAR Bayi pada Seksio Sesarea | Flora | Jurnal Anestesi Perioperatif 304 1044 1 PB

0 1 12

Insidensi dan Faktor Risiko Hipotensi pada Pasien yang Menjalani Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung | Rustini | Jurnal Anestesi Perioperatif 745 2771 1 PB

0 0 8

Efek Penggunaan Leg Wrapping terhadap Kejadian Hipotensi Se Anestesi Spinal pada Pasien Seksio Sesarea | Putri | Jurnal Anestesi Perioperatif 903 3290 1 PB

0 0 7

PERBANDINGAN EFEK EFEDRIN PERORAL DAN EFEDRIN INTRAMUSKULER SEBAGAI PROFILAKSIS TERHADAP HIPOTENSI PADA ANESTESI SPINAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 54

Perbandingan Efek Pemberian Cairan Kristaloid Sebelum Tindakan Anestesi Spinal (Preload) dan Sesaat Setelah Anestesi Spinal (Coload) terhadap Kejadian Hipotensi Maternal pada Seksio Sesarea | Fikran | Jurnal Anestesi Perioperatif 818 3048 1 PB

0 1 7

Perbandingan Efek Pemberian Norepinefrin Bolus Intravena dengan Norepinefrin Infus Kontinu dalam Tatalaksana Hipotensi, Laju Nadi, dan Nilai APGAR pada Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal | Sumardi | Jurnal Anestesi Perioperatif 375 1248 1 PB

0 1 10

Perbandingan antara Penggunaan Asam Amino dan Ringer Laktat terhadap Penurunan Suhu Inti Pasien yang Menjalani Operasi Laparotomi Ginekologi dengan Anestesi Umum | Hujjatulislam | Jurnal Anestesi Perioperatif 606 2088 1 PB

0 0 7

PERBEDAAN PERUBAHAN STRONG ION DIFFERENCE PLASMA SETELAH PEMBERIAN LARUTAN RINGER ASETAT MALAT DIBANDING RINGER LAKTAT PADA PASIEN SECTIO CAESARIA DENGAN ANESTESI SPINAL TESIS

0 1 21