Molaritas, Molalitas, dan Ekuivalen Osmolaritas, Osmolalitas, dan Tonisitas Distribusi cairan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Semua sel dan jaringan tubuh mausia terendam dalam cairan yang komposisinya mirip dengan air laut, yang mencerminkan awal evolusi manusia. Agar fungsi sel berlangsung normal komposisi cairan harus relatif konstan. Komposisi cairan tersebut terdiri dari air dan zat terlarut baik yang termasuk elektrolit ataupun yang non elektrolit dimana keduanya saling berhubungan dan saling menyeimbangkan. Cairan dalam tubuh manusia terbagi manjadi cairan intraselular dan ekstraselular, dan cairan ekstraselular dibagi menjadi cairan interstisial dan intravaskular. Semua pembagian ini pada prinsipnya saling menyeimbangkan. Jika tubuh melewati batas kompensasinya maka diperlukan sejumlah besar cairan intravena untuk mengkoreksi kekurangan cairan. Jika kompensasi ini tidak terjadi atau tidak adanya penanganan yang adekuat maka akan berdampak perfusi ke jaringan akan terganggu bahkan akan mengakibatkan kematian jaringan.

2.1 Molaritas, Molalitas, dan Ekuivalen

Satu mol menyatakan berat molekul yang dinyatakan dalam gram. Satu milimol 11000 dari 1 mol, atau beratnya dinyatakan dalam miligram. Molaritas adalah jumlah mol dari zat terlarut perliter larutan. Molalitas menyatakan mol dari zat terlarut per kilogram pelarut. Ekuivalensi biasanya digunakan pada zat yang mengandung ion. Jumlah ekuivalen dari sebuah ion dalam larutan adalah jumlah mol dikalikan dengan muatannya valensi. 6,9

2.2 Osmolaritas, Osmolalitas, dan Tonisitas

Osmosis adalah proses pergerakan dari air yang melewati membran semipermeabel yang disebabakan oleh perbedaan konsentrasi. Proses pergerakan air ini dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Tekanan osmotik adalah daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut didalamnya. Tekanan osmotik tergantung dari jumlah zat yang tak terlarut didalamnya. Satu osmol sama dengan satu mol pada zat yang tidak dapat dipisahkan. Perbedaan 1 mili osmol per liter antara dua larutan menghasilkan tekanan osmotik sebesar 19,3 mmHg. Osmolaritas dari larutan adalah sama dengan jumlah osmol per Universitas Sumatera Utara liter larutan, dimana osmolalitas sama dengan jumlah osmol per kilogram pelarut.Tonisitas adalah istilah yang sering dipertukarkan dengan osmolaritas dan osmolalitas. Sebenarnya, tonisitas menggambarkan efek dari larutan terhadap volume sel. Larutan isotonik tidak mempunyai efek terhadap volume sel, sedangkan larutan hipotonik dan hipertonik akan meningkatkan dan menurunkan volume sel. 6,9

2.3 Distribusi cairan

tubuh Komponen terbesar tunggal dari tubuh adalah air. Air bersifat pelarut bagi semua yang terlarut. Air tubuh total atau total body water TBW adalah persentase dari berat air dibandingkan dengan berat badan total, bervariasi menurut kelamin, umur, dan kandungan lemak tubuh. Air membentuk sekitar 60 dari berat seorang pria dan sekitar 50 dari berat badan wanita. 1 Berikut ini adalah tabel persentase air TBW berdasarkan umur; Tabel 2.3.1 Air tubuh total dalam presentase berat badan Bayi baru lahir 75 Dewasa Pria 20-40 tahun 60 Wanita 20-40 tahun Usia lanjut 60+ tahun 50 45-50 Jaringan lemak pada dasarnya bebas air. Oleh karena itu jika dibandingkan dengan orang gemuk dengan kurus maka orang gemuk memiliki TBW yang relaif kecil. Jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi. Maka jika wanita dibandingkan dengan pria, akan ditemukan bahwa TBW pria lebih besar karena sedikit jaringan lemak dan banyaknya masa otot. 9 Air didistribusikan antara dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran sel. Pada orang dewasa kira-kira 40 berat badannya atau 23 dari TBWnya berada di cairan intrasel atau intracellular fluid ICF dan sisanya 13 dari TBW atau 20 berada cairan ekstra sel atau extraxellular fluid ECF. Cairan ekstrasel terbagi lagi kedalam kompartemen cairan Universitas Sumatera Utara intravaskular IVF sebesar 5 dari TBW dan cairan interstisial ISF sebesar 15. Sebesar 1-2 tergolong kedalam cairan transeluler seperti cairan serebrospinal, intraokular dan sekresi saluran cerna dan kesemua bagian ini memiliki komposisi elektrolit masing-masing. 6,9 Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terlarut dan tidak bermuatan lisrtrik yang terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen, kardondioksida dan asam-asam organik. Garam yang terurai didalam air menjadi satu atau lebih partikel-partikel bermuatan disebut ion atau elektrolit. Elektrolit tubuh terdiri dari natrium Na + , kalium K + , kalsium Ca 2+ , magnesium Mg 2+ , klorida Cl - , bikarbonat HCO3 - , fosfat HPO4 2- dan sulfat SO4 2- . Ion yang bermuatan posisitf disebut kation dan yang bermuatan negatif disebut anion 9 . Dibawah ini adalah tabel komposisi elektrolit yang mengisi masing-masing kompartemen. Tabel 2.3.2 Komposisi cairan elektrolit Extracellular Gram-Molecular Weight Intracellular mEqL Intravaskular mEqL Interstitial mEqL Sodium 23.0 10 145 142 Potasium 39.1 140 4 4 Calcium 40.1 1 3 3 Magnesium 24.3 50 2 2 Chloride 35.5 4 105 110 Bicarbonate 61.0 10 24 28 Phosphorus 31.0 1 75 2 2 Protein gdL 16 7 2 Universitas Sumatera Utara

2.4 Cairan intraselular

Dokumen yang terkait

Perbedaan Perubahan Strong Ion Difference Plasma Setelah Pemberian Larutan Ringer Asetat Malat Dibanding Ringer Laktat Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal

3 90 99

Perbandingan Efektivitas Antara Hydroxyethyl Starch (HES) 130/0.4 Dengan Efedrin 10 mg Dalam Mencegah Hipotensi Pada Pasien Seksio Sesarea Dengan Anestesi Spinal

3 41 91

Perbandingan Efek Anestesi Spinal dengan Anestesi Umum terhadap Kejadian Hipotensi dan Nilai APGAR Bayi pada Seksio Sesarea | Flora | Jurnal Anestesi Perioperatif 304 1044 1 PB

0 1 12

Insidensi dan Faktor Risiko Hipotensi pada Pasien yang Menjalani Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung | Rustini | Jurnal Anestesi Perioperatif 745 2771 1 PB

0 0 8

Efek Penggunaan Leg Wrapping terhadap Kejadian Hipotensi Se Anestesi Spinal pada Pasien Seksio Sesarea | Putri | Jurnal Anestesi Perioperatif 903 3290 1 PB

0 0 7

PERBANDINGAN EFEK EFEDRIN PERORAL DAN EFEDRIN INTRAMUSKULER SEBAGAI PROFILAKSIS TERHADAP HIPOTENSI PADA ANESTESI SPINAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 54

Perbandingan Efek Pemberian Cairan Kristaloid Sebelum Tindakan Anestesi Spinal (Preload) dan Sesaat Setelah Anestesi Spinal (Coload) terhadap Kejadian Hipotensi Maternal pada Seksio Sesarea | Fikran | Jurnal Anestesi Perioperatif 818 3048 1 PB

0 1 7

Perbandingan Efek Pemberian Norepinefrin Bolus Intravena dengan Norepinefrin Infus Kontinu dalam Tatalaksana Hipotensi, Laju Nadi, dan Nilai APGAR pada Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal | Sumardi | Jurnal Anestesi Perioperatif 375 1248 1 PB

0 1 10

Perbandingan antara Penggunaan Asam Amino dan Ringer Laktat terhadap Penurunan Suhu Inti Pasien yang Menjalani Operasi Laparotomi Ginekologi dengan Anestesi Umum | Hujjatulislam | Jurnal Anestesi Perioperatif 606 2088 1 PB

0 0 7

PERBEDAAN PERUBAHAN STRONG ION DIFFERENCE PLASMA SETELAH PEMBERIAN LARUTAN RINGER ASETAT MALAT DIBANDING RINGER LAKTAT PADA PASIEN SECTIO CAESARIA DENGAN ANESTESI SPINAL TESIS

0 1 21