Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

B. Organ – Organ PT

Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris. 40

1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

Untuk lebih jelasnya penulis akan kemukakan satu persatu. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar. 41 RUPS merupakan organ perseroan yang kedudukannya adalah sebagai organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 1 angka 4. Akan tetapi, apabila kita melihat pada bunyi kalimat “memegang sagala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris”, maka kekuasaan yang dimaksud diatas sebenarnya kekuasaan RUPS adalah tidak mutlak. Artinya, kekuasaan tertinggi yang diberikan oleh undang- undang kepada RUPS tidak berarti RUPS dapat melakukan lingkup tugas dan wewenang yang telah diberikan undang-undang dan anggaran dasar kepada Direksi dan Komisaris. Kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh RUPS hanya mengenai wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa Direksi atau Komisaris mempunyai wewenang yang 40 Pasal 1 ayat 2 UUPT 41 Pasal 1 ayat 4 UUPT Universitas Sumatera Utara tidak dipengaruhi oleh RUPS. Tugas, kewajiban, wewenang dari setiap organ termasuk RUPS sudah diatur secara mandiri otonom di dalam Undang-undang no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Setiap organ diberi kebebasan bergerak asal semuanya dilakukan demi tujuan dan kepentingan Perseroan. Instruksi dari organ lain, misalnya RUPS, dapat saja tidak dipenuhi oleh direksi meskipun direksi diangkat oleh RUPS sebab pengangkatan direksi oleh RUPS tidak berarti bahwa wewenang yang dimiliki direksi merupakan pemberian kuasa atau bersumber dari pemberian kuasa dari RUPS kepada direksi melainkan wewenag yang ada pada direksi adalah bersumber dari undang-undang dan anggaran dasar. 42 RUPS dapat diselenggarakan dengan 2 dua macam RUPS, yaitu sebagai berikut: Oleh karena itu, RUPS tidak dapat mencampuri tindakan pengurusan perseroan sehari-hari yang dilakukan direksi sebab tindakan direksi semata-mata adalah untuk kepentingan perseroan, bukan untuk RUPS. 43 a. RUPS Tahunan, yang diselenggarakan dalam waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku. b. RUPS lainnya, yang dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. Penyelenggaraan RUPS secara tahunan dan sewaktu-waktu pada prinsipnya yang berwenang menyelenggarakan adalah direksi, kecuali direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara direksi dan perseroan, maka 42 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum tanggung jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002, hal 58 43 Pasal 78 UU no. 40 tahun 2007 Universitas Sumatera Utara pemanggilan dilakukan oleh komisaris. Penyelenggaraan RUPS tersebut menurut Pasal 79 ayat 1 UUPT dapat pula terjadi karena dimohon oleh satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 110 sepersepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah atau suatu jumlah yang lebih kecil sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar perseroan yang bersangkutan. Jadi, prakarsa menyelenggarakan RUPS disini datang dari pemegang saham. Bahkan menurut Pasal 80 ayat 1 UUPT pemohon dapat diberi izin oleh Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk : a. Menetapkan pemberian izin kepada pemohon. b. Melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut. Ketentuan ini merupakan control dari pemegang saham yang diberikan oleh undang-undang atas pengurusan dan pengawasan yang dilakukan oleh direksi dan komisaris melalui ketua Pengadilan Negeri yang berwenang member izin. Ketua Pengadilan Negeri dapat memerintahkan direksi atau komisaris unruk hadir dalam RUPS tersebut bahkan dapat juga menentukan bentuk, isi, dan jangka waktu pemanggilan RUPS serta menunjuk ketua rapat tanpa terikat pada ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas dan anggaran dasar. Selanjutnya, guna kepentingan penyelenggaraan RUPS, direksi melakukan pemanggilan kepada para pemegang saham dengan mengacu pada ketentuan sebagai berikut: 44 44 Pasal 82 UU no. 40 tahun 2007 Universitas Sumatera Utara a. Pemanggilan RUPS dilakukan paling lambat 14 empat belas hari sebelum RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. b. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat danatau dengan iklan dalam surat kabar. c. Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan. d. Perseroan wajib memberikan salinan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 kepada pemegang saham secara Cuma-Cuma jika diminta. e. Dalam hal pemanggilan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, dan panggilan tidak sesuai dengan ketentuan ayat 3, keputusan RUPS tetap sah jika semua pemegang saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. Bagi perseroan terbuka, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 83 UUPT, sebelum dilakukan pemanggilan RUPS, wajib didahului dengan pengumuman mengenai akan diadakan pemanggilan RUPS dalam 2 dua surat kabar harian dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pengumuman ini dilakukan paling lambat 14 empat belas hari sebelum pemanggilan RUPS. Keputusan RUPS menganut asas diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila berdasarkan musyawarah tidak dapat Universitas Sumatera Utara dicapai, maka keputusan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak biasa dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah. Sedangkan apa yang dimaksud dengan suara terbanyak biasa menurut penjelasan Pasal 87 UUPT adalah jumlah suara yang lebih banyak dari kelompok suara lain tanpa harus mencapai lebih dari setengah keseluruhan suara dalam pemungutan suara tersebut.

2. Direksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 170 122

Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Helvetia

11 76 97

Penerapan Prinsip – Prinsip Good Governance Dalam Pelayan Publik Studi Kantor Camat Medan Marelan

12 80 76

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kab. Kuantan Singingi, Riau)

2 61 112

Implementasi Prinsip Kehati-Hatian Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara

35 350 429

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Karyawan Di Bagian Administrasi Umum Rumah Sakit Umum Daerah DR. Zainoel Abidin Banda Aceh

11 96 111

Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) (Studi Pada Kantor PTPN III (Persero) Tanjung Morawa)

10 50 131

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening
( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia)

1 33 101