pelaksanaannya, Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan implementasi GCG.
C. Permasalahan yang muncul Studi Kasus
Akhir-akhir ini Corporate Governance menjadi suatu buzzword yang semakin banyak didengungkan. Banyak pihak bertanya, bagaimana kita mengetahui
apakah suatu perusahaan sudah dapat menerapkan prinsip-prinsip Corporate Governance secara baik? Tampaknya tidak sulit bagi perusahaan untuk menyatakan
bahwa pihaknya sudah mentaati prinsip-prinsip dasar Corporate Governance yang
mencerminkan azas transparansi, akuntabilitas, respontabilitas, indepedensi, dan kewajaran. Namun sesungguhnya perlu dilakukan suatu penilaian atau assessment
yang sistematis untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah sungguh-sungguh melaksanakan Corporate Governance.
116
Rekor Corporate Governance yang kokoh merupakan hal yang semakin menarik bagi investor dan anggota komunitas keuangan lainnya. Sebagai tambahan,
sebuah penelitian mengemukakan bahwa investasi yang terkait dengan Corporate Governance dapat juga mempunyai dampak positif pada akhirnya. Studi yang luas
mengenai industri asuransi di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa untuk setiap dolar yang terinvestasi dalam program anti-penggelapan asuransi, maka
pengembalian atas investasi tersebut hampir sebesar 7. Analisa tolak ukur dan
116
Penilain Praktek Mandiri Good Corporate Governance http: www.cic-
fcgi.orgbooksindo_assflash , yang diakses tanggal 1 September 2009
Universitas Sumatera Utara
penelitian oleh General Counsel Roundtable juga menemukan bahwa setiap tambahan pengeluaran untuk kepatuhan menghasilkan penghematan bagi organisasi
rata-rata sebesar 5.21 dalam peningkatan upaya penghindaran kewajiban hukum, kerugian terhadap reputasi organisasi dan kehilangan produktifitas.
Menurut survei Asian Development Bank Bank Pembangunan Asia, Good Corporate Governance memberi bukti bahwa Corporate Governance sangat berarti
bagi kinerja sebuah organisasi yang dengan seketika juga mencerminkan nilai perusahaan. Meskipun tidak dipersyaratkan oleh para pihak yang berwenang
regulators, praktek-praktek terbaik Corporate Governance uang dilaksanakan secara inisiatif oleh dewan perusahaan secara intern adalah untuk meningkatkan nilai
korporasi secara keseluruhan. Untuk itu, sebenarnya sudah ada beberapa alat tools yang dapat digunakan
sebagai penilaian mandiri self assessment apakah corporate Governance pada suatu perusahaan sudah baik. Salah satu alat untuk melakukan penilaian mandiri tersebut
dikembangkan oleh FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia. Alat itu berwujud seperangkat kuisioner yang dapat diisi sendiri oleh perusahaan dan
selanjutnya perusahaan memberikan penilaian atau skor secara obyektif terhadap jawabannya itu.
Melalui kuisioner tesebut, perusahaan dapat melakukan penilaian atau assessment pada beberapa bidang Corporate Governance, dimana pada masing-
Universitas Sumatera Utara
masing bidang tersebut dilakukan pembobotan. Dalam kuisioner FCGI tersebut, pembobotan dilakukan pada 5 bidang, yaitu :
117
1. Hak-hak Pemegang Saham 20;
2. Kebijakan Corporate Governance 15;
3. Praktek-praktek Corporate Governance 30;
4. Pengungkapan Disclosure 20;
5. Fungsi Audit 15.
Dalam Hak Pemegang Saham, dapat dinilai apakah perusahaan :
1. Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST dalam
waktu 6 bulan setelah akhir tahun buku; 2.
Telah menyerahkan kepada para pemegang saham sebuah pemberitahuan mengenai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan paling lambat 28 hari
sebelum RUPTS diadakan; 3.
Telah mendorong para pemegang saham untuk menghadiri RUPTS dan mempergunakan hak suaranya;
4. Telah memberikan cukup kesempatan kepada para pemegang saham untuk
mengajukan pertanyaan dalam RUPTS.
117
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Dalam Kebijakan Good Corporate Governance, dapat dinilai apakah
perusahaan : 1.
Telah memiliki peraturan tertulis mengenai Corporate Governance yang menjelaskan hak-hak para pemegang saham, tugas dan tanggung jawab
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris; 2.
Telah mendirikan suatu organ misalkan Dewan Komisaris yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan
tertulis Corporate Governance tersebut ; 3.
Telah memiliki peraturan tertulis mengenai perilaku kode etik bagi karyawan ;
4. Telah memiliki peraturan tertulis mengenai perilaku kode etik yang telah
didiseminasi dan dilaksanakan dengan baik.
Dalam Praktek-Praktek Corporate Governance, dapat dinilai apakah
perusahaan ; 1.
Dewan Direksi melaksanakan rapat berkala secara konsisten dengan Dewan Komisaris ;
2. Memiliki Anggaran Dasar bagi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris yang
mengatur pelaksanaan pengambilan keputusan ; 3.
Terdapat sebuah rencana strategis dan sebuah rencana operasional yang memberi bimbingan kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya ;
Universitas Sumatera Utara
4. Dewan Direksi dan Dewan Komisaris telah diberi pelatihan atau memiliki
latar belakang yang layak agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya ; 5.
Para anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi tidak terlibat dalam suatu bentrokan kepentingan ;
6. Memiliki sistem penilaian kinerja bagi Dewan Direksi maupun bagi Dewan
Komisaris.
Dalam Kebijakan dan Praktek-Praktek Pengungkapan, dapat dinilai apakah
perusahaan : 1.
Memberikan para pemegang saham dan analisis keuangan akses yang sama untuk informasi keuangan ;
2. Telah memberi penjelasan yang layak mengenai risiko-risiko usaha ;
3. Telah secara layak mengungkapkan remunerasi dan atau sistem remunerasi
untuk Dewan Direksi dan Dewan Komisaris ; 4.
Telah mengungkapkan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang terkait ; 5.
Telah menggunakan internet untuk mengungkapkan semua informasi sehubungan dengan sistem Corporate Governance perusahaan.
Dalam Audit, dapat dinilai apakah perusahaan :
1. Telah memiliki audit intern yang efektif ;
2. Telah diaudit oleh sebuah akuntan public yang independen ;
3. Telah memiliki komite audit yang efektif yang bekerja berdasarkan piagam
audit yang terinci ;
Universitas Sumatera Utara
4. Telah mengembangkan komunikasi yang efektif antara audit intern, audit
ekstern dan komite audit. Kuisioner ini bertujuan agar dipergunakan oleh setiap perusahaan untuk
meyakinkan umum mengenai Corporate Governancenya. Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mempublikasikannya melalui booklet tentang
Penilaian Mandiri Praktek Good Corporate Governance. Publikasi ini adalah bentuk kepedulian dan partisipasi aktif FCGI untuk ikut serta dalam pembangunan nasional,
hal mana pengembangan GCG di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. FCGI yang didirikan pada tanggal 8 Februari 2000 oleh Asosiasi Emiten Indonesia AEI ,
Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia IAMI , Asosiasi Eksekutif Keuangan Indonesia IFEA , Masyarakat Transparansi Indonesia MTI dan Indonesian
Netherlands Association INA telah sangat berhasil dalam mendukkung peningkatan Corporate Governance di berbagai perusahaan. FCGI telah
mengorganisir sejumlah lokakarya dan pelatihan, baik yang umum maupun In Company Presentation, serta telah membantu banyak perusahaan dalam
meningkatkan sistem Corporate Governance mereka.
118
Sebagai forum yang terbuka, FCGI bersifat inklusif terhadap asosiasi- asosiasi bisnis dan profesi. Hingga saat ini, asosiasi bisnis dan profesi yang
tergabung dalam FCGI adalah berjumlah 12 dua belas . Para anggota FCGI tersebut adalah Asosiasi Emiten Indonesia AEI , Ikatan Akuntan Manajemen
Indonesia IAMI , Asosiasi Eksekutif Keuangan Indonesia IFEA , Masyarakat
118
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Transparansi Indonesia MTI dan Indonesian Netherlands Association INA , Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia APEI , Institute of Internal Auditors IIA –
Indonesian Chapter, Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern FKSPI , Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA , Masyarakat Profesi Penilaian
Indonesia MAPPI , Corporate Leadership Development Institute CLDI , dan IKAI Ikatan Komite Audit Indonesia .
Sebagai tambahan, terdapat 4 lembaga yang merupakan pengamat aktif terhadap FCGI adalah The Indonesian Society for Independent Commissioners
ISICOM , The Jakarta Initiative Task Force JITF , Partnership for Governance Reform in Indonesia, Solidarity of Professionals for Reform SPUR .
Tujuan utama didirikannya FCGI adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan prinsip-prinsip dan aturan mengenai Corporate Governance
kepada dunia bisnis di Indonesia dengan mengacu kepada international best practice sehingga mereka dapat memperoleh manfaat dalam melaksanakan prinsip dan aturan
yang sesuai dengan standar Good Corporate Governance GCG . Hasil pengisian kuisioner yang ada dalam lampiran skripsi ini hendaknya
ditanggapi secara hati-hati. Ada beberapa alas an yang mendasari hal ini : Pertama, Good Corporate Governanve bukan hanya pertanyaan apakah perusahaan telah
memiliki proses yang tepat, akan tetapi lebih dari sekedar itu yaitu apakah proses- proses yang dipersyaratkan tersebut dijalankan secara efektif dalam rangka
menciptakan Good Corporate Governance. Oleh karena itu suatu penilaian diperlukan untuk menafsirkan angka yang diperoleh dalam menjawab pertanyaan-
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan kuisioner ini, yang sebagian besar jawabannya adalah “ya“ atau “tidak”. Kedua, karena kuisioner ini ditujukan untuk setiap perusahaan dalam pengertian
yang luas, maka jangakauan pertanyaan-pertanyaannya pun bersifat luas pula. Sehingga, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlampau mendetil ditujukan pada
permasalahan-permasalahan Corporate Governance yang dihadapi perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang industri tertentu. Akhirnya,
sebagaimana umumnya penilaian mandiri, penilaian dalam mengevaluasi kuisioner yang telah diisi sangat tergantung pada pengetahuan., pengalaman dan objektivitas
para pihak yang bertanggung jawab untuk mengisi kuisioner ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab – bab sebelumnya dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut : 1.
Kewenangan Direksi Perseroan dalam melaksanakan pengurusan perusahaan, bahwasanya Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Kewenangan Direksi untuk mewakili Perseroan adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas,
anggaran dasar, atau keputusan RUPS. Keputusan RUPS tersebut tidak boleh bertentangan dengan ketentuan UUPT dan atau anggaran dasar Perseroan
2. Dalam GCG, prinsip Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
Bahwasanya, prinsip good corporate governance merupakan kaedah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem
pengelolaan BUMN yang sehat.
Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
Universitas Sumatera Utara