9. Melaksanakan hak dan kewajiban yang sama dengan pemegang saham
lainnya dalam hal Negara juga sebagai pemegang saham perusahaan.
B. Peranan Dunia Usaha
1. Menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat terwujud iklim
usaha yang sehat, efisien dan transparan. 2.
Bersikap dan berperilaku yang memperlihatkan kepatuhan dunia usaha dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan.
3. Mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme KKN.
4. Meningkatkan kualitas struktur pengelolaan dan pola kerja perusahaan yang
didasarkan pada asas GCG secara berkesinambungan. 5.
Melaksanakan fungsi ombudsman untuk dapat menampung informasi tentang penyimpangan yang terjadi pada perusahaan. Fungsi ombudsman dapat
dilaksanakan bersama pada suatu kelompok usaha atau sektor ekonomi tertentu.
C. Peranan Masyarakat
1. Melakukan kontrol sosial dengan memberikan perhatian dan kepedulian
terhadap pelayanan masyarakat yang dilakukan penyelenggara Negara serta terhadap kegiatan dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh dunia usaha,
melalui penyampaian pendapat secara objektif dan bertanggung jawab. 2.
Melakukan komunikasi dengan penyelenggara negara dan dunia usaha dalam mengekspresikan pendapat dan keberatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Mematuhi peraturan perundang-undangan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.
Good Corporate governance adalah sistem atau cara bagaimana sebuah organisasi dikelola dan diarahkan. Penerapan good corporate governance pada
sebuah perusahaan akan berpengaruh terhadap kebijakan strategis maupun cara perusahaan menjalankan praktik-praktik bisnisnya. Perubahan tersebut secara
langsung akan berdampak pada pencapaian kinerja secara keseluruhan. Sehingga saat ini good corporate governance diyakini sebagai kontributor utama bagi
peningkatan kinerja perusahaan.Dalam kompetisi global, dimana nilai-nilai pemegang saham shareholders value menjadi perhatian utama dan semakin
membesarnya keterlibatan institutional investor, agenda good corporate governance akan menjadi isu sentral perusahaan. Kesadaran dan keyakinan terhadap penerapan
good corporate governance juga memungkinkan para Direktur dan Dewan Komisaris untuk mencapai hasil yang terarah dan maksimal.
BUMN wajib menerapkan good corporate governance secara konsisten dan atau menjadikan good corporate governance sebagai landasan operasionalnya. Penerapan
good corporate governance pada BUMN ini dilaksanakan berdasarkan dengan tetap memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku dan anggaran dasar BUMN.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dimaksud dalam Keputusan ini meliputi:
108
a. transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan;
b. kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat; c.
akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
d. pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
e. kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
108
Pasal 3, KEP-117M-MBU2002
Universitas Sumatera Utara
Prinsip Dasar
Pelaksanaan GCG perlu dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Untuk itu, diperlukan pedoman praktis yang dapat dijadikan acuan oleh Perusahaan
dalam melaksanakan penerapan GCG.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Dalam rangka penerapan GCG, Perusahaan harus menyusun Panduan GCG
Perusahaan dengan mengacu pada Pedoman Umum GCG dan Pedoman GCG Perusahaani. Panduan GCG Perusahaan mencakup sekurang-kurangnya hal-
hal sebagai berikut: a.
Visi, misi dan nilai-nilai Perusahaan; b.
Kedudukan dan fungsi RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, komite penunjang Dewan Komisaris, dan pengawasan internal;
c. Kebijakan untuk memastikan terlaksananya fungsi setiap organ
Perusahaan secara efektif; d.
Kebijakan untuk memastikan terlaksananya akuntabilitas, pengendalian internal yang efektif dan pelaporan keuangan yang benar;
e. Pedoman perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai Perusahaan dan etika
bisnis; f.
Sarana pengungkapan informasi untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya;
Universitas Sumatera Utara
g. Kebijakan penyempurnaan berbagai peraturan Perusahaan dalam rangka
memenuhi prinsip GCG. 2.
Agar pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif, diperlukan proses keikutsertaan semua pihak dalam Perusahaan. Untuk itu diperlukan tahapan
sebagai berikut : a.
Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen untuk melaksanakan GCG oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta pemegang
saham pengendali, dan semua pegawai; b.
Melakukan kajian terhadap kondisi Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG dan tindakan korektif yang diperlukan;
c. Menyusun program dan pedoman pelaksanaan GCG Perusahaan
d. Melakukan internalisasi pelaksanaan GCG sehingga terbentuk rasa
memiliki dari semua pihak dalam Perusahaan, serta pemahaman atas pelaksanaan pedoman GCG dalam kegiatan sehari-hari;
e. Melakukan penilaian sendiri self assessment atau dengan menggunakan
jasa pihak eksternal yang independen untuk memastikan penerapan GCG secara berkesinambungan. Hasil penilaian tersebut diungkapkan dalam
laporan tahunan dan dilaporkan dalam RUPS tahunan.
Universitas Sumatera Utara
B. Prinsip Akuntabilitas