PENGARUH VARIABEL VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE 2006 2009)

(1)

commit to user

TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE 2006-2009)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

MOHAMMAD ARIF BUDIMAN F 0207088

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE 2006-2009)


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan:

Untuk kedua orangtuaku,

Bapak Hernu Sayoko dan Ibu Sulistiati

Untuk kedua adiku yang sangat kusayangi,

Fadhilah Rahmatika dan Aulia Khoirunissa


(5)

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)

“Selama kita masih mempunyai kedua mata, semua hal pasti bisa dilakukan”

(my mom)

“Tertawalah maka dunia akan tertawa bersamamu dan menangislah maka kau

akan menangis sendirian” (old boy)


(6)

commit to user

vi KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM” (studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode tahun 2006-2009) Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan bantuan berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Harmadi M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing penulis hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Drs. H. Muhammad Amin Gunadi M.P, selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan pengarahan dalam perkuliahan selama di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(7)

commit to user

vii

6. Ibu Emi Indrawati, SE di Pojok BEI FE UNS atas bantuan dan pendapat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamu‘alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 18 Mei 2011 Penulis


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK . ... xiii

ABSTRACT ... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Penawaran Umum Perdana ... 8

2. Initial Return ... 15


(9)

commit to user

ix

4. Debt to Equity Ratio ... 17

5. Return On Equity ... 18

6. Earning Per Shares ... 19

7. Ukuran Perusahaan ... 19

8. Umur Perusahaan ... 20

9. Reputasi Auditor ... 21

10. Reputasi Underwriter ... 22

B. Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 26

D. Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 38

D. Pengukuran Variabel ... 39

E. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik ... 43

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

BAB IV ANALISIS DATA A. Distribusi Sampel ... 50

B. Statistik Deskriptif ... 51

C. Uji Asumsi Klasik ... 53


(10)

commit to user

x

a. Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 57 b. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) ... 58 c. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 65 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Keterbatasan ... 68 C. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.A Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ... 26 Gambar IV.A Grafik Scatterplot ... 54


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.A Hasil Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel IV.A Proses Pemilihan Sampel ... 49

Tabel IV.B Hasil Output Descriptive Statistics ... 50

Tabel IV.C Hasil Uji Normalitas ... 52

Tabel IV.D Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel IV.E Hasil Uji Autokorelasi ... 55

Tabel IV.F Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 56

Tabel IV.G Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) ... 57


(13)

commit to user

xiii ABSTRAK

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN

DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

IPO DI BEI PERIODE 2006-2009) MOHAMMAD ARIF BUDIMAN

F 0207088

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel keuangan (current ratio, debt to equity ratio ,return on equity, earning per share dan ukuran perusahaan) dan variabel nonkeuangan (umur, reputasi auditor dan reputasi underwriter) terhadap initial return saham perusahaan. Walaupun penelitian dalam bidang ini sudah banyak dilakukan oleh penliti lain namun masalah dalam bidang ini masih tetap menarik untuk dibahas karena hasilnya yang tidak konsisten dari para peneliti dan juga karena para peneliti terdahulu banyak yang masih berfokus terhadap variabel keuangan. Banyak variabel lain yang masih belum di uji.

Sampel untuk penelitian ini berjumlah 42 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa efek Indonesia dari tahun 2006-2009. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda.

Penelitian ini menemukan bahwa earning per shares, reputasi auditor dan reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap initial return (α=5%).


(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL VARIABLE AND NONFINANCIAL VARIABLE ON INITIAL RETURN (STUDY OF COMPANIES THAT DOING IPO ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD 2006-2009) MOHAMMAD ARIF BUDIMAN

F 0207088

This research tries to examine the influence of financial variable (current ratio, debt to equity ratio ,return on equity, earning per share and firm size) and non financial variable (age, auditor reputation and underwriter reputation) on initial return. Even the study in this field has been done by many researchers but there search in this field still an attractive problem to examine because the results were inconsistent among researchers and also because the previous research still focused on the financial variable. A lot of other variables that have not been examined yet.

The sample for this research are 42 companies that doing initial public offering (IPO) in the Indonesian stock market from 2006-2009 as the sample for this research. Purposisve sampling method were used to pick the samples of this research. Data were collected by documentation methods. The analytical methods used in this research were multiple regression.

This research found that earning per shares, auditor reputation and underwriter reputaion have significantly influences initial return (α=5%). Keyword: IPO, Initial return, financial variable, nonfinancial variable


(15)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pasar modal merupakan alternatif sumber dana disamping perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Bagi perusahaan yang telah berkembang dengan pesat dan membutuhkan dana yang besar untuk perluasan rencana bisnis maka perusahaan tersebut akan membutuhkan dana yang tidak sedikit dan kadangkala kebutuhan dana ini tidak bisa dipenuhi dengan hanya mengandalkan dana dari pihak internal perusahaan saja.

Karena keterbatasan tersebut, maka perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat melalui penawaran surat tanda kepemilikan (saham) atau surat hutang (obligasi) kepada masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menambah jumlah kepemilikan saham, antara lain dengan menjual saham kepada pemegang saham yang sudah ada, menjual saham kepada karyawan, menambah saham lewat dividend reinvestment plan (deviden yang tidak dibagi), menjual saham langsung kepada investor tunggal atau menawarkan kepada publik (Jogiyanto,2000). Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat untuk pertama kali dipasar modal dikenal dengan istilah initial public offering (IPO). IPO


(16)

commit to user

2

merupakan salah satu strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan harapan akan menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Ketika akan melakukan IPO perusahaan harus membuat perspektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Informasi didalam prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan, sedangkan informasi non akuntansi adalah informasi penjamin emisi, auditor, notaris, konsultan hukum, nilai penawaran saham, umur perusahaan, Persentase Kepemilikan Saham, Ukuran Perusahaan, Standar Deviasi, dan Control Return. Kedua informasi ini sering digunakan sebagai bahan penelitian untuk menganalisis return awal saham pada saat IPO.

Initial Return adalah keuntungan bersih yang diperoleh pemegang saham saat penawaran perdana (IPO) dengan menjualnya di pasar sekunder (Jogiyanto, 2000 : 128). Initial return diukur berdasarkan persentase selisih harga saham pada hari pertama perdagangan di pasar sekunder dengan harga penawaran pada saat IPO. Apabila terjadi

Underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari Go Public tidak maksimal. Sebaliknya, jika terjadi Overpricing maka investor akan merasa rugi karena mereka tidak memperoleh Initial Return. Underpricing pada penawaran perdana merupakan gejala umum di setiap pasar modal namun faktor yang mempengaruhinya berbeda di setiap pasar modal atau negara.


(17)

commit to user

3

Hal ini tergantung pada karakteristik dan kondisi ekonomi serta bisnis tempat pasar modal berada.

Penelitian ini akan menggunakan informasi keuangan, yaitu rasio likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) dan ukuran perusahaan, informasi non keuangan yang berupa reputasi underwriter, umur perusahaan, dan reputasi auditor sebagai variabel independen yang diduga mempengaruhi variabel dependen yang berupa initial return.

Variabel-variabel independen tersebut diambil karena dari berbagai penelitian terdahulu terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut.

Pada variabel keuangan terdapat ketidakkonsistenan hasil yang terjadi, pada variabel Current ratio (CR), ada beberapa penelitian yang berpengaruh signifikan positif terhadap return saham yaitu Tuasikal (2002) sedangkan penelitian Ardiansyah (2004) menyatakan bahwa variabel CR tidak berpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2007) menyatakan bahwa variabel Debt equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sementara hasil penelitian Vichakorn (2005), variabel Debt to equity ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap perubahan harga saham yang terjadi.


(18)

commit to user

4

Kurniawan (2007) mengemukakan bahwa ROE (Return On Equity) berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan tingkat underpricing (selisih antara harga saham hari pertama listing dengan harga saham perdana semakin rendah) karena investor akan menilai kinerja perusahaan lebih baik dan bersedia membeli saham perdananya dengan harga yang lebih tinggi.

Pada variabel Earning Per Share (EPS), hasil penelitian Chandradewi (2000) menemukan terdapatnya pengaruh signifikan yang positif antara rasio EPS dengan return saham setelah 7 hari melakukan IPO. Dalam agenda lainnya penelitian yang dilakukan oleh ardiansyah (2004) menemukan bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return.

Sedangkan pada variabel non keuangan, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Initial Return. Michelle (2010) mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara reputasi underwriter dengan Initial Return. Di kemukakan pula bahwa faktor yang disebut sebagai ex-ante uncertainly yang merupakan variabel kontrol, yaitu Reputasi Penjamin Emisi, persentase Penawaran saham, Umur Perusahaan, Tipe Penjamin


(19)

commit to user

5

emisi, yang berpengaruh signifikan terhadap Initial Return. Daljono (2000), mengemukakan dalam penelitianya bahwa reputasi auditor, Umur perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh signifikan terhadap Initial Return.

Meskipun studi tentang kinerja perusahaan yang melakukan IPO telah banyak dilakukan, namun penelitian dibidang ini masih dianggap masalah yang menarik untuk diteliti karena disamping hasil temuannya tidak selalu konsisten, juga kebanyakan penelitian memfokuskan pada informasi non keuangan. Banyak variabel-variabel keuangan yang mungkin mempengaruhi initial return.

Bertitik tolak pada permasalahan di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “PENGARUH VARIABEL - VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN SAHAM” (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE 2006-2009)


(20)

commit to user

6

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debtto Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur perusahaan, reputasi underwriter dan reputasi auditor mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.

2. Apakah variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debtto Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur perusahaan, reputasi underwriter dan reputasi auditor mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share)


(21)

commit to user

7

ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur perusahaan reputasi underwriter, reputasi auditor mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.

2. Untuk mengetahui variabel keuangan perusahaan yang berupa rasio likuiditas (Current Ratio), rasio leverage (Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio pasar modal (Earning Per Share) ukuran perusahaan dan variabel non keuangan perusahaan yang berupa umur perusahaan reputasi underwriter, reputasi auditor mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009.

3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2009 dan untuk melihat kekonsistenan hasil penelitian.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu:

1. Bagi Civitas Akademika

Untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan penulisan ini dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi Initial Return.


(22)

commit to user

8

2. Bagi Investor

Sebagai bahan informasi bagi para investor dan pelaku di pasar modal agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah yang sebaiknya diambil dalam hal keputusan investasi di masa yang akan datang.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi emiten maupun calon emiten dalam menentukan harga yang sesuai pada saat penawaran saham perdana sehingga perusahaan bisa mendapatkan dana yang maksimal dari penawaran umum perdana.


(23)

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/ IPO)

Penawaran umum perdana adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya, kegiatan ini lebih popular disebut go pulic. Penawaran efek itu meliputi surat pengakuan berhutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right issue, warran, opsi dan setiap derivatif lainnya yang ditetapkan BAPEPAM sebagai efek. Saat ini produk yang ditawarkan di Bursa Efek Jakarta meliputi saham, obligasi konvensi, obligasi, saham preferen, right issue dan danareksa. Diantara produk-produk itu sahamlah yang paling banyak diperjualbelikan termasuk di dalamnya penawaran umum.

Penawaran umum sangat berguna bagi perusahaan, pihak manajemen dan mayarakat umum. Bagi perusahaan penawaran umum merupakan media untuk mendapakan dana yang relatif lebih besar dan tunai serta tidak ada kewajiban khusus untuk pelunasan dan pembayaran bunga tetap yang diperoleh bagi manajemen dengan penawaran umum berarti meningkatkan keterbukaan perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan profesionalisme. Bagi masyarakat umum berarti memberi


(24)

commit to user

10

kesempatan, turut serta memiliki perusahaan sehingga terjadi distribusi kesejahteraan yang akhirnya akan memperkecil kesenjangan sosial.

Sebuah perusahaan yang akan go public harus mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri, yang kedua adalah memperoleh ijin registrasi dari Bapepam, yang ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke publik ( Initial Public Offering ) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di Bursa. Keputusan untuk go public akan tetap menjadi perusahaan privat merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak.

Perusahaan yang memutuskan untuk go public dan melemparkan saham perdananya ke publik (IPO), isu utama yang muncul adalah tipe saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktu yang paling tepat. Umumnya perusahaan akan menyerahkan masalah pasar modal yang berkaitan atau berhubungan dengan IPO ke banker investasi yang mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas. Sebelum memutuskan untuk go public perusahaan harus mempertimbangkan faktor untung dan ruginya. Keuntungan go public diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang.

Untuk perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan untuk menanamkan modalnya karena kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor. Untuk perusahaan yang sudah


(25)

commit to user

11

going publik informasi keuangan harus dilaporkan ke publik secara reguler yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik.

b. Meningkatnya likuiditas bagi pemegang saham.

Untuk perusahaan yang masih tertutup yang mempunyai pasar untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah go public.

c. Nilai perusahaan diketahui.

Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui, misalnya jika perusahaan ingin memberikan intensif dalam bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui. Untuk perusahaan yang masih tertutup, nilai opsi sulit ditentukan.

Disamping keuntungan dari go public, beberapa kerugian antara lain adalah sebagai berikut:

a. Biaya laporan yang meningkat.

Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulator, bagi perusahaan-perusahaan kecil, biaya untuk pembuatan laporan-laporan tersebut sangat mahal.

b. Pengungkapan (Disclosure).

Beberapa pihak yang di dalam perusahaan urnumnya keberatan dengan ide pengungkapan. Manajer enggan mengungkapkan semua


(26)

commit to user

12

informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dimilikinya.

c. Ketakutan untuk diambil alih.

Manajer perusahaan yang mempunyai hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer yang baru jika perusahaan diambil alih.

Pada penawaran surat berharga di kenal ada dua metoda penerbitan dan penawaran surat berharga, yaitu:

a. Private Placement Yaitu penjualan atau penempatan langsung saham atau obligasi kepada beberapa investor baik perorangan maupun lembaga.

b. Public Offering Yaitu menjual sekuritas kepada masyarakat baik perorangan maupun lembaga melalui pasar modal (Bursa efek) dan perantara perusahaan emisi (underwriter company).

Sejak diberlakukannya deregulasi pasar modal tahun 1988 yang tujuan utamanya adalah mengaktifkan dan mengefektifkan pasar modal sebagai salah satu sarana pembiayaan perusahaan, terlihat dari semakin banyaknya permintaan saham di bursa yang mengakibatkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Situasi ini merupakan saat yang baik bagi perusahaan yang membutuhkan dana untuk menjual sahamnya di bursa (Public Offering).


(27)

commit to user

13

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya permintaan yang terlalu besar dibandingkan dengan jumlah saham yang ditawarkan. Sejalan dengan situasi di atas para banker dan pengamat pasar modal di Indonesia mensinyalir hahwa emiten dan perusahaan penjamin emisi telah memanfaatkan kurangnya pengetahuan dan pengalaman investor sehingga menetapkan bahwa harga saham yang tinggi pada masa penawaran perdana. Dengan harga penawaan perdana yang tinggi maka emiten memperoleh keuntungan berupa agio saham yang tertinggi dan penjamin emisi juga memperoleh komisi dan hasil penjualan saham yang besar pula. Sebaliknya bagi investor yang membeli saham yang harganya lebih tinggi dari nilai fundamentalnya, pada akhirnya akan menanggung risiko kerugian karena saham yang demikian akan mengalami penyesuaian dan koreksi pasar sehingga di pasar sekunder harganya akan turun menjadi harga intrinsiknya. Pada keadaan dimana sinyalemen tersebut ternyata benar dan keadaan demikian terus menerus, maka akan merugikan perkembangan pasar modal di Indonesia mendatang.

Investor yang menderita kerugian (capital loss) karena dirugikan oleh penetapan harga saham pada pasar perdana yang terlalu tinggi bisa menjadi jera dan apriori terhadap pasar modal. Disamping itu situasi tersebut juga tidak sesuai dengan tujuan pengaktifan kembali pasar modal yakni pemerataan pendapatan masyarakat (investor) melalui kepemilikan saham perusahaan karena sebagian besar keuntungannya telah diambil oleh emiten dan underwriter melalui penetapan harga saham perdana yang


(28)

commit to user

14

terlalu tinggi tersebut. Apabila harga ditetapkan terlalu rendah maka yang akan menderita kerugian adalah emiten karena tidak bisa memperoleh dana yang maksimal. Untuk itu harus diupayakan penetapan harga yang benar-benar mencerminkan keadaan nilai perusahaan.

Setelah saham dijual di pasar sekunder karena ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dan investor. Pada saat perusahaan ingin mengumpulkan dana melalui penjualan saham ada tiga cara, Aggarwal (1993) dalam Gerianta (2006) yang bisa dilakukan dimana ketiga cara tersebut telah dilakukan di seluruh dunia, yaitu:

a. Melakukan penawaran awal kepada publik (Initial Public Offering) dengan penawaran pada harga tetap (affixed-price offer). Di Amerika Serikat dan Inggris, Brazilia dan Meksiko pada umumnya menjual saham dengan metode ini, dimana para investor potensial menetapkan sejumlah share tertentu dan mereka berharap dapat membayar pada harga sebelum pengumuman (Preannounced Price).

b. Penawaran dengan melalui tender. Perusahaan Perancis biasanya menggunakan tawaran tender, dimana pemohon menetapkan harga dan kuantitas share. Setelah menerima permohonan, baru ditentukan harga penawaran kemudian melakukan cut-off aplikasi mana saja yang perlu ditolak.

c. Prosedur lelang (auction). Dengan prosedur ini harga saham ditentukan berdasarkan penawaran tertinggi. Dan hasil riset diketahui bahwa yang telah menggunakan sistem ini adalah pasar Chili.


(29)

commit to user

15

Di Indonesia transaksi perdagangan dilakukan dengan sistem auction melalui order-driven market system yang berarti penjual dan pembeli sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker (transaksi tidak dapat langsung dan transaksi di lantai bursa) dan menggunakan sistem lelang kontinyu yang dimaksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) sampai dicapai kesepakatan.

2. Initial Return

Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (saat IPO) dengan harga jual saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Daljono, 2000). Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Risiko investasi juga perlu diperhitungkan. Risiko yaitu peluang bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu investasi berbeda dari hasil yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual lebih kecil dari hasil yang diharapkan, Jones (1999) dalam Murdiyani (2009). Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko


(30)

commit to user

16

mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Terdapat dua komponen return pada investasi Jones (1999) dalam Murdiyani (2009), yaitu :

1. Yield, merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.

2. Capital gain (loss), merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

3. Naik turun pada harga saham juga dapat ditemui pada return. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return ini. Investor menggunakan informasi keuangan dan non keuangan untuk dapat menganalisis return. Pada perusahaan yang baru melakukan IPO, investor hanya mendapat informasi dari prospektus yang diterbitkan perusahaan tersebut saja. Perusahaan baru pertama kali menjual sahamnya sehingga investor belum tahu harga pasarnya. Jadi, investor mengandalkan informasi yang diperolehnya dari prospektus ini untuk menganalisis return dan risiko.

3. Current Ratio

Current ratio atau CR merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam


(31)

commit to user

17

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil (Ang, 1997)

Hasil peneltitian yang dilakukan oleh Tuasikal (2002) menyatakan bahwa informasi akuntansi dalam bentuk CR pada perusahaan manufaktur lebih dapat memprediksi return saham dibandingkan pada perusahaan non manufaktur, demikian pula dengan penelitian Mardiyah dan Indriantoro (1999) yang membuktikan bahwa variabel CR berpengaruh signifikan positif terhadap perceived risk saham.

4. Debt to Equity Ratio

DER merupakan salah satu dari rasio leverage. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER menunjukkan imbangan antara tingkat leverage (penggunaan hutang) dibandingkan modal sendiri perusahaan. DER juga memberi jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha.

Semakin besar nilai DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi (Ang,1997). Nilai DER yang tinggi akan meningkatkan ketidakpastian investor dan akan menurunkan tingkat return


(32)

commit to user

18

saham sehingga kemungkinan return yang akan diterima investor semakin kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi kewajiban hutangnya dahulu sebelum memberikan return pada investor.

5. Return On Equity

ROE merupakan ukuran profitabilitas perusahaan yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang ditanamkan untuk mendapatkan laba. Pertimbangan memasukkan variabel ini karena profitabilitas perusahaan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya.

Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan return awal semakin rendah tetapi dalam jangka panjang setelah memasuki pasar sekunder kemugkinan investor mendapatkan return yang tinggi akan bisa terwujud bila nilai ROE perusahaan semakin tinggi karena hal itu menandakan bahwa perusahan itu mengalami profit. Penelitian yang dilakukan oleh Yolana dan Martani (2005) menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan positif terhadap initial return.


(33)

commit to user

19

6. Earning per Share

EPS merupakan salah satu rasio pasar modal, yaitu rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan dari satu periode dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan membandingkan pendapatan per lembar saham perusahaan dengan perusahaan lain. Variabel EPS merupakan proxy bagi laba per lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham (Ardiansyah, 2004).

Hasil empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi EPS, semakin tinggi harga saham. Hasil ini didukung dari penelitian Chandradewi (2000), penulis tersebut menyebutkan bahwa EPS berpengaruh signifikan positif terhadap harga pasar saham setelah penawaran umum perdana. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai EPS return yang diterima investor akan semakin tinggi karena semakin tingginya harga saham tersebut.

7. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak (Ardiansyah, 2004)


(34)

commit to user

20

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan yang berskala kecil.

8. Umur Perusahaan

Umur perusahaan menunjukkan berapa lama suatu perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang dapat diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memperkecil kemungkinan adanya asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa yang akan datang. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri (Nurhidayati dan Indriantoro, 1998). Dinah (2006) menjelaskan bahwa umur perusahaan dihitung


(35)

commit to user

21

dengan mengurangi tahun penawaran saat IPO dengan tahun pada saat perusahaan berdiri.

Perusahaan yang lebih tua dan matang bisa dipersepsikan sebagai sudah tahan uji sehingga kadar resikonya rendah dan hal ini bisa menarik investor karena diyakini perusahaan yang sudah lama berdiri bisa dikatakan lebih berpengalaman dalam menghasilkan return bagi perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya return yang diterima oleh investor. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Michelle (2010) umur perusahaan yang dihitung menggunakan proksi

Log(firm age + 1) mendapatkan hasil yang tidak signifikan terhadap initial return.

9. Reputasi Auditor

Auditor yang berkualitas akan menerima premium harga terhadap kualitas pengauditannya yang lebih baik. Seorang auditor memiliki keinginan untuk menguji dan melaporkan adanya penyimpangan penerapan prinsip akuntansi. Auditor yang berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit. Gerianta (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang melakukan IPO yang memiliki risiko khusus yang lebih tinggi memiliki insentif untuk memilih auditor yang dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi.

Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya pada masa mendatang. Hal ini


(36)

commit to user

22

berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.

Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospek emiten di masa mendatang. Kedua adviser, yang mempunyai reputasi baik pada umumnya mempunyai pengalaman yang lebih banyak sehingga dapat meramalkan harga pasar lebih akurat daripada adviser yang belum berpengalaman.

10.Reputasi Underwriter

Underwriter atau penjamin emisi adalah pihak yang membuat kontrak Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual

Menurut Gumanti (2002) ada beberapa alasan underwriter tetap digunakan, yaitu :

· Adanya anggapan underwriter mampu menaikkan harga saham.

· Adanya jaminan keberhasilan penjualan saham. Issuer akan dapat menerima hasil penawaran segera setelah terjadinya transaksi atau kesepakatan dengan penjamin emisi.


(37)

commit to user

23

· Jasa underwriter sangat membantu issuer dalam melakukan IPO.

Penelitian Gerianta (2002) dan Daljono (2000) menunjukkan underwriter berhubungan signifikan positif terhadap initial return. Reputasi underwriter juga dianggap mampu untuk mengerem penurunan secara drastis kinerja perusahaan satu tahun setelah IPO.


(38)

24

B. PENELITIAN TERDAHULU

Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti: Tabel II. A

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Variabel Hasil

1 Daljono 2000 Reputasi auditor,Umur

perusahaan, persentase

kepemilikan saham, profitabilitas solvability ratio, financial leverage dan reputasi penjamin

reputasi auditor, Umur perusahaan, persentase kepemilikan saham, profitabilitas dan

solvability ratio berpengaruh signifikan terhadap Initial Return, sedangkan financial leverage dan reputasi penjamin berpengaruh positif terhadap initial return.

2 Chandradewi 2002 Earning per share, Proceeds, tipe penawaran saham dan IHSG

secara bersama-sama semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham, sedangkan secara parsial, hanya variabel Earning per share yang

berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham .

3 Gerianta Wirawan

Yasa

2002 Reputasi auditor, reputasi

underwriter, umur, kepemilikan,

ROA financial leverage solvability ratio, Ukuran perusahaan

reputasi underwriter, ROA berpengaruh signifikan terhadap initial return sedangkan variabel lainya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap initial return


(39)

25

4 Vichakorn

Chiraphadhanakul, Kennedy

2005 Age, firm size, ROA, Debt Ratio

dan PE ratio

Firm size dan Debt ratio signifikan mempengaruhi initial return sedangkan variabel lainya tidak signifikan mempengaruhi initial return

5 Murdiyani 2009 reputasi auditor, reputasi

underwriter, umur perusahaan, persentase saham, profitabilitas

(ROA), solvability ratio, ukuran perusahaan

reputasi auditor, reputasi underwriter, solvability ratio dan ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan intial return sedangkan umur perusahaan, persentase saham dan profitabilitas (ROA) tidak mempengaruhi

6 Dinah Juma’atin 2010 ROA, leverage, EPS, proceeds, pertumbuhan laba, current ratio, besaran perusahaan, persentase penawaran saham, umur

perusahaan, jenis industri, kondisi perekonomian, reputasi auditor, reputasi underwriter

kondisi perekonomian dan reputasi auditor secara signifikan mempengaruhi initial return, sedangkan variabel lainya tidak mempengaruhi intial return

7 Ardiyansyah 2004 ROA, DER, EPS, Proceeds, pertumbuhan laba, CR, besaran perusahaan, reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, umur perusahaan jenis industri dan kondisi perekonomian

EPS dan kondisi perekonomia berpengaruh signifikan terhadap initial return dan return

15 hari setelah IPO; financial leverage berpengaruh signifikan terhadap return 15 hari setelah IPO; besaran perusahaan tidak berhasil ditunjukkan sebagai variabel moderat terhadap hubungan antar variabel keuangan dgn initial return dan return 15 hari setelah IPO

2


(40)

commit to user

26

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Pada penelitian ini variabel current ratio diperkirakan akan memilki pengaruh yang positif terhadap initial return karena likuiditas yang kecil akan memperbesar resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga investor akan cenderung menghindari saham tersebut. Pada variabel debt to equity ratio, penggunaan hutang yang relative tinggi akan cenderung mengurangi minat investor sehingga variabel ini akan berpengaruh negatif terhadap initial return. Tingkat profitabilitas yang tinggi diperkirakan akan menarik minat investor sehingga variabel return on equity diprediksi akan mempunyai pengaruh positif terhadap initial return.

Variabel eps karena menunjukan profitabilitas akan diprediksi mempunyai pengaruh yang positif. Ukuran perusahaan yang besar akan memperkecil tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor sehingga variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap initial return.

Pada variabel non keuangan, umur yang lama akan memperkecil tingkat resiko investasi yang ditanggung oleh investor akibat banyaknya informasi yang bisa diperoleh sehingga variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif. Penggunaan auditor dan underwriter yang bereputasi baik akan dapat memprediksi harga saham yang maksimal dan tingkat resiko investasi yang ditanggung investor menjadi lebih kecil sehingga kedua variabel ini diprediksi akan memiliki pengaruh yang negatif terhadap initial return.


(41)

commit to user

27

Gambar II. A

Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi initial return suatu perusahaan. Variabel-variabel yang diteliti adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, ukuran perusahaan yang merupakan variabel keuangan dan umur perusahaan, reputasi underwriter, reputasi auditor yang merupakan variabel non keuanagan.

D. HIPOTESIS

Menurut Sigit (1984) dalam Dinah (2006) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis ini harus dibuktikan melalui penelitian, dan menganalisis data yang terkumpul.

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa Variabel Non Keuangan:

1. Umur perusahaan 2. Reputasi underwriter 3. Reputasi auditor Variabel Keuangan:

1. Current Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Return On Equity 4. Earning Per Share 5. ukuran perusahaan

Variabel Dependen: Initial Return


(42)

commit to user

28

penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji. Untuk lebih membatasi hasil penelitian, maka obyek penelitian dimasukkan dalam hipotesis penelitian.

1. Hipotesis yang berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang, yaitu:

Variabel keuangan berupa current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, ukuran perusahaan dan variabel keuangan berupa umur perusahaan, reputasi auditor, reputasi underwriter semuanya merupakan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan initial return saham. Masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap initial return saham suatu perusahaan.

Secara parsial, menurut penelitian terdahulu variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi dalam perubahan initial return saham perusahaan. Artinya bahwa masing-masing variabel secara parsial berpengaruh terhadap initial return. Maka peneliti berasumsi bahwa faktor-faktor tersebut secara simultan juga berpengaruh terhadap initial return saham. Dengan adanya asumsi tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: adanya pengaruh secara simultan variabel keuangan yang berupa current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, dan ukuran perusahaan serta variabel nonkeuangan yang berupa umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi underwriter terhadap initial return saham perusahaan.


(43)

commit to user

29

2. Hipotesis yang berpengaruh secara parsial dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap initial return, yaitu:

a. Pengaruh Current Ratio terhadap Initial Return

Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas, yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Menurut Sartono (2000), pengertian likuiditas sebenarnya mengandung dua dimensi, (1) waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi kas, dan (2) kepastian harga yang akan terjadi. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya risiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Sehingga hipotesis yang terbentuk adalah:

H2: Current Ratio berpengaruh positif terhadap Initial Return.

b. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Initial Return

DER memberi informasi tentang jaminan dari hutang-hutang perusahaan yang dijamin oleh modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha (Ang,1997). Semakin besar nilai DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar DER


(44)

commit to user

30

mencerminkan resiko perusahaan yang relative tinggi, akibatnya para investor rcenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

Nilai DER yang tinggi akan meningkatkan ketidakpastian investor dan akan menurunkan tingkat return saham sehingga kemungkinan return yang akan ditrima investor semakin kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi kewajiban hutangnya dahulu sebelum memberikan return pada investor. Dengan demikian diduga semakin besar nilai DER suatu perusahaan maka akan semakin kecil pula initial return. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Initial Return.

c. Pengaruh Return On Equity terhadap Initial Return

Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Informasi ini akan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas digunakan Return On Equity (ROE). Return on Equity merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur


(45)

commit to user

31

kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk mendapatkan laba.

Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang. Profitabilitas yang tinggi.. Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan return awal semakin rendah tetapi dalam jangka panjang setelah memasuki pasar sekunder kemungkinan investor mendapatkan return yang tinggi akan bisa terwujud bila nilai ROE perusahaan semakin tinggi karena hal itu menandakan bahwa perusahaan itu mengalami profit. Atas dasar hal ini maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Return On Equity berpengaruh positif terhadap Initial Return.

d. Pengaruh Earning Per Share terhadap Initial Return

Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang. Variabel EPS merupakan proksi bagi laba per lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham.

Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan


(46)

commit to user

32

pada perusahaan. Dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.

H5: Earning Per Share berpengaruh positif terhadap Initial Return.

e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan yang berskala kecil. Karena lebih dikenal, maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang ada ditangan investor banyak, maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan bisa diketahui. Oleh karena itu, investor bisa mengambil keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi. Dengan demikian, perusahaan yang berskala besar mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada perusahaan yang berskala kecil. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

H6: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Initial Return


(47)

commit to user

33

f. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Initial Return

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian, akan mengurangi adanya asimetri informasi, dan memperkecil ketidakpastian pada masa yang akan datang.. Dalam kondisi normal, perusahaan yang telah lama berdiri akan mempunyai publikasi perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru. Calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang melakukan IPO tersebut.

Jadi perusahaan yang telah lama berdiri mempunyai tingkat underpriced rendah daripada perusahaan yang masih baru karena mengurangi asimetri informasi. Beberapa perusahaan keluarga yang sudah cukup lama berdiri enggan untuk go public karena dengan go public keleluasaan perusahaan dalam menjalankan roda bisnis akan terkontrol oleh publik, terutama pemegang saham. Semakin muda umur perusahaan, semakin tinggi tingkat underpricing dari perusahaan tersebut.. Semakin lama perusahaan maka harga saham yang ditawarkan lebih tinggi sehingga initial returnnya rendah. Atas dasar hal ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.


(48)

commit to user

34

g. Pengaruh reputasi auditor terhadap Initial Return

Pengorbanan emiten untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya pada masa mendatang. Hal ini berarti bahwa penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Status adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount.

Adviser yang bereputasi baik akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan investor ini di pasar dinterpretasikan investor sebagai penunjuk bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospek emiten di masa mendatang. Oleh karena itu, diajukan hipotesis sebagai berikut.

H8: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap Initial Return.

h. Pengaruh reputasi underwriter terhadap Initial Return

Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak informasi pasar modal, sedangkan emiten merupakan pihak yang tidak mengetahui pasar modal .

Dalam proses IPO, underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter berkewajiban untuk membelinya. Bagi underwriter yang belum


(49)

commit to user

35

mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwriter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya sehingga initial return yang bisa didapatkan oleh investor menjadi rendah

H9: reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap Initial Return.


(50)

commit to user

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Secara umum yang perlu ditentukan di dalam desain penelitian adalah karakteristik-karakteristik dari penelitian yang meliputi: tujuan studi, tipe hubungan antar variabel, lingkungan (setting) penelitian, unit analisis, dan pengukuran construct.

1. Tujuan Studi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing) yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Tipe Hubungan Antar Variabel

Ada dua jenis tipe hubungan antar variabel, yaitu hubungan korelasional (asosiasi) dan hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini, tipe hubungan antar variabelnya adalah hubungan korelasional (asosiasi) karena terdapat banyak variabel independen yang menjelaskan atau mempengaruhi suatu variabel dependen.

3. Lingkungan (Setting) Penelitian

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan). Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan


(51)

commit to user

37

peneliti, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu studi lapangan, eksperimen lapangan, dan eksperimen laboratorium. Penelitian ini menggunakan lingkungan (setting) yang natural dan tipe studi lapangan, yaitu dengan menggunakan data dari ICMD dan laporan keuangan di situs IDX.

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan data, dan analisis data. Unit analisis dalam penelitian ini adalah tingkat multi industri, yaitu data yang didapat dari seluruh perusahaan yang terdaftar di suatu bursa efek tepatnya Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Pengukuran Construct

Construct adalah abstraksi dari fenomena yang dapat berupa kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Sesuai dengan sifat dan jenis fenomena yang diabstraksikan construct dapat diukur dengan tipe skala pengukuran, seperti skala nominal (nominal scale), skala ordinal (ordinal scale), skala interval (interval scale), dan skala rasio (ratio scale). Dalam penelitian ini menggunakan skala rasio yaitu skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi dan manajemen keuangan.


(52)

commit to user

38

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2006–2009. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria :

1) Perusahaan yang terdaftar di BEI, bukan tergolong dalam kelompok industri properti, real estate dan keuangan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam industri-industri tersebut memiliki struktur keuangan dan modal pelaporan keuangan khususnya dalam pelaporan rugi/laba dan komponen-komponen yang dilaporkan dalam aliran kas, yang berbeda dengan perusahaan dalam kelompok industri yang lain.

2) Perusahaan IPO sahamnya underpriced dan initial return-nya tidak nol atau negatif.

3) Data mengenai variabel keuangan dan variabel non-keuangan yang diperlukan tersedia.

C. SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Daftar perusahaan yang go public diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistic dan IDX Statistic, data mengenai variabel keuangan yang go public diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), sedangkan data umur perusahaan, profil perusahaan, diperoleh dari http//www.idx.co.id http//www.bapepam.go.id, http//www.indoexchange.com,


(53)

http//www.e-commit to user

39

bursa.com dan sumber – sumber lain yang diperlukan. Data mentah penelitian dapat dilihat pada lampiran

D. PENGUKURAN VARIABEL

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen dengan rincian sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel ini dukur berdasarkan return harian dengan menggunakan metode sederhana (mean) yang merupakan selisih antara harga saham pada hari pertama penutupan di pasar sekunder dengan harga saham pada penawaran perdana dibagi dengan harga saham penawaran perdana (Jogiyanto, 2000)

Untuk menghitung Initial Return : IR = Pt – P t-1 Pt-1

Notasi :

Pt = Harga saham penutupan pada hari pertama dipasar sekunder

Pt-1 = Harga saham penawaran perdana


(54)

commit to user

40

2. Variabel Independen

a. Current Ratio (CR)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar

Data CR yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai CR setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang diperoleh dari ICMD.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Total Debt to equity Ratio = Total Debt Total Equity

Data DER yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai DER setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang diperoleh dari ICMD.


(55)

commit to user

41

c. Return On Equity (ROE)

Adalah rasio antara EAT (Earning After Taxes) dengan nilai Shareholder Equity, sebagai ukuran profitabilitas.

ROE = EAT

Shareholder Equity

Data ROE yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROE setahun sebelum melakukan IPO (2006-2009), yang diperoleh dari ICMD.

d. Earning Per Share (EPS)

Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang, Earning per Share mengambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih perlembar saham biasa. Nilai dari Earning Per Share dapat diukur dengan rumus:

EPS = Laba bersih .

Jumlah lembar saham biasa yang beredar

e. Ukuran Perusahaan (LN size)

Besaran perusahaan diukur dengan menghitung log natural total aktiva tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing. Data mengenai total aktiva perusahaan diperoleh dari prospektus perusahaan atau dari ICMD.


(56)

commit to user

42

f. Umur Perusahaan (Age)

Untuk mengukur variabel ini yang digunakan adalah umur perusahaan sejak berdiri sampai dengan go publik. Keterangan umur perusahaan diperoleh dari ICMD, JSX Fact Book dan IDX Fact Book.

g. Reputasi Auditor (RAU)

Auditor adalah pihak pemeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen untuk menjamin informasi keuangan yang disajikan tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Reputasi auditor ini dinilai berdasarkan frekuensi auditor melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan publik. Bila emiten menggunakan auditor menggunakan yang termasuk dalam the big four maka akan diberi nilai 1 dan auditor yang tidak termasuk dalam the big four diberi nilai 0. Setelah dilakukan perangkaian auditor yang dikategorikan big four adalah Purwantono, Sarwoko & Sandjaja, Osman ramli satrio & co Mulyamin Sensi Suryanto dan yang terakhir Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang

h. Reputasi Underwriter (RUN)

Metode penentuan reputasi underwriter disi menggunakan cara yang dilakukan oleh Nurjanti (2007) yaitu diproksikan berdasarkan frekuensi underwriter memberikan jasa penjaminan emisi pada emiten. Berdasarkan frekuensi penjaminan akan disusun


(57)

commit to user

43

5 peringkat teratas penjamin emisi yang nantinya akan diberi nilai 1, dan sebaliknya apabila yang tidak dijamin oleh salah satu penjamin emisi tersebut maka diberi nilai 0. Nama 5 peringkat teratas perusahaan penjamin emisi tersebut adalah Danareksa Securities, Danatama Makmur, CIMB-GK Securities, CLSA Indonesia dan Mandiri Securities.

E. METODE ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu variabel terikat (metrik) dan satu atau lebih variabel bebas (metrik). Menurut Ghozali (2006), alat analisis yang digunakan sesuai dengan metode tersebut adalah:

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Pengalaman menunjukkan bahwa distribusi normal merupakan model yang cukup baik bagi data yang bersifat kontinyu yang nilainya tergantung pada sejumlah faktor, di mana masing-masing faktor memiliki pengaruh negatif atau positif yang relatif kecil


(58)

commit to user

44

Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual. Oleh karena itu, untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi melanggar asumsi ataukah tidak maka digunakan analisis residual.

Setelah mendapatkan nilai residual tersebut, selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5%. Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila p-value ≥ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang berdistribusi normal dan sebaliknya bila nilai p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (non-multikolonieritas).

Umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value. Jika nilai tolerance value lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas, demikian juga sebaliknya (Ghozali, 2006).


(59)

commit to user

45

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.

Metode ini mendeteksi jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik membentuk satu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka disinyalir ada gejala Heteroskedasitas, Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2006).

d. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui indikasi adanya korelasi antar anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Durbin-Watson test digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Jika nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga, maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali, regresi linier berganda merupakan persamaan matematik yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas (variabel dependen) dengan variabel bebas (variabel independen).


(60)

commit to user

46

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan memilahkan data ke dalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai variabel tersebut dimasukkan dalam program Software SPSS Statistics 11.5. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Regresi berganda justru lebih sering digunakan dalam praktek bisinis selain karena banyaknya variabel dalam bisnis yang perlu dianalisis bersama, juga pada banyak kasus regresi berganda lebih relevan digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian sebagai berikut :

Y = βο + β1 CR + β

2 DER + β3 ROE + β4 EPS + β5 LNSIZE+ β6 AGE + β

7 RAU + β8 RUN + e Dimana :

Y = Initial Return CR

= Current Ratio DER

= Debt to Equity Ratio ROE = Return on Equity EPS = Earning per Shares LNSIZE = Ukuran Perusahaan AGE = Umur Perusahaan RAU = Reputasi Auditor


(61)

commit to user

47

RUN = Reputasi Underwriter βo = konstanta

β

1, s/d β7 = koefisien regresi e = kesalahan penggangu

Untuk menghitung koefisien βo, β1, β2, β3, β4, β5, β6, dan β7 dapat gunakan pengolahan data dengan software SPSS for Windows 11.5

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau serentak dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat atau digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Uji F menunjukkan pengaruh semua variabel independen secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan cara menggunakan tingkat signifikansi dan analisa hipotesa, yaitu tingkat signifikansi atau α yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (0,05).

Dan untuk membuktikan apakah H1 diterima atau ditolak dalam penelitian ini digunakan dengan melihat nilai Sig. F. Bila nilai Sig.F<α=5% maka H1= diterima, artinya secara simultan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai Sig. F ≥ α = 5% maka H1= ditolak, artinya secara


(62)

commit to user

48

simultan variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

b. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji T dilakukan dengan cara melihat tingkat signifikansi atau α, dimana dalam penelitian ini α yang digunakan adalah 5% (0,05). Dan untuk membuktikan apakah H2 sampai H4 diterima atau ditolak dalam penelitian ini digunakan dengan melihat nilai Sig.t. Bila nilai Sig.t<α=5% maka H2= diterima, artinya secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai Sig. t ≥ α = 5% maka H2= ditolak, artinya secara parsial variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunujukkan berapa besar persentase variasi dalam variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Tingkat ketepatan yang digunakan antara 0<R²<1. Apabila koefisien determinasi mendekati 1 berarti perubahan dari variabel independen semakin menjelaskan perubahaan variabel dependen dan apabila koefisien determinasi


(63)

commit to user

49

mendekati 0 berarti perubahan variabel independen semakin tidak dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. Atau dengan kata lain semakin besar adjusted R² akan semakin baik bagi model regresi, karena variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen secara lebih baik, sehingga akan semakin besar tingkat hubungan linier statistik dalam observasi (Ghozali, 2006).

BAB IV ANALISIS DATA


(64)

commit to user

50

A. DISTRIBUSI SAMPEL

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan laporan keuangan masing-masing perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009. Berdasarkan kriteria yang telah dicantumkan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian sebanyak 42 perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel IV. A

Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode 2006-2009

73

Sampel dikeluarkan karena termasuk kelompok perusahaan perbankan, lembaga keuangan, real estat

(11)

Sampel dikeluarkan karena overpriced dan initial

return-nya sama dengan nol (9)

Sampel dikeluarkan karena data yang tidak lengkap (7) Sampel dikeluarkan karena memiliki data ekstrim (4) Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian 42 Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2006 - 2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 perusahaan yang melakukan IPO selama tahun 2006 - 2010 hanya 42 perusahaan (57,5%) yang memenuhi karakteristik penyampelan yang ditetapkan.


(65)

commit to user

51

Descriptive Statistics

42 ,017 ,701 ,37040 ,268821

42 ,12 2,88 1,1764 ,59650

42 ,26 7,07 2,2474 1,78156

42 -39,66 43,86 8,2183 15,57423

42 -24,0 54,0 16,835 16,6473

42 9,159 16,503 13,19607 1,579636

42 2 39 14,17 10,034

42 0 1 ,31 ,468

42 0 1 ,45 ,504

42 IR CR DER ROE EPS LNSIZE AGE RAU RUN

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation B. STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif sebelum dilakukan eliminasi data ekstrim.

Tabel IV. B

Hasil Output Descriptive Statistics

Sumber: Hasil Output SPSS 11.5

Hasil output statistik deskriptif pada tabel IV.B menunjukkan bahwa initial return yang diproksikan oleh variabel IR memiliki nilai minimum sebesar 0,017 nilai maksimum sebesar 0,701 nilai rata-rata sebesar 0,37040 dan standar deviasi dengan nilai sebesar 0,268821.Current ratio yang diproksikan oleh variabel CR memiliki nilai minimum sebesar 0,12, nilai maksimum sebesar 2,88 nilai rata-rata sebesar 1,1764 dan standar deviasi dengan nilai sebesar 0,59650.Debt to equity ratio yang diproksikan oleh variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 0,26 nilai maksimum


(1)

commit to user

65

Hal ini terjadi karena dalam proses IPO, underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter berkewajiban untuk membelinya. Bagi underwriter yang belum mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwriter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya sehingga initial return yang bisa didapatkan oleh investor menjadi rendah

Serta penggunaan underwriter yang berkualitas akan mampu untuk memprediksi harga saham saham perusahaan dengan baik sehingga pada saat saham dilepas ke pasar sekunder, harga saham akan mendekati nilai yang sebenarnya akibatnya investor tidak akan bisa mendapatkan initial return yang tinggi.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sampai seberapa besar proporsi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan dependen. Hasil pengujian yang menunjukkan besarnya koefisien determinasi (R2) sebelum dimasukkan variabel pengontrol adalah sebagai berikut:


(2)

commit to user

66

Model Summaryb

,694a ,482 ,356 ,215754

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), RUN, RAU, AGE, ROE, DER,

CR, LNSIZE, EPS a.

Dependent Variable: IR b.

Tabel IV. H

Uji R2 Variabel-variabel Independen

Sumber: Hasil output SPSS 11.5

Berdasarkan tabel IV. H diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,482 hal ini berarti 48,2 % variasi initial return (IR) dapat dijelaskan oleh variasi dari kedelapan variabel independen, yaitu

current ratio (CR), return on equity (ROE),debt to equity ratio (DER), earning

per shares (EPS), ukuran perusahaan (LNSIZE), umur perusahaan (AGE),

reputasi auditor (RAU) dan reputasi underwriter (RUN). Sedangkan sisanya (100%-48,2%= 51,8 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0,215754. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.


(3)

commit to user

67

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian mendapatkan hasil nilai uji simultan F= 3,831 dan signifikansi 0,003a. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi initial return atau dapat dikatakan bahwa variabel current ratio, return on equity, debt to equity ratio, earning per shares, ukuran perusahaan, umur, reputasi auditor dan reputasi underwriter secara bersama-sama berpengaruh terhadap initial return perusahaan.

2. Hasil penelitian berupa nilai R2 = 0,482 yang berarti bahwa 48,2% variasi initial return dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu current ratio (CR), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), earning per shares (EPS), ukuran perusahaan (LNSIZE), umur perusahaan (AGE), reputasi auditor (RAU) dan reputasi underwriter (RUN) sedangkan sisanya sebesar 51,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi seperti kondisi pasar, pengalaman emiten, kepastian hukum serta jenis industri.


(4)

commit to user

68

1) Current ratio tidak berpengaruh terhadap initial return perusahaan. 2) Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap initial return

perusahaan.

3) ROE tidak berpengaruh terhadap initial return perusahaan.

4) Earning per sahares berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return perusahaan.

5) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return perusahaan.

6) Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return perusahaan.

7) Reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return perusahaan.

8) Reputasi underwriter berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return perusahaan.

B. KETERBATASAN

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut: 1. Adanya keterbatasan variabel keuangan dan non keuangan yang digunakan

untuk memprediksi underpricing perusahaan yang melakukan IPO dalam penelitian ini, sehingga hasil interpretasi masih belum memberikan kesimpulan yang bersifat umum.

2. Data yang dikeluarkan dari perusahaan sampel banyak yang tidak memenuhi kriteria dikarenakan data tidak lengkap sehingga akan mengurangi jumlah sampel.


(5)

commit to user

69

3. Perangkingan auditor dan underwriter tidak dapat dilakukan secara tepat karena masih bersifat subjektif. Untuk penelitian selanjutnya perlu mencari teori atau ukuran yang lebih akurat sebagai dasar pemeringkatan.

C. SARAN

Berdasarkan atas kesimpulan dan keterbatasan yang ada pada penelitian ini, maka saran-saran yang diajukan peneliti sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas batasan-batasan yang ada pada penelitian ini, seperti memperpanjang periode penelitian, menambah variabel-variabel yang diteliti dan menggunakan proksi lain dari penelitian ini.

2. Bagi investor yang akan berinvestasi pada perusahaan yang melakukan IPO hendaknya mempertimbangkan informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini mengenai variabel-variabel mana saja yang berpengaruh terhadap initial return saham.

3. Bagi perusahaan, hendaknya pada saat bekerja sama dengan penjamin emisi dalam menentukan harga saham perdana ada baiknya mempertimbangkan informasi yang didapat dalam penelitian seperti menggunakan underwriter yang bereputasi baik sesuai dengan penelitian ini. Terdapat dua tipe underwriter yaitu yang menjanin dengan full commitment dan best effort. Setiap perusahaan pasti menginginkan underwriter yang beruputasi baik dan menjamin dengan full commitment agar dana yang berhasil dihimpun dari IPO bisa maksimal. Namun tentu


(6)

commit to user

70

saja untuk mendapatkanya tidaklah mudah, akan ada banyak persiapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Persiapan tersebut adalah :

• Membangun citra perusahaan

• Membenahi administrasi perusahaan

• Mereview status hukum perusahaan; melakukan perubahan akta pendirian & anggaran dasar PT; melakukan perubahan kelas saham • Menyelesaikan sengketa-sengketa litigasi & kewajiban material lain • Menyusun kembali dewan direksi

• Membentuk sistem pengawasan intern; sistem keuangan & sistem operasional yang baik

• Menjamin audit yang wajib dilaksanakan dengan sempurna

Setelah persiapanya sudah matang barulah perusahaan bisa mencari underwriter yang bereputasi baik agar dana yang diperoleh dari melakukan IPO bisa maksimal


Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 19

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN DAN RETURN SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO)

0 5 131

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

8 87 143

PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2004 2008)

0 4 92

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI PERIODE 2011-2014).

0 4 33

PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013).

0 0 15

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Listing di BEI).

0 0 124

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 10

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 2