Penggunaan Lahan Kandang Itik

b. Penggunaan Lahan

Luas wilayah desa penelitian yakni desa Petangguhan menurut fungsinya dapat dibagi menjadi areal perkebunan, perumahan, peternakan, pertaniansawah dan lapangan bola. Untuk lebih jelasnya tabel 2 di bawah ini dapat memperlihatkan sebaran penggunaan lahan di desa Petangguhan . Tabel 2. Jenis penggunaan lahan di Desa Petangguhan Tahun 2008 No Jenis penggunaan lahan Luas ha Persentase 1. 2. 3. 4. Perkebunan Pertanian sawah Pemukiman Peternakan 113 117 51,5 38,5 35,31 35,56 16,09 12,04 Jumlah 320 100 Sumber : Data monografi desa penelitian tahun 2008 Pada Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa jenis penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 113 Ha 35,31 , sedangkan lahan pertaniansawah 117 Ha 35,56 , lahan yang digunakan sebagai pemukiman seluas 51,5 Ha 16,09 dan lahan yang digunakan untuk peternakan adalah 38,5 Ha 12,04 . Menurut kepala desa Petangguhan, Hasil peternakan inilah yang sedang dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya karena merupakan investasi yang paling baik terutama bila ada kebutuhan mendadak yang membutuhkan uang, ternaklah yang paling mudah untuk dijual. Keadaan ini sebenarnya menjadi peluang yang besar bagi masyarakat jika ingin beternak dan mengelolanya dengan baik. Hal ini juga membuktikan bahwa desa ini memiliki lahan yang luas dan masih dapat dimanfaatkan untuk lahan peternakan. Universitas Sumatera Utara

c. Keadaan Penduduk

Penduduk daerah penelitian berjumlah 3224 jiwa atau 774 KK, seperti tertera pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Keadaan penduduk di desa Petangguhan tahun 2008 No Jenis Kelamin Jumlah jiwa Persentase 1 Laki-laki 1.716 53,22 2 Perempuan 1.508 46.78 Jumlah 3.224 100 Sumber: Data monografi desa penelitian tahun 2008 Tabel 3 menunjukkan keadaan penduduk di daerah penelitian terdiri dari laki-laki berjumlah 1.716 Jiwa 53,22 dan perempuan berjumlah 1.508 jiwa 46,78 , ini menunjukkan bahwa di desa ini jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di desa penelitian terdiri dari petani, PNS Pegawai Negeri Sipil, wiraswasta buruh dan nelayan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian di desa penelitian tahun 2008 NO. Uraian Jumlah penduduk KK Persentase 1. PNSPensiunan 20 0,465 2. Bertani 392 51,64 3. Buruh 44 0,775 4. Beternak 155 23,02 5. Wiraswasta 163 24,10 Jumlah 774 100 Sumber: Data monografi desa penelitian, 2008 Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk desa penelitian adalah bermata pencaharian sebagai buruh yaitu 44 KK, penduduk yang bertani adalah sebanyak 392 KK, sementara penduduk yang mempunyai mata pencaharian wiraswasta adalah 163 KK, yang mempunyai mata pencaharian sebagai peternak sebesar 155 KK dan penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS pensiunan sekitar 20 KK atau 0,465 dari total jumlah penduduk. Sarana dan Prasarana Desa Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat desa, serta sangat mempengaruhi perkembangan dan masyarakat di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana akan mengakibatkan penyediaan sarana produksi dan pemasaran hasil peternakanpertanian lancar, yang secara tidak langsung akan mempercepat laju pembangunan. Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Sarana dan prasarana di desa Petangguhan, 2008 No Fasilitas Sarana dan prasaran Jumlah Bangunan 1 Pendidikan  SD  SMP  SMA 4 1 - 2 Kesehatan  Posyandu  Klinik 1 5 3 Peribadatan  Mesjid  Surau  Gereja  Wihara 2 5 - - Sumber: Data monografi desa penelitian, 2008 Tabel 5 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana desa penelitian dibidang pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan sosial cukup baik, akan tetapi masih perlu dibenahi bidang pendidikan, dimana di desa ini telah tersedia fasilitas pendidikan seperti SD Sekolah Dasar dan SMP Sekolah Menengah Pertama sedangkan SMA Sekolah Menengah Atas yang ada di desa Petangguhan sudah dapat tempuh menggunakan jasa angkutan yang ada di desa tersebut. Dengan cara demikian maka diharapkan akan semakin meningkatkan minat anak - anak di desa ini untuk sekolah. Di desa ini hanya memiliki satu unit Posyandu dan lima Klinik, padahal pusat kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun untuk mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang memadai, harapan masyarakat kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut. Fasilitas peribadatan dan sosial keberadaannya cukup tersedia bagi masyarakat, namun perlu diperhatikan dalam pemakaiannya dimana mesjid Universitas Sumatera Utara sebagai tempat beribadah dan balai desa adalah tempat pertemuan bagi masyarakat jikalau ada rapatperkumpulan masyarakat. Daerah ini telah dapat di capai dengan angkutan umum atau angkutan roda empat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peternak tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana produksi dan juga dalam hal penjualan hasil, karena sarana transportasi sudah cukup tersedia dengan baik. Karakterisitik Peternak Sampel Karakterisitik petani sampel pada penelitian ini meliputi umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan skala usaha yang dikelola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Karakteristik peternak sampel di desa Petangguhan tahun 2008. No Uraian Range Rataan 1 Umur Tahun 35-73 46,3 2 Tingkat pendidikan Tahun 6-12 8,25 3 Pengalaman beternak Tahun 2-15 3,6 4 Jumlah tanggungan jiwa 2-7 6,05 5 Skala usaha ekor 12-85 33,25 Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Dari Tabel 6 diketahui bahwa umur rata-rata peternak adalah 46,3 dengan range 35-73 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peternak sampel masih tergolong pada usia produktif, karena dilihat dari segi umur, tenaga kerja peternak itik masih sangat potensial untuk mengerjakan dan mengelola usaha ternaknya masing – masing. Universitas Sumatera Utara Tingkat pendidikan peternak sampel hanya pada tingkat SMA adalah 8,25 dengan range 6-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh peternak cukup tinggi, pendidikan peternak ini sangat berpengaruh terhadap keahlian, wawasan, pengetahuan dan pola pikir dalam melakukan tindakan terhadap kegiatan usaha ternaknya. Pengalaman beternak tiap peternak yaitu rata – rata 3,6 dengan range 2-15 tahun. Hal ini akan berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya didalam mengatasi masalah-masalah dalam mengusahakan ternak itik tersebut untuk meningkatkan hasil produksi ternaknya. Jumlah tanggungan peternak itik rata – rata sebanyak 6,05 dengan range 2 – 7 orang, jumlah tanggungan keluarga akan bepengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin besar pula pengeluaran keluarga. Sementara tanggungan yang sudah masuk dalam kategori usia produktif dapat dijadikan sebagai tenaga kerja di dalam keluarga peternak. Jumlah ternak itik dimiliki oleh peternak dapat pula menunjukkan tingkat perkembangan populasi ternak di daerah penelitian tersebut. Jumlah populasi ternak itik peternak yaitu rata-rata 33,25 dengan range 12-85 ekor yang dipelihara pada lahan – lahan di daerah penelitian tersebut. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Pemeliharaan Usaha Ternak Itik Di Daerah Penelitian

Di daerah penelitian, mayoritas peternak itik masih mengusahakan ternak itiknya secara sederhana yaitu bentuk pemeliharaan dengan tata pelaksanaannya tidak terprogram dengan baik, kandangnya hanya dibangun dengan sekedarnya saja hanya untuk tempat berlindung dari teriknya matahari diwaktu siang dan untuk melindungi ternak dari udara yang dingin diwaktu malam, dalam pengembalaannya ternak itik dilepas di daerah persawahan atau ladang. Usaha ternak itik yang dilakukan secara sederhana tidak terlalu memikirkan hasil produksinya karena peternak menganggap tingkat usaha seperti ini masih menonjolkan kepentingan keluarga, serta aspek kepuasan dipandang lebih utama, karena peternak dianggap telah memiliki tabungan berbentuk ternak yang dapat dijual pada saat dibutuhkan dalam keadaan tidak terduga. Proses sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak itik di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Kandang Itik

Adapun persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, sirkulasi udara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari. Ada beberapa tipe kandang yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti : Universitas Sumatera Utara  Kandang sistem terkurung Ciri-ciri kandang terkurung : - Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasibagian atas dilapisi sekamserbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur atau pelepah pohon. - Seluruh ruangan kandang dinaungi atap yang terbuat dari pelepah pohon atau kayu. - Tersedia tempat pakan serta tempat produksi telur itik di dalam kandang.  Kandang sistem koloni Koloni adalah perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan sistem dilepas, yang bercirikan : - Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen dan dialasi dengan kulit padi atau bekas serutan kayuserbuk gergaji. - Atap kandang menggunakan sistem atap berlubang. - Umbaran atau pekarangannya dibuatkan pagar setinggi ± 75 cm, yang dilengkapi dengan peralatan kandang tempat makan dan minum. - Dinding dari bambu atau kayu. Di daerah penelitian, kandang dibangun dengan arah utara – selatan, agar sinar matahari pada waktu pagi hari tetap masuk kandang dan tidak begitu Universitas Sumatera Utara panas. Sinar matahari pada pagi hari mengandung sinar ultraviolet sangat penting untuk membasmi kuman dan membantu pembentukan vitamin pada ternak itik. Kebutuhan kandang sangat penting sekali sebagai pelindung panas, hujan, dingin dan tiupan angin yang sangat kencang. Selain itu juga memudahkan pemeliharaan. Perkandangan itik dibangun berdekatan dengan rumah penduduk atau peternak agar para peternak dapat lebih mudah mengawasi usaha ternaknya tersebut. Ukuran dari masing – masing kandang disesuaikan dengan jumlah ternak dari setiap peternak. Tidak ada peternak yang memiliki dua kandang atau lebih yang berarti tidak ada peternak yang melakukan pemisahan kandang berdasarkan umur ternak itik Kandang pemeliharaan ternak itik tersebut tidak dipisahkan sesuai dengan umur itik, tetapi seluruh ternak tersebut dipelihara dalam satu kandang. Alasan peternak melakukan hal ini karena keterbatasan modal dan lahan untuk usaha ternak itik tersebut, dan hal ini dianggap peternak masih sangat wajar, karena peternak masih dapat merasakan keuntungan dari hasil ternak itiknya, walaupun hanya dipelihara dalam kandang yang seadanya saja.

b. Penyediaan Bibit