kemampuan produksi rata-rata 150 – 160 butirekortahun. Dilihat dari tingkat produktivitasnya, itik ini tergolong petelur yang potensial. Kerabang atau
cangkang telur tebal dan berwarna hijau kebiruan. Kendall berbobot sekitar 1,6- 2 kg, itik ini kurang pas dijadikan itik pedaging karena pertumbuhan berat
badannya yang tergolong lambat Shane,2003.
c. Itik Tegal
Nama itik tegal sesuai dengan daerah pengembangannya, yakni di daerah Tegal, Jawa Tengah. Itik ini termasuk dalam kelompok itik jawa Anas
javanica. Penyebarannya meliputi wilayah Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Brebes, dan Tegal Jawa Tengah; Cirebon, Indramayu, Subang, dan
Karawang Jawa Barat. Itik yang potensial sebagai petelur ini produktivitasnya cukup tinggi, yakni hingga 150 butirekortahun. Mulai bertelur pada umur 6
bulan, dengan masa bertelur produktif saat berumur 1-2 tahun. Warna kerabang atau cangkang telurnya hijau kebiruan.
Itik ini sangat potensial sebagai petelur karena produktivitasnya cukup tinggi hingga 250 butirekortahun. Bentuk tubuh itik tegal menyerupai botol
dengan leher panjang. Memiliki warna bulu beragam, cokelat kemerahan lemahan, totol-totol cokelat branjangan, hitam irengan, cokelat kehitaman
blorong, coklat muda totol hitam jarakan, dan putih putihan. Itik tegal jenis branjangan paling banyak digembalakan, sedangkan yang paling banyak
diternakkan adalah itik jenis lemahan atau sering juga dijuluki itik rambon di Cirebon. Selain dimanfaatkan telurnya, itik regal apkiran yang telah tiga kali
periode bertelur dipotong untuk dikonsumsi. Biasanya itik diapkir setelah
Universitas Sumatera Utara
berumur 3 tahun. Itik tegal tergolong itik tipe dwiguna, yakni sebagai itik podill sekaligus pedaging.
d. Itik Mojosari
Itik mojosari berasal dari Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik ini merupakan jenis itik petelur yang cukup bagus. Telurnya
sangat digemari konsumen karena rasanya cukup enak dan ukurannya relatif besar. Kerabang telurnya berwarna kehijauan. Produksi telurnya mencapai 180-
200 butirekortahun dengan berat telur sekitar 60 gram per butir. Itik yang termasuk itik jawa Anasjavanica ini pertama kali berproduksi
pada umur 5,5 bulan. Namun, tingkat produksinya baru stabil setelah berumur 7 bulan. Sosok tubuh itik mojosari tinggi langsing menyerupai bentuk botol. Pada
umumnya warna bulu itik mojosari cokelat kehitaman dengan paruh dan kaki berwarna hitam. Itik jantan memiliki ciri khas berupa beberapa bulu ekor
melengkung ke atas. Itik ini banyak digembalakan dan diternakkan secara intensif, terutama di daerah Jawa Timur.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan WHO World Health Organization, sampai 1999 Indonesia dikenal memiliki stok itik ketiga terbesar
di dunia sekitar 28,1 juta ekor di bawah Cina 511,8 Pta ekor dan Vietnam sekitar 50 juta ekor. Pada tahun 1999 ketiga negara ini menempatkan Asia
sebagai pemilik stok itik terbesar di dunia, yakni sekitar 670 juta ekor setara dengan 2.041 juta ton daging dari stok dunia yang mendekat angka 800 juta
ekor. Eropa menempati urutan kedua, sekitar 68,4 juta ekor setara dengan 371,4 juta ton daging. Urutan ketiga adalah Amerika Latin, sekitar 20,8 juta ekor
setara dengan 51,25 juta ton daging. Sementara itu, Afrika berada di urutan
Universitas Sumatera Utara
keempat, sekitar 15,7 juta ekor setara dengan 54,66 juta ton daging, dan Amerika Utara termasuk AS berada di urutan kelima, sekitar 7,6 juta ekor
setara dengan 52 juta ton daging. Di Indonesia menu daging itik tampaknya masih belum begitu populer
dibandingkan telur itik. Telur itik untuk konsumsi umumnya merupakan telur asin. Telur asin merupakan menu yang umum disajikan, dari warteg sampai
hotel berbintang lima. Namun, daging itik sendiri justru agak sulit untuk ditawarkan ke konsumen sebagai makanan pengganti daging ayam. Seolah-olah
daging itik dianggap sebagai menu yang kurang bergengsi dibandingkan dengan daging ayam. Karenanya, kebanyakan orang beternak itik hanya berorientasi
pada telur itik petelur, bukan pada dagingnya itik pedaging. Sementara itu, itik yang dijual untuk keperluan pedaging kebanyakan itik petelur yang sudah
berumur tua atau itik apkir. Padahal di pasar dunia, baik itik maupun entok masuk dalam hitungan sumber protein yang setara dengan ayam.
Umumnya orang Indonesia enggan makan daging itik karena baunya yang lebih anyir, lebih keras, dan berwarna lebih merah dibandingkan dengan
daging ayam. Bau yang kurang sedap dari daging itik bersumber dari kandungan lemaknya, sedangkan kealotan dagingnya diakibatkan oleh diameter serabut
ototnya yang relatif besar. Kelemahan sifat daging ini diperparah lagi dengan cara pemrosesan itik hidup menjadi karkas. Bagaimana bisa enak jika daging
yang dimasak merupakan hasil pemotongan itik lokal yang memang berdaging tipis dan sudah berumur tua serta diolah tanpa memperdulikan kualitas dan
sanitasi Prawoto,2001. Berbeda dengan orang Indonesia, orang-orang etnis Cina justru sangat
menyukai daging itik. Di Cina daratan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura menu
Universitas Sumatera Utara
itik panggang, itik rebus, dan itik asap selalu disajikan di setiap jamuan makan maupun di restoran. Popularitas menu daging itik ini kemudian menyebar ke
Asia Tenggara, Eropa, Jepang, dan Amerika. Di hampir semua restoran chinese food di Eropa dan Amerika, dengan mudah didapatkan menu daging itik.
Masyarakat Cina dikenal menomorsatukan daging itik daripada daging ayam. Di Negeri Tirai bambu itu, itik menjadi makanan tradisional utama yang erat
kaitannya dengan masalah kebudayaan dan keagamaan sebagian besar penduduknya.
Itik sebagai pedaging. Daging itik lokal belum sepopuler telurnya karena dianggap tidak bergengsi sementara itu, di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti di Jakarta, hampir di setiap ujung jalan dan gang bisa kita jumpai penjual daging ayam dan burung goreng. Para penjual ini selalu mengatakan bahwa
dagangannya itu adalah daging burung belibis yang ditangkap di sawah-sawah di kawasan Karawang. Padahal yang dijual sebenarnya daging itik jantan yang
digemukkan atau dibesarkan sampai umur 2-3 bulan. Daging itik jantan muda yang digoreng ini memang cukup lezat dan disukai. Jika penjual emperan selalu
“menyembunyikan” keberadaan daging itik sebagai barang dagangannya, restoran-restoran kenamaan dan hotel berbintang justru mulai membanggakan
menu itik panggang atau itik asapnya Bambang,2001. Data mengenai jumlah populasi itik di Indonesia untuk kebutuhan
konsumsi sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Populasi itik di In- donesia boleh saja dikatakan paling besar di kawasan Asia Tenggara. jumlah itik
berdasarkan Statistik Peternakan 1999 tercatat sebesar 30.066.000 ekor. Populasi besar ini ternyata sampai sekarang baru mendatangkan manfaat
yang jauh dari memadai bagi peternaknya. Peran unggas air, terutama itik,
Universitas Sumatera Utara
dalam pemenuhan kebutuhan akan daging unggas baru hanya mencapai 1,7, sedangkan telurnya sebesar 18. Kedudukan itik sebenarnya setara dengan sapi
potong, kambing, domba, dan ayam kampung. Itik dianggap sebagai hewan ternak asli Indonesia yang sangat potensial menjadi somber tumpuan kehidupan
masyarakat perdesaan. Unggas ini bisa sebagai komoditas utama dalam pemberdayaan peternak di perdesaan. Namun, sangat disayangkan, sampai saat
ini peternak yang mengembangkan peternakan itik sulit untuk mendapatkan kucuran kredit dari pihak perbankan, sehingga mereka masih mengandalkan
dananya sendiri. Kartika Widjaja,2003.
Landasan Teori
Analisis ekonomi merupakan analisa system ekonomi pertanian yang mengacu pada pendapatan pertanian pada waktu panen. Anilisis ini mencakup
budidaya pertanian,agribisnis modal, serta perdapatan keluarga. Suatu usaha dikatakan untung jika pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total
pengeluaran. Sebaliknya jika diperoleh pendapatan lebih rendah daripada pengeluaran berarti usaha itu mengalami kerugian, pendapatan kotor suatu usaha
didefinisikan sebagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu atau ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usaha tersebut.
Asumsi utama paradigma agribisnis bahwa semua tujuan aktivitas pertanian kita adalah profit oriented sangat menyesatkan. Masih sangat banyak
petani kita yang hidup secara subsisten, dengan mengkonsumsi komoditi pertanian hasil produksi mereka sendiri. Mereka adalah petani-petani yang luas
tanah dan sawahnya sangat kecil, atau buruh tani yang mendapat upah berupa
Universitas Sumatera Utara
pangan, seperti padi, jagung, ataupun ketela. Mencari keuntungan adalah wajar dalam usaha pertanian, namun hal itu tidak dapat dijadikan orientasi dalam
setiap kegiatan usaha para petani. Petani kita pada umumnya lebih mengedepankan orientasi sosial-kemasyarakatan, yang diwujudkan dengan
tradisi gotong royong sambatankerigan dalam kegiatan mereka. Seperti di awal tulisan, bertani bukan saja aktivitas ekonomi, melainkan sudah menjadi
budaya hidup yang sarat dengan nilai-nilai sosial-budaya masyarakat lokal. Sehingga perencanaan terhadap perubahan kegiatan pertanian harus pula
mempertimbangkan konsep dan dampak perubahan sosial-budaya yang akan terjadi. Seperti halnya industrialisasi yang tanpa didasari transformasi sosial
terencana, telah menghasilkan dekadensi nilai moral, degradasi lingkungan, berkembangnya paham kapitalisme dan individualisme, ketimpangan ekonomi,
dan marjinalisasi kaum petani dan buruh. Hal ini yang nampaknya tidak terlalu dikedepankan dalam pengembangan paradigma pendekatan sistem
agribisnis..Tidak semua kegiatan pertanian dalam skala petani kecil dapat dibisniskan, seperti yang dilakukan oleh petani-petani perusahaan besar di luar
negeri, yang memiliki tanah luas dan sistem nilaibudaya berbeda yang lain sekali dengan petani kita.Prof. Dr. Mubyarto, 2003
Populasi itik di Indonesia sekitar 24 juta ekor yang tersebar luas diseluruh pelosok tanah air, dengan produksi telur sekitar 113 ribu dan daging
sekitar 10 ribu ton. Propinsi Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timor, Kalimantan Selatan, D.I. Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat
merupakan daerah sentra itik di Indonesia. Itik dipelihara terutama untuk produksi telurnya. Itik Alabio di Kalimantan Selatan juga banyak dikonsumsi
Universitas Sumatera Utara
dagingnya. Telur dan daging itik mengandung zat-zat penting bagi tubuh, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.
Pada umumnya peternak itik di Deli Serdang mengenal dua jenis itik yaitu itik penghasil telur konsumsi, yang juga sering merangkap sebagai
penghasil telur tetas contohnya adalah itik alabio, dan itik pedaging yang sering merangkap sebagai induk buatan untuk mengerami telur itik contohnya adalah
itik serati dan entok. Itik Alabio berasal dari Amuntai, Kalimantan Selatan, sebagai itik
petelur, itik alabio sudah tahu kualitasnya produksinya masa bertelur 8-10 bulantahun sampai mencapai umur 3,5 tahun, baru afkir. Produksi telurnya rata-
rata 275 butir per ekor tahun. Beratnya 56 – 70 grambutir. Wasito,dkk, 2007 Sejarah yang panjang sehingga itik Alabio ini sampai ke Sumatera
karena pesanan dari daerah semakin meningkat dari tahun ketahun sehingga orang datang sendiri ke daerah itik ini berasal.
Ciri-ciri itik ini sangat unik yaitu : a.
Sikap badan 45 derajat yang merupakan sikap antara itik pejalan dan itik Manila.
b. Bentuk badan kekar , leher dan kepala paruh.
c. Warna bulu dan kaki yang kuning mengarah ke orange.
d. Warna bulu yang cendrung terang mengarah ke warna putih yang
merupakan warna bulu itik Peking. Linus Simanjuntak,2002
Universitas Sumatera Utara
Usaha apapun yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Dalam hal ini termasuk pada usaha ternak
itik. Suatu usaha dikatakan untung jika jumlah pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total pengeluaran. Sebaliknya jika perolehan pendapatan yang
diperoleh lebih rendah daripada pengeluaran berarti usaha itu mengalami kerugian Suratiyah, 2008.
Pendapatan kotor suatu usaha didifinisikan sebagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu atau ukuran hasil perolehan total sumber
daya yang digunakan dalam usaha tersebut, sedangkan pendapatan bersih adalah pendapatan kotor usaha dikurangi total biaya, dimana biaya usaha adalah
seluruh pengeluaran yang terjadi dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu biasanya ditetapkan dalam dua belas bulan atau dapat dikatakan juga biaya
adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi. Oleh karena itu
maka, pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya maka dirumuskan sebagai berikut:
Pd = TR-TC
Dimana : Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan TC = Total biaya
Soekartawi, 1995 Dari hasil pendapatan usaha ternak tersebut dapat diperoleh besar
kontribusi terhadap pendapatan keluarga, dimana pendapatan keluarga dari
Universitas Sumatera Utara
usaha ternak adalah pendapatan bersih usaha ternak ditambah dengan nilai input bidang lain yang diusahakan sendiri oleh peternak..
Total pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga yang berasal dari usaha ternak itik dan non usaha ternak Padi yang diusahakan. Kontribusi
pendapatan usaha ternak itik yaitu pendapatan yang diterima dari usaha ternak itik dengan pendapatan keluarga dan dikalikan dengan 100 . Sehingga dapat
diketahui seberapa besar kontribusi usaha ternak itik terhadap pendapatan keluarga.
Kontribusi pendapatan usaha ternak itik adalah pendapatan yang diterima dari usaha ternak itik dibagi dengan pendapatan keluarga dan dikalikan
dengan 100. Sehingga dapat diketahui seberapa besar kontribusi usaha ternak itik terhadap pendapatan keluarga. Dapat dilihat pada rumus dibawah ini:
Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Itik :
100 arg
tan tan
x a
Kelu Pendapa
Itik Ternak
Usaha Pendapa
Kerangka Pemikiran
Peternak itik merupakan orang yang mengusahakan ternak itik mulai dari pemeliharaan bibit hingga itik tersebut dewasa dan siap untuk dijual baik
telur maupun daging itik. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas itik adalah sistem pemeliharaan usaha ternak yang digunakan oleh
peternak. Meningkatnya permintaan telur membuat peluang usaha ternak itik semakin terbuka. Namun, peluang tersebut belum bisa dimanfaatkan
sepenuhnya oleh para peternak. Umumnya para peternak itik di pedesaan masih mengelola usahanya secara tradisional. Misalnya seperti pengadaan bibit,
Universitas Sumatera Utara
pemberian pakan, dan sistem pemeliharaan belum banyak yang menggunakan teknologi modern. Bahkan, dalam usaha pemeliharaan ternak tersebut tanpa
dilandasi ilmu pengetahuan yang memadai. Usaha ternak itik, sebenarnya memiliki peluang yang cukup besar untuk
dipilih sebagai lapangan kerja, terutama karena melimpahnya limbah pertanian. Sampai sekarang pada umumnya usaha ternak itik masih banyak yang bersifat
tradisional dan dilakukan sebagai usaha sampingan dengan kepemilikan itik sebanyak 12-25 ekor. Ditinjau dari segi ekonomis usaha ternak itik cukup
menguntungkan petani-ternak. Sebab selain pertanian, tambahan keuntungan lainnya adalah dari hasil limbah ternak, yang cukup bermanfaat sebagai pupuk
kandang. Di Desa Petangguhan, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang
sebagian besar peternak itik masih menjalankan usaha ternak itik secara tradisional, tentu saja berbagai hal-hal di dalam usaha ternak dan pemeliharaan
tersebut sangat berhubungan erat terhadap tingkat keberhasilan itik yang diusahakan. Dimana keberhasilan suatu peternakan sangat tergantung kepada
tata laksana atau pemeliharaan yang dilakukan. Tanpa tata laksana yang teratur dan baik, produksi yang akan dihasilkan ternak tidak akan sesuai dengan
harapan, bahkan suatu kerugian dan kehancuran yang cukup besar akan senantiasa mengancam.
Bagi para peternak, pengetahuan yang baik akan pemeliharaan itik juga sangat berpengaruh terhadap kualitas produksi yang dihasilkan, tentunya apabila
hasil produksi usaha yang diperoleh sangat baik, maka akan baik pula pengaruhnya terhadap pendapatan yang diperoleh, sehingga diperkirakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
usaha ternak itik tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 . Skema kerangka pemikiran sistem usaha ternak itik dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga
Keterangan : → : Menyatakan hubungan
METODOLOGI PENELITIAN
Sistem Usaha Ternak : -
Input -
Pemeliharaan -
Pemasaran Peternak Itik
Usaha Ternak Itik
Produksi
Pendapatan Usaha Ternak
Pendapatan Keluarga
Usaha Non Ternak Itik Padi
Pendapatan Usaha Non Ternak Itik Padi
Sistem Usaha Ternak : •
Input: Lahan, Modal, Tenaga kerja serta
Keahlian pengetahuan •
Sistem Pemeliharan Masalah
Upaya
Universitas Sumatera Utara
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara sengaja purposive, yaitu di Desa Petangguhan, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, karena potensi
daerah tersebut masih cukup baik dan menjanjikan untuk prospek usaha ternak itik terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Keadaan tersebut yang menjadi fokus
penelitian yaitu bagaimana usaha ternak itik dijalankan di daerah tersebut dan seberapa besar kontribusinya terhadap pendapatan keluarga peternak.
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah peternak itik yang melakukan usaha ternaknya, terdapat 20 peternak itik, yang berada di Desa Petangguhan,
Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Penentuan sampel untuk penelitian ini dilakukan secara sensus artinya seluruh populasi peternak itik
dijadikan sampel. Peternak yang dijadikan sampel di daerah penelitian sebanyak 20 peternak itik.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari peternak itik melalui metode
wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga - lembaga
yang terkait seperti Kantor Camat, Kantor Kepala Desa dan Badan Pusat Statistik. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1
sebagai berikut. Tabel 1. Spesifikasi pengumpulan data
Universitas Sumatera Utara
Jenis data Sumber data Metode dan alat yang digunakan
Wawancara Kuesioner
Observasi Identifikasi peternak
Peternak Responden
√ √
Sistem usaha ternak Peternak
Responden
√ √
√
Besar pendapatan usaha ternak itik
Peternak Responden
√ √
Masalah-masalah yang dihadapi dan
upaya mengatasinya Peternak
Responden
√ √
√
Metode Analisis Data
Untuk tujuan 1 digunakan analisis deskriptif berdasarkan survei dan data yang diperoleh di daerah penelitian, informasi yang dikumpulkan adalah
sistem usaha ternak itik mengenai : -
Kandang ternak -
Penyediaan bibit -
Pemberian pakan -
Jumlah serta cara pemberian pakan -
Cara pencegahan penyakit.
Untuk tujuan 2 mengetahui besar pendapatan usaha ternak itik yaitu dengan perhitungan selisih antara penerimaan dan semua biaya maka
dirumuskan sebagai berikut:
Pd = TR-TC
Dimana : Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
X 100 Besar kontribusi ternak itik terhadap pendapatan keluarga dihitung
dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Itik :
Pendapatan Usaha Ternak Itik Total Pendapatan Keluarga
Keterangan : -
Apabila kontribusi pendapatan usaha ternak itik 30
→ kontribusinya besar
- Apabila kontribusi pendapatan usahaternak itik 30
→ kontribusinya
rendah.
Tujuan 4, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengumpulkan informasi masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan usaha ternak itik
di daerah penelitian, kemudian dijabarkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan 5, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menjabarkan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan usaha ternak itik, kemudian dijabarkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam usulan penelitian ini, maka definisi dan
batasan operasional mengenai apa yang akan diteliti sebagai berikut :
Definisi
a. Peternak sampel adalah peternak yang mengusahakan ternak itik.
b. Usaha ternak adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan
keluarganya memelihara ternak yang bertujuan memperoleh hasil dan pendapatan.
c. Sistem usaha ternak itik adalah suatu sistem usaha yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan terhadap usaha pemeliharaan itik dimulai dari pengadaan bibit sampai dengan
pemasaran. d.
Sistem pemeliharaan ternak adalah sistem budidaya ternak yang berupaya untuk memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin sehingga
diperoleh produksi yang diinginkan. e.
Peternak itik adalah individu atau badan usaha yang mengusahakan ternak itik dari mulai dari anakan hingga dapat berproduksi.
f. Peternak itik petelur merupakan individu yang mengusahakan ternak itik
yang hanya menjual atau menghasilkan telur dari itik yg akan dijual. g.
Peternak itik daging merupakan individu yang mengusahakan ternak itik yang hanya menjual atau menghasilkan daging akan dijual.
Universitas Sumatera Utara
h. Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total
biaya. i.
Sumbangan adalah seberapa besar kontribusi penghasilan yang diberikan dari hasil usaha ternak itik.
j. Kontribusi pendapatan keluarga adalah seberapa besar penghasilan
usuha ternak itik terhadap pendapatan keluarga. k.
Hasil produksi itik adalah hasil akhir yang diperoleh dari produksi kegiatan usaha ternak itik.
l. Sistem penjualan adalah sistem pemasaran hasil produksi dari usaha
ternak itik yang dikelola peternak. m.
Sistem usaha adalah kumpulan hal atau komponen-komponen yang tertentu dalam suatu tatanan yang mempunyai keterkaitan yang teratur
dari bagian-bagiannya dan diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu kegiatan usaha.
Batasan Operasional
a. Lokasi penelitian adalah di Desa Petangguhan, Kecamatan Galang,
Kabupaten Deli Serdang. b.
Sampel penelitian adalah peternak itik yang berada di Desa Petangguhan, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
c. Waktu penelitian adalah tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETERNAK SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Letak Geografis
Desa Petangguhan adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Galang Kabupaten Deli serdang. Desa ini memiliki areal seluas 320 Ha, dengan
batas – batas wilayah sebagai berikut.
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Payah Sampir
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Petumbukan
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Pisang pala
Sebelah Timur berbatasan dengan desa Tanjung Gusti Jarak desa penelitian dengan ibukota kecamatan sekitar 6 Km
sementara jarak desa penelitian dengan ibukota kabupaten sekitar 21 Km dan jarak desa penelitian dengan ibukota provinsi daerah tingkat I Sumatera Utara
Medan sekitar 50 Km. Desa Penelitian ini terdiri dari 7 dusun. Desa Petangguhan terletak pada ketinggian 350 m dari permukaan laut
dengan curah hujan rata – rata 120-150 mmthn. Desa ini bertopografi dataran rendah dengan suhu udara rata – rata 32° C.
Universitas Sumatera Utara
b. Penggunaan Lahan