Penyiangan (weeding) bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur

(1)

PENYIANGAN (WEEDING) BAHAN PUSTAKA PADA KANTOR

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA ADMINISTRASI (KPAK)

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Eka Fitri Ardiyanti

1111025100036

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Eka Fitri Ardiyanti (1111025100036). Penyiangan Bahan Pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka. (2) Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Deskriptif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Observasi (pengamatan),Wawancara, Dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data adalah Reduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penyiangan bahan pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur secara garis besar dilakukan dua tahun sekali berbarengan dengan kegiatan stock opname dan dilakukan oleh pustakawan. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur memiliki kriteria khusus untuk bahan pustaka yang disiangi, diantaranya seperti bahan pustaka yang sudah out of date dan buku yang rusak secara fisik. Selama ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur telah melakukan usaha yang cukup maksimal dan optimal dalam hal penyiangan bahan pustaka, namun tetap saja ada hambatan yang dihadapi. Secara garis besarnya hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah kebijakan tertulis yang sampai saat ini tidak dimiliki oleh KPAK Jakarta Timur dan juga minimnya tenaga pelaksana weeding. Problematika seperti ini menjadi bahan pembicaraan bagi para pustakawan, terutama bagian Pengembangan Koleksi KPAK Jakarta Timur.


(6)

ii

Eka Fitri Ardiyanti (1111025100036). Weeding Library Materials in the Library and Archives Office of the City Administration (KPAK) On East Jakarta. Under the guidance of Nuryudi, MLIS. The Library Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015.

The purpose of this study are: (1) To determine the policy of the Office of Library and Archives Administration (KPAK) East Jakarta on weeding / weeding of library materials. (2) To know the procedures for implementing the activities of weeding / weeding of library materials on the Library and Archives Office of the City Administration (KPAK) East Jakarta. (3) To find a solution that made the City Library and Archive Office Administration (KPAK) East Jakarta in overcoming the obstacles encountered on the activities of weeding / weeding of library materials. This type of research is using a qualitative descriptive approach. The technique used for data collection is observation (observation), Interview, Documentation. While the data processing techniques are data reduction, data presentation, drawing conclusions.

Results of this research concluded that the weeding of library materials in the Office of the City Library and Archive Administration (KPAK) East Jakarta outline conducted every two years in conjunction with the activities in which inventory check done by librarians. Office of Library and Archives Administration (KPAK) East Jakarta has specific criteria for library materials weeded, such as library materials are already out of date, damaged books and library materials that contain outdated information. During this time the Office of Library and Archives Administration (KPAK) East Jakarta has made considerable effort maximal and optimal in terms of weeding of library materials, but still there are barriers faced. In broad outline these constraints include a written policy which until now has not owned by KPAK East Jakarta and also the lack of skilled labor. This becomes problematic as study materials for librarians, especially the weeding of library materials which under KABAG Collection Development Office of Library and Archives Administration (KPAK) East Jakarta.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan kekuatan iman dan Islam, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad Saw, yang telah memberikan wejangan dan fatwa kepada seluruh ummatnya hingga akhir zaman.

Disadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan, bimbingan, serta dorongan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Mukmin Suprayogi, MSi, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

iv

4. Nuryudi, MLIS, selaku pembimbing skripsi yang begitu baik mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Amir Fadillah, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya untuk ACC judul skripsi penulis.

6. Ir. Yati Sudiharti, M.Si selaku Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.

7. Ahmad Staniurachman, Sarti, selaku informan dan segenap Staf Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang telah memberikan informasi kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini

8. Seluruh dosen Fakultas Adan dan Humaniora, terlebih kepada dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segala ilmunya kepada penulis.

9. Kedua orangtuaku Bapak H. Sukardi dan Mamahku tercinta Salmah Aryani yang selalu melimpahkan seluruh kasih sayangnya dan tidak pernah bosan memberikan nasehat, dukungan moril dan materilnya serta Nenekku Hj. Maryamah terima kasih untuk doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis, kedua adikku Syifa Nur Azizah dan M. Faqih Al-hafidz yang tiada lelah menyemangati penulis.

10.Sahabat-sahabat terbaiku Ade Amelia, Afda Chairunnisa, Aini Apriliana, Ummi Nuqoyatun Nisa yang tiada hentinya memberikan semangat kepada penulis.


(9)

v

Teman-teman KKN Kaaffah UIN Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih untuk segala masukan dan motivasinya.

11.Teman-teman JIP angkatan 2011, khususnya kelas B Karina, Adzani, Maeta, Nurul, Maria, Destia, Asma, Pathur Rohmah, Sasmita, Denisya, Eko, Bintang, Yogi, M. Arif, Maliki, Uli, Wahyudin, Wildan terima kasih canda tawa kalian selama ini.

12.Sahabat kecilku Choirunnisya Al-ayubi, terima kasih atas canda tawa serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Hendi Achmad terima kasih atas motivasi, semangat dan waktu luangnya yang dengan ikhlas mengantarkan penulis mulai dari bimbingan, penelitian, hingga sampai terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bekasi, 11 September 2015


(10)

vi

ABSTRAK ………...……….…… i

ABSTRACT ………..………...….…… ii

KATA PENGANTAR ……….…………...………….….. iii

DAFTAR ISI ……….…...………....…. vi

DAFTAR TABEL ………..……..…….…… ix

DAFTAR GAMBAR ………..…….……...………….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….………...……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….………...… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….……. 8

D. Definisi Istilah ……….…….……….. 9

E. Sistematika Penulisan ……….………..……….…… 11

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ……….. 12

1. Pengertian Perpustakaan Umum ……...………...… 14

2. Tujuan Perpustakaan Umum ………..………….…. 16

3. Fungsi Perpustakaan Umum ………...……….…… 18

4. Tugas Perpustakaan Umum ……….… 20

5. Koleksi Perpustakaan Umum ………...…… 21

B. Pengembangan Koleksi ………..……… 22

1. Pengertian Pengembangan Koleksi ………...…….22

2. Tujuan Pengembangan Koleksi ………..……….… 23


(11)

vii

4. Kebijakan Pengembangan Koleksi ……….. 24

C. Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….………….………… 27

1. Pengertian Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….…...………… 27

2. Tujuan dan Manfaat Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……...… 28

3. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….…….….. 30

4. Kriteria Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………...… 32

5. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………. 33

6. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….……..…… 34

D. Penelitian Terdahulu ………...……… 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………...……….… 38

B. Sumber Data ………...………39

C. Informan ……….……… 40

D. Teknik Pengumpulan Data ………...………..…… 40

E. Teknik Pengolahan Data ……… 42

F. Jadwal Penelitian ………...……… 45

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur ……….………..…… 46

1. Sejarah KPAK Jakarta Timur ………..…… 46

2. Visi dan Misi ………...…… 47

3. Sumber Daya Manusia ………. 48

4. Tugas Pokok dan Fungsi ………..…… 51

5. Koleksi ………...….. 52

6. Sarana dan Prasarana ………..……….…… 55

7. Waktu Layanan Perpustakaan ………..……… 57

8. Layanan Perpustakaan ………. 57


(12)

viii

B. Profil Informan ………..………….………64

C. Hasil Penelitian ……….……….… 66 1. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….……..………… 66 2. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………... 68 3. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………...…… 76 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 81

B. Saran ……….………….…… 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ………..………… 46 Tabel 2 Tanda-Tanda Penyiangan ………..……72 Tabel 3 Status Bahan Pustaka ………....………… 73


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur

Gambar 2 Buku Yang Sangat Jarang Dipinjam Disiangi Gambar 3 Buku Dengan Informasi Yang Kadaluarsa Gambar 4 Buku Rusak

Gambar 5 Buku Yang Beberapa Bagian Isinya Hilang Gambar 6 Buku Dengan Cover Rusak

Gambar 7 Buku Tersiram Air Disiangi

Gambar 8 Jajaran Buku Rusak di Rak Penyiangan Gambar 9 Buku Dengan Jumlah Duplikasi Yang Banyak

Gambar 10 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Samping Kanan Gambar 11 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Samping Kiri Gambar 12 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Depan Gambar 13 Ruangan Khusus Hasil Penyiangan

Gambar 14 Suasana Penumpukan Buku di Gudang Gambar 15 Beberapa Ikat Buku di Gudang


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan adalah sesuatu ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan pustaka seperti buku, majalah, jurnal, bibliografi, indeks ataupun non buku lainnya yang disusun secara sistematis menurut kasifikasinya agar mudah di temukan kembali dan dapat disajikan kepada para pembaca.1 Pernyataan tersebut

diperkuat dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Sulistyo Basuki mengenai perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca dan bukan untuk dijual.2

Perpustakaan merupakan sebuah lembaga pemberi layanan informasi kepada masyarakat dan pelestarian budaya bangsa dalam bentuk bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu dan teknologi, serta pengembangan kebudayaan. Dalam sebuah perpustakaan tentu terdapat sebuah bahan pustaka dan tempatnya atau sarana dan prasarana yang mendukung. Menurut Kosam Rimbarawa bahwa bahan pustaka merupakan segala bentuk karya tulis, cetak dan

1Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2003), h. 7.

2Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


(16)

rekam, seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, peta, film, foto, pita rekaman, dan lain-lain bahan sejenis.3

Perpustakaan bukanlah sebuah gedung yang hanya dijadikan tempat menyimpan bahan pustaka, melainkan didalamnya terdapat proses manajemen yang mengatur kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tujuan dari perpustakaan itu sendiri adalah untuk memberikan layanan berupa informasi sebagai sarana pembelajaran dan hiburan melalui koleksi yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan pengguna yang sarat akan informasi, selalu up to date dan segar.

Sutarno NS, menjelaskan bahwa perpustakaan dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya Indonesia serta berbagai layanan jasa lainnya. Mengingat pentingnya manfaat sebuah perpustakaan, maka pada sebuah perpustakaan tidak boleh lepas dari tiga prinsip penting, yaitu mengumpulkan (to collect) informasi-informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi lembaga dan masyarakat yang dilayaninya. Kedua, atau yang selanjutnya adalah melestarikan, memelihara dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya (to preserve). Ketiga, menyediakan untuk siap dipergunakan dan diperdayakan (to

3Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Perlengkapan


(17)

3

make available) atas seluruh sumber informasi atau koleksi yang dimiliki perpustakaan bagi para pemakainya.4

Perpustakaan berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan informasi dan terhimpun secara sistematis kepada masyarakat dan pengguna jasa perpustakaan, sehingga pemakai perpustakaan lebih menarik menggunakan koleksi perpustakaan. Pada hakikatnya perpustakaan merupakan penyedia bahan informasi dan wahana pembelajaran bagi seluruh kalangan masyarakat. Saat ini perpustakaan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan informasi masyarakat, baik dikalangan pelajar, mahasiswa, instansi pemerintahan dan masyarakat pada umumnya. Untuk itu pengguna jasa pepustakaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis perpustakaannya yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus.

Perpustakaan umum menurut Sulistyo Basuki adalah "perpustakaan yang

diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum”. Menurut UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi.

Sehubungan dengan hal tersebut, segala bentuk informasi yang dikoleksi dan diolah oleh perpustakaan umum haruslah sesuai dengan tujuan awal


(18)

perpustakaan. Kebutuhan informasi dari setiap pemakai perpustakaan dalam hal ini disebut pemustaka sangatlah beragam, terutama kebutuhan informasi pada perpustakaan umum yang merupakan jantungnya informasi bagi semua masyarakat luas.

Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya memasyaratkan perpustakaan dengan mengadakan penyajian yang menarik dan menempatkan lokasi perpustakaan pada pusat keramaian sehingga masyarakat mudah untuk mendatanginya. Perpustakaan umum turut membina masyarakat agar gemar membaca sedini mungkin terutama anak-anak berusia balita, anak sekolah, dan masyarakat pada umumnya. Perpustakaan umum menyediakan buku-buku berdasarkan kelompok usia agar sesuai dengan selera dan kebutuhannya.5

Di dalam perpustakaan, baik perpustakaan umum atau jenis perpustakaan yang lainnya bahan pustaka atau koleksi merupakan unsur yang penting. Bahan pustaka adalahsemua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. Dikatakan unsur yang penting karena suatu bahan pustaka mengandung nilai informasi. Bertambahnya bahan pustaka di perpustakaan yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna secara cepat dan tepat. Hal ini dilakukan pustakawan dalam proses pengembangan koleksi.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kebutuhan pengguna perpustakaan yang meningkat serta berubah dari waktu ke waktu, serta

5Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,


(19)

5

kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan bertambahnya koleksi di perpustakaan. Dan tentunya sebagian koleksi di perpustakaan akan berkurang manfaatnya, seperti halnya dengan adanya perkembangan yang baru sehingga diperlukan edisi yang mutakhir. Ada juga koleksi bahan pustaka yang sudah tua usianya tetapi nilai informasi yang terkandung di dalamnya masih tinggi seperti nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun fisiknya (ekstrinsik). Koleksi perpustakaan tersebut merupakan karya langka yang memuat nilai sejarah di dalamnya serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain yang timbul adalah dengan semakin bertambahnya koleksi di perpustakaan maka semakin terbatasnya ruang penyimpanan koleksi dan semakin tingginya biaya pemeliharaan. Sehingga perpustakaan perlu mengurangi koleksi yang tidak bermanfaat, koleksi yang sudah tua, kebutuhan informasi pemustaka yang telah berubah, koleksi yang informasi di dalamnya sudah out of date, dan bahan pustaka yang telah memiliki edisi terbaru dengan kandungan informasi yang lebih baik meskipun dengan judul yang sama.

Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan penyegaran koleksi dan pelestarian terhadap bahan pustaka perlu dilakukan terutama di perpustakaan umum melalui kegiatan penyiangan (weeding) bahan pustaka.

Dalam hal ini Evans menyebutkan bahwa "Weeding is considered as an integral part of the collection development program by authors of standards


(20)

collection development" yang artinya adalah penyiangan merupakan bagian integral dalam pengembangan koleksi.6

Penyiangan merupakan upaya penyegaran bagi koleksi yang sudah rusak, memiliki eksemplar yang banyak, telah memiliki edisi baru, kurang up to date, bahasanya yang kurang dikenal pengguna dan sebagainya. Adapun tujuan dari penyiangan/ weeding adalah untuk memperoleh tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, membuat koleksi lebih bisa dimanfaatkan sebagai sumber yang akurat, dan memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan lebih efisien.7

Weeding dilakukan dalam rangka menjaga kemutakhiran dan daya guna koleksi perpustakaan. Dapat dikatakan juga penyiangan/ weeding merupakan re-evaluasi koleksi (mengre-evaluasi koleksi yang telah ada). Dan untuk dapat melakukan kegiatan tersebut tentunya dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan penyiangan/ weeding bahan pustaka.

Peneliti memilih Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur sebagai tempat penelitian karena pada dasarnya KPAK Jakarta Timur memiliki koleksi dalam jumlah yang relativ besar, serta koleksi buku bertambah setiap tahun menyebabkan perpustakaan menambah kapasitas ruangan agar koleksi bisa masuk ke jajaran koleksi. Untuk mengatasi penumpukan koleksi

6Lelis Masridah, "Kebijakan Penyiangan Koleksi Di Badan Perpustakaan Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta," (Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h. 14.

7Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas


(21)

7

maka KPAK Jakarta Timur harus menyediakan ruangan yang besar, sedangkan keberadaan ruangan sudah sangat tidak memungkinkan lagi untuk menampung buku-buku baru. Untuk itu langkah yang ditempuh oleh KPAK Jakarta Timur guna mengurangi penumpukan bahan pustaka adalah melakukan penyiangan/ weeding bahan pustaka secara berkala. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan buku dan juga menghemat ruangan dan menjaga agar koleksi tetap up to date.

Mengingat pentingnya penyiangan/ weeding bahan pustaka, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan penyiangan/ weeding bahan pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur, yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul: "Penyiangan (weeding) Bahan Pustaka Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur"

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak keluar dari permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada:

a. Kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka.

b. Prosedurpelaksanaan kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka padaKantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.


(22)

c. Solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka?

b. Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta?

c. Bagaimana solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka.


(23)

9

2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatanpenyiangan/ weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.

3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka.

Adapun manfaat dari penelitian ini, diantaranya:

1. Menambah wawasan mengenai penyiangan bahan pustaka baik bagi peneliti maupun bagi masyarakat umum.

2. Diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran untuk Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.

3. Sebagai masukan kepada para pemegang kebijakan di perpustakaan untuk menentukan kebijakan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.

D. Definisi Istilah

1. Penyiangan

Penyiangan (weeding) adalah upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati, terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.8

8Maunglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan


(24)

Dalam definisi lain, penyiangan bahan pustaka (weeding) adalah proses mengeluarkan bahan pustaka dari rak buku dan memperhitungkan kembali nilai dari segi kebutuhan saat ini. Sekali bahan pustaka dikeluarkan, maka hal itu akan dipindahkan, dibuang atau disimpan dan dikelompokan dalam gudang, atau diputuskan untuk dijual atau dihadiahkan kepada perpustakaan lain.9

2. Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku sedangkan kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

3. Bahan Pustaka

Bahan pustaka menurut UU Perpustakaan No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, memberikan pengertian bahwa bahan perpustakaan atau bahan pustaka adalah semua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.10 4. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum menurut UU No. 43/ 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat

9Heri Kusnanto, Penyiangan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Utama Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011.


(25)

11

luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi landasan teori terhadap hal –hal yang berkaitan yang hendak diteliti dari segi definisi, fungsi dan koleksi perpustakaan umum. Selain itu menjelaskan mengenai pengembangan koleksi, definisi penyiangan/ weeding bahan pustaka, tujuan dan fungsi penyiangan/ weeding, kebijakan penyiangan/ weeding, metode penyiangan/ weeding bahan pustaka dan penelitian relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mana meliputi jenis dan pendekatan penelitian, sumber data yang digunakan dalam penelitian, informan, dan teknik pengumpulan data.


(26)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang kondisi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang meliputi sejarah berdirinya perpustakaan visi dan misi, sumber daya manusia, tugas pokok dan fungsi, dan sarana dan prasarana serta berisi hasil temuan penelitian dan pembahasan terkait yang dijelaskan secara objektif mengenai kebijakan, prosedur, kendala penyiangan/ weeding dan koleksi pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan saran terkait temuan-temuan hasil dari penelitian


(27)

13 BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum

Menurut Manifesto UNESCO Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dianggap penting oleh umum (badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan) guna membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Unesco mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum pada tahun 1972 yang menyatakan bahwa perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda-bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan dan ras.11

Dalam bahasa Inggris perpustakaan umum dikenal dengan nama “Public

Library”, yaitu perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan pelayanan kepada masyarakat umum, berbeda dengan ketiga jenis perpustakaan lainnya yaitu: perpustakaan sekolah (school library), perpustakaan perguruan tinggi (university library), dan perpustakaan khusus (special library). Perpustakaan umum melayani masyarakat pemakai tidak mengenal adanya batasan. Maksudnya adalah bahwa ruang lingkup dan layanan perpustakaan umum diperuntukan bagi semua masyarakat (terutama yang berdomisili di daerah dimana perpustakaan berada). Keberadaan perpustakaan umum biasanya terkait dengan keberadaan pemerintah, baik yang berada di tingkat pusat (perpustakaan nasional), maupun

11Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka


(28)

pemerintah daerah, mulai dari daerah tingkat I (provinsi) sampai ke pemerintah desa.12

Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya memasyarakatkan perpustakaan dengan mengadakan penyajian yang menarik dan menempatkan lokasi perpustakaan pada pusat keramaian sehingga masyarakat mudah untuk mendatanginya. Kebiasaan membaca di perpustakaan umum merupakan proses pendidikan secara mandiri dan berlaku seumur hidup. Masyarakat dapat memilih koleksi yang tersedia di perpustakaan umum sesuai kebutuhannya, karena tujuan perpustakaan umum adalah untuk membina dan mengembangkan kebiasaan membaca. Perpustakaan umum turut membina masyarakat agar gemar membaca sedini mungkin, terutama anak-anak berusia balita, anak sekolah, dan masyarakat pada umumnya.13

1. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah tempat penyimpanan berbagai jenis bacaan, disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendapatkan hiburan. Oleh karena itu perpustakaan umum sangat berperan penting bagi masyarakat umum guna mencerdaskan seluruh lapisan masyarakat dengan keberadaannya.

12Kosasih E, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, (Bandung: Geger

Sunten, 1997), h.16.

13Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,


(29)

15

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak terbatas pada kelompok orang tertentu.14 Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh

Sulistyo Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan, bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum.15 Dari definisi tersebut

dapat digambarkan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat umum dan pengguna perpustakaan umum tidak terbatas pada satu kelompok orang dalam masyarakat tetapi secara bebas perpustakaan umum tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu anggota masyarakat mana pun dan dari mana pun berhak menggunakan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan umum.

Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meninggkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.16 Perpustakaan umum juga dapat diarikan sebagai perpustakaan yang

14Ibid., h. 17.

15Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 46. 16 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 32.


(30)

mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain.17

Perpustakaan umum berperan sebagai pionir dalam melayani kelompok-kelompok khusus seperti tuna netra, tuna rungu dan masyarakat lainnya. Karena itu pada abad ini pula lahir pelayanan perpustakaan. Perpustakaan umum pun semakin lama semakin lengkap sebagai suatu lembaga yang dikelola secara mantap untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya perpustakaan umum menjadi suatu unit kerja yang mengorganisasi kegiatan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, pelayanan, perawatan koleksi dengan sistem tertentu untuk kepentingan pendidikan, penelitian, informasi, rekreasi, dan kebudayaan.18

2. Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuannya antara lain:

a. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum. c. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang

tersedia di Perpustakaan Umum.

d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

e. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.

17 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta:

Kanisius, 1992), h. 34.


(31)

17

f. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.”19

Adapun dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama yaitu:

a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

b. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.

d. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran membaca, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.”20

Sedangkan dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum tujuan perpustakaan umum terbagi ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut:

19Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 18. 20Ibid.,h. 19.


(32)

a. Tujuan Umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

b. Tujuan Fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :

1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.

2) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

3) Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. 4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5) Memupuk minat dan bakat masyarakat.

6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

7) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.


(33)

19

8) Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

c. Tujuan Operasional, Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.21

3. Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah tempat menyimpan berbagai jenis bahan bacaan. Disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi, atau sekedar mendapatkan hiburan. Berbagai jenis koleksi yang tersedia yaitu berupa buku, majalah surat kabar, bahan audio visual, rekaman kaset, film, dan lain-lain. Fungsi perpustakaan pun semakin luas yaitu sebagai saran penyebaran budaya bangsa-bangsa tanpa batas ruang dan waktu. Dengan tersedianya berbagai jenis fungsi bahan pustaka tersebut maka fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Fungsi Edukatif

Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan manambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

21Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan


(34)

b. Fungsi Informatif

Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.

c. Fungsi Kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk terekam/tercetak. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia dan setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

d. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.”22

4. Tugas Perpustakaan Umum

Sesuai dengan pengertian perpustakaan bahwa tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok Perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.

b. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.

c. Mendorong masyrakat untuk terampil mmilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.

d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.”23

22Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 21. 23Ibid., h. 18.


(35)

21

5. Koleksi Perpustakaan Umum

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin banyak pula jenis bahan pustaka yang tersedia. Hal ini menuntut perpustakaan untuk dapat mengembangkan koleksinya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar berbagai jenis bahan pustaka, hasil karya pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai jenis media, baik tercetak maupun non tercetak.24

a. Buku teks atau monograf: membahas satu masalah dari karya pengarang tunggal, ganda atau editor. Monografi bias berupa karya asli, terjemahan atau saduran dalam bentuk satu buku atau beberapa jilid buku.

b. Buku fiksi adalah buku yang berisi rekaan, misalnya adalah cerpen dan novel.

c. Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu dan yang termasuk jenis ini adalah harian, majalah, bulanan, buletin jurnal, warta/ news latter dll.

d. Buku referensi atau dikenal dengan rujukan umum. Contohnya adalah kamus, ensiklopedia, biografi, autobiografi, peta, buku tahunan, abstrak, direktori dan lain-lain.

e. Brosur atau pamflet; suatu terbitan yang isinya bersifat sementara berupa uraian mengenai hal-hal actual dan diterbitkan dalam jumlah terbatas serta tidak diperdagangkan.

f. Disamping bahan tercetak ada pula yang disebut bahan grafis yaitu:

1) Bahan pustaka yang dapat diproyeksikan seperti film hidup dan slide.

2) Bahan pustaka yang dapat dilihat langsung yaitu karya seni asli, seni cetak, bagan, foto dan poster.

g. Bahan kartografi adalah karya referensi grafis dari bumi, matahari, bulan, benda-benda ruang angkasa, peta dan atlas.

h. Bentuk computer atau non buku.”25

24Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2007), h. 1.23.


(36)

B. Pengembangan Koleksi

1. Pengertian Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pembaca atau pengguna perpustakaan dengan sumber-sumber informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi yang mencakup kegiatan penyusunan kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan, pemeliharaan dan promosi, penyiangan serta evaluasi pendayagunaan koleksi.26

Pengembangan koleksi merupakan suatu proses universal untuk perpustakaan karena setiap perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan. Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.

Pengembangan koleksi adalah aktivitas perpustakaan yang mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan. Kegiatan tersebut, antara lain seleksi dan evaluasi bahan pustaka (pengukuran terhadap sejauh mana koleksi itu), kajian kebutuhan pemakai (analisis pemakai) untuk memberikan yang tepat dan sesuai dengan pemakainya, pengadaan bahan pustaka mencakup pembelian, tukar menukar, dan hadiah.27

26Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection, (Colorado:

Libraries Unlimited, 1995), h.17.

27Shaleh,Abdul Rahman, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka,


(37)

23

2. Tujuan Pengembangan Koleksi

Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang.28 Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya.29

Pengembangan koleksi adalah awal pembinaan koleksi perpustakaan yang bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi.30

3. Aspek-Aspek Dalam Pengembangan Koleksi

Aspek-aspek pengembangan koleksi meliputi: a. Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi merupakan aktifitas yang tidak mudah karena mengandung banyak resiko. Seleksi terkait pada pengguna atau pemakai perpustakaan, maksud dari visi dan misi institusi.

b. Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh salah satu perpustakaan atau pusat dokumentasi dan informasi. Kegiatan pengadaan bertujuan agar bahan pustaka yang dibutuhkan tersedia dalam jajaran koleksi.

c. Penyiangan Bahan Pustaka

28Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Sugeng Seto, 2006), h. 115.

29Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2, h. 23. 30Ibid.,h. 30.


(38)

Penyiangan adalah proses mengeluarkan bahan pustaka dari rak buku dan memperhitungkan kembali (reassessing) nilainya dari segi kebutuhan saat ini.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran terhadap sejauh mana baiknya

suatu item atau koleksi bahan pustaka.”31

Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alatbantu pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.

4. Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi ada juga yang menyebutkan selection policies, yakni rumusan atau dokumen tertulis yang memberi arah dan membimbing mengenai koleksi yang akan kita kembangkan. Terangkum didalamnya adalah kebijakan-kebijakan yang mengatur seleksi bahan-bahan pustaka, pertukaran, hadiah, serta hal-hal lain yang berhubungan.32

Kebijakan pengembangan koleksi menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan koleksi menjadi panduan bagi staf perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi seharusnya menjadi suatu dokumen yang hidup, dapat berubah dan berkembang. Kebijakan tersebut menjadi panduan yang dapat dimodifikasi disaat koleksi perpustakaan memerlukan perubahan.33

31Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h. 28. 32NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik,h.153.

33Fadhlan Abdul Wadud Imron, “Kebijakan Pengembangan Koleksi Terbitan

Berkala di Perpustakaan Nasional RI,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 19.


(39)

25

Secara umum pengembangan koleksi perlu rujukan terhadap prinsip-prinsip pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut:

a. Relevansi

Relevansi merupakan aktifitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan berorientasi kepada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.

b. Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks tetapi juga menyangkut segala disipin ilmu. Komponen koleksi disesuaikan dengan tingkan prioritas yang dibutuhkan.

c. Kemutakhiran

Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dapat dilihat dari kemutakhiran dan dapat dikatakan mutakhir.

d. Kerjasama

Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi seperti kepala perpustakaan,


(40)

petugas perpustakaan atau pustakawan, guru, serta pihak yang mengadakan pembelian.34

Adapun fungsi kebijakan pengembangan koleksi tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pedoman bagi para petugas perpustakaan, karena dengan adanya kebijakan para petugas perpustakaan akan lebih terarah karena sasaran yang jelas dan dana yang ada dapat dimanfaatkan dengan lebih bijaksana. b. Sebagai sarana komunikasi; kebijakan akan memberitahukan kepada

pemakai, administrator, serta pihak lain mengenai tahapan dan cirri-ciri koleksi yang ada dan direncanakan untuk pengembangan selanjutnya. c. Sebagai sarana perencanaan; kebijakan ini memberikan informasi yang

akan membantu dalam proses alokasi dana yang ada.

Disamping ketiga fungsi tersebut diatas, kebijakan tertulis pengembangan koleksi juga bermanfaat sebagai berikut:

a. Membantu menetapkan metode untuk bahan pustaka sebelum dibeli.

b. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan bahan pustaka c. Membantu dalam perencanaan anggaran jangka panjang dengan

menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan.

d. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerjasama dengan perpustakaan lain. Seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan dan bentuk kerjasama yang lainnya.

e. Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi.35

34Ibid.,h. 20-21.


(41)

27

C. Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

1. Pengertian Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Penyiangan bahan pustaka atau weeding adalah upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati atau terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.36

Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang digunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi dimanfaatkan oleh pengguna. Hasil penyiangan bisa saja dihadiahkan kepada perpustakaan lain, dipertukarkan, dijual murah kepada para penggemar buku atau dititip jual kepada pedagang yang khusus menjual buku-buku out of print (buku yang sudah tidak tersedia di pasaran).37

Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat digantidengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau

36Manglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan

Evaluasi, http//manglib.wordpress.com, diakses pada 13Maret 2015, 20:08 WIB.


(42)

dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.38

2. Tujuan dan Manfaat Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Adapun tujuan dari kegiatan penyiangan bahan pustaka adalah untuk memperoleh tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, membuat koleksi lebih bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to date dan menarik, memberi kemudahan kepada pemakai koleksi, dan memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan efisien.

Sedangkan fungsi dari penyiangan itu sendiri adalah:39 a. Menghemat Tempat

Biaya penyediaan ruangan dan rak tidak lebih rendah dari biaya yang sebenarnya untuk pembelian rak tambahan untuk pengerakan lebih banyak buku. Suatu perawatan koleksi yang baik akan menghemat biaya pengerakan buku, mengurangi debu dari buku yang tidak satupun digunakan dan membuat ruang lebih banyak untuk pergeseran buku.

b. Menghemat Waktu

Menghemat waktu baik bagi pengguna maupun staf dan yang terbaik bagi semua. Rak-rak penuh sesak dengan buku compang-camping dan

38Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to

Weeding School Library Collection, (Chicago: American Library Association, 2006), h. 7.

39Syakirin Pangaribuan, Manual Penyiangan Koleksi Perpustakaan Modern, (Medan:


(43)

29

memerlukan waktu untuk memeriksa tanda-tanda yang tak terbaca. Pengguna yang mencari buku tertentu harus memilah-milah buku yang jelas tidak diinginkan. Staf mencoba untuk mengesampingkan buku yang kembali harus bergeser dan buku tersebut disusun kembali untuk membuat ruang.

c. Membuat Koleksi Lebih Menarik

Dengan mengganti buku compang-camping, tercoreng dengan penjilidan kembali yang menarik dan buku-buku baru yang tidak menarik.

d. Meningkatkan Reputasi Perpustakaan

Penyiangan juga dimaksudkan untuk kehandalan dan kemutakhiran dan membangun kepercayaan publik. Pelanggan berharap bahwa bahan pustaka yang dipilih oleh para ahli adalah informasi oyang up-to-date dan dapat diandalkan.

e. Mengetahui Kebutuhan Koleksi

Penyiangan memberikan hasil pemeriksaan berkelanjutan tentang perlunya memperbaiki atau menjilid kembali, pemberitahuan staf perpustakaan untuk buku hilang atau dicuri yang membutuhkan pengganti, dan menjamin hitungan volume yang lebih akurat.

f. Mendapatkan Masukan Yang Konstan Pada Kekuatan dan Kelemahan Koleksi

Informasi ini dapat membantu ketika meminta sumbangan dan membuat keputusan tentang pembelian. Misalnya, mengetahui bahwa buku bisnis out-of-date, pustakawan bias mendekati kelompok terorganisir atau


(44)

individu dan permintaan bantuan khusus dalam mengembangkan pada bidang kepentingan khusus dan kegunaannya bagi mereka.

3. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Kebijakan atau policy merupakan landasan atau pedoman untuk menyusun kebutuhan. Ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesinambungan antara tempat, koleksi yang selalu bertambah dengan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Sebelum melaksanakan penyiangan, staf pengembangan koleksi harus mempelajari lagi kebijakan dari penyiangan. Staf pengembangan koleksi harus mempertimbangkan berbagai hal, seperti memilih alternatif dari tiga tindakan terhadap koleksi, mengkaji ulang perkembangan kebutuhan informasi pengguna, kecenderungan perkembangan koleksi yang terjadi akhir-akhir ini, dan anggaran yang tersedia untuk penyiangan bahan pustaka. Berbagai kebijakan yang berkaitan dengan koleksi, apabila dipersiapkan dengan baik akan membantu mengurangi masalah ruangan dengan pengawasan pertumbuhan koleksi.40

Penyiangan bahan pustaka haruslah memiliki acuan koleksi mana saja yang akan disiangi, maka perpustakaan harus memiliki kabijakan koleksi yang akan disiangi. Seperti dalam sebuah buku yang berjudul Less Is More: a


(45)

31

pratical guide to weeding school library collection dijelaskan bahwa kebijakan penyiangan harus berisi hal-hal sevagai berikut:41

a. Who weeds the collection?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang SDM yang akan melakukan kegiatan penyiangan koleksi.

b. What is the purpose the weeding?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang alasan atau tujuan dilakukannya kegiatan tersebut.

c. What criteria applied?

Kebijakan penyiangan koleksi, berisi tentang criteria koleksi yang akan dijadikan acuan, untuk menentukan koleksi yang akan disiangi.

d. What professional tools are used an evaluating the collection and is material?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi alat bantu yang akan digunakan dalam menunjang kegiatan penyiangan yang akan dilaksanakan.

e. How regularly is weeding to take place?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang koleksi yang disiangi akan dipindahkan atau disimpan ketempat yang lain.

f. What is done with material removed from the collection?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang tindak lanjut koleksi yang telah disiangi atau dikeluarkan dari jajaran koleksi.

41Donna J. Baubach, Linda L. Milner, Less Is More: a pratical guide to weeding


(46)

g. What are step-by-step procedures to be followed in weeding?

Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang prosedur atau langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan penyiangan.Tujuannya agar pelaksana kegiatan penyiangan melaksanakan pekerjaannya secara sistematis.

4. Kriteria Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Penyiangan bukanlah proses yang bisa dilakukan dalam semalam dan bukan sebuah fungsi yang dapat dikerjakan secara terpisah dari proses-proses lain dalam pengembangan koleksi. Untuk melaksanakan penyiangan perlu memepertimbangan tujuan dan aktivitas perpustakaan, ketersediaan dana untuk membeli bahan pustaka baru, keterkaitan dari satu buku dengan buku yang lain pada subjek yang sama, sampai dimanakah tanggung jawab perpustakaan sebagai unit kearsipan dari sumber daya pengetahuan, dan potensi kegunaan dari sebuah bahan pustaka di masa yang akan datang.

Setelah mengetahui berbagai faktor terkait masalah koleksi, barulah dapat diidentifikasi beberapa kriteria dalam penyiangan. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Subjek tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. a. Bahan pustaka yang sudah usang isinya.

b. Edisi baru sudah ada sehingga edisi lama dapat dikeluarkan dari koleksiperpustakaan.


(47)

33

c. Bahan pustaka yang secara fisik sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.

d. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan untuk melengkapi isi yang hilang tersebut.

e. Bahan pustaka yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak, permintaannnya sedikit atau pemakaiannya rendah.

f. Bahan pustaka yang karena sesuatu hal peredarannya dilarang oleh negara.42

5. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Hal selanjutnya yang tak kalah penting untuk dikaji adalah masalah prosedur penyiangan. Prosedur adalah sebuah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan; prinsip dan praktek-praktek pengajaran. Dalam pedoman penyiangan koleksi biasanya berisi butir-butir, antara lain:

a. Menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi. Misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan, atau kandungan informasi. b. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi. Seperti buku,

majalah, brosur, kaset rekaman, atau laporan tahunan.

c. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ OPAC.

d. Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang tertulis: "dikeluarkan dari koleksi perpustakaan".

e. Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan lampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan. f. Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut di gedung atau dapat

ditawarkan kepada perpustakaan lain yang membutuhkan.43

42Saleh Abdul Rahman, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, (Jakarta:


(48)

6. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka

Kegiatan penyiangan bukanlah suatu hal yang mudah yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena proses weeding memerlukan proses yang panjang dan tidak sebentar. Selain itu dalam pelaksanaannya banyak kendala atau hambatan dalam pihak pengelola perpustakaan itu sendiri. Berkaitan dengan hal ini penulis melihat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan penyiangan.44

Adapun beberapa hambatannya sebagai berikut:

a. Adanya kebanggaan terhadap bahan pustaka (hambatan psikologis) seperti adanya perasaan tidak rela untuk membuang bahan pustaka.

b. Masih adanya anggapan bahwa jumlah koleksi menentukan mutu. Jumlah kolesi akan dianggap menunjukan kehebatan perpustakaan tanpa memperhatikan kondisi dan relevansi bahanpustaka tersebut dengan tujuan perpustakaan.

c. Adanya anggapan bahwa penyiangan berlawanan dengan tujuan pengadaan atau konsep pembangunan koleksi.

d. Masih dijumpainya prosedur yang rumit, terutama untuk koleksi yang ada di perpustakaan pemerintah, karena setiap pengeluaran barang harus dilakukan melalui prosedur yang membutuhkan waktu yang lama dan terkesan rumit.

43Bancin Tekka, Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka,

http://tekkabancin.blogspot.com/2013/05/penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html, Diakses pada 9Maret 2014, 10:42 WIB.

44Yunus Winoto, "Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka: Sebuah Tinjauan Teoritis"

Journal Info PERSADA: Media Informasi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Vol.2/ No.2/ Agustus 2004, h. 17.


(49)

35

e. Ketidaktahuan seseorang mengenai ilmu dan manfaat weeding, sehingga timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya tidak dibuang, atau bahan koleksi yang baru.45

D. Penelitian Terdahulu

Tinjauan literature ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki tema serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut adalah karya ilmiah berupa skripsi yang memiliki tema yang serupa:

1. Kebijakan penyiangan koleksi di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan penyiangan koleksi (weeding) di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY tahun 2009, skripsi ini diajukan oleh Lelis Marsidah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY telah melakukan kegiatan penyiangan dan memiliki kriteria serta prosedur penyiangan bahan pustaka namun belum memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis. Maka diharapkan agar Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis demi meningkatkan kinerja perpustakaan sebagai penyedia informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

45Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to


(50)

2. Penyiangan bahan pustaka pada perpustakaan SMP/SMA Islam Al-Azhar skripsi diajukan oleh Maria Ulfah Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2013. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa perpustakaan SMP/SMA Islam Al-Azhar belum mempunyai kebijakan secara tertulis, penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan Stock Opname, selain itu pustakawan juga melakukan Stuck Reading setiap seminggu sekali untuk memeriksa buku-buku yang rusak atau sobek halamannya. Kendala yang dialami oleh pustakawan dalam melakukan kegiatan penyiangan diantaranya adalah kendala psikologis, datanya tidak akurat. Selain itu kendala lainnya juga pada masalah manajemen, misalnya terkait soal manajemen waktu kerja yang masih belum efektif, dana pemeliharaan, tempat dan hasil dari penyiangan kemudian disumbangkan ke perpustakaan yang membutuhkan.

3. Penyiangan koleksi di perpustakaan Universitas Prof. Dr. HAMKA Limau Jakarta Selatan skripsi diajukan oleh Lutfan Zulwaqar mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2014. Hasil penelitian yang dapat di simpulkan adalah Perpustakaan Universitas Prof. Dr. HAMKA Limau Jakarta Selatan memiliki kebijan tertulis mengenai

penyiangan bahan pustaka, isi dari kebijakan tersebut adalah “Jenis koleksi

yang akan disiangi, criteria dalam melakukan penyiangan, alur kerja

penyiangan koleksi” manfaat yang didapatkan dengan adanya kebijakan

tersebut adalah kegiatan penyiangan dapat dilakukan secara teratut dan dengan pedoman yang jelas.


(51)

37

Sedangkan penulis meneliti tentang Penyiangan Bahan Pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Peneliti ingin mengetahui kebijakan penyiangan, pelaksanaan kebijakan, proses serta kendala penyiangan bahan pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.


(52)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.46 Selain itu, menutut Bogdan dan Taylor, sebaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dari orang-orang atau perilaku yang diamati.47

Pendekatan penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bias dilakukan di laboratorium melainkan di lapangan. Oleh sebab itu penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic inquiry atau field study. Penelitian kualitatif ini juga yang akan

46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALFABETA, 2008), h. 1.

47

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.


(53)

39

menjawab setiap permasalahan secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang akan diteliti guna menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan.48

Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best (sebagaimana dikutip oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.49 Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.

B. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.50

Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam

48Ibid., hlm 17

49Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2009), h. 112.

50


(54)

mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.51

C. Informan

Informan adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini narasumber yang bersangkutan adalah pustakawan dan staf penyiangan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Alasan peneliti mengambil informan tersebut dalam penelitian ini adalah karena jabatan yang mereka duduki dan pengalaman serta pengetahuan di bidang penyiangan bahan pustaka dan dipandang dapat memberikan jawaban atau data yang dibutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data lapangan, peneliti menggunakan teknik field research (penelitian lapangan). Peneliti merumuskan gagasan dan topik. Selanjutnya peneliti memilih kelompok sosial dan lokasi untuk diteliti. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui:

51

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 107.


(55)

41

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Kerena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Dalam melakukan observasi, peneliti harus selalu mengingat dan memahami betul apa yang hendak direka. Agar tidak mengganggu objek pengamatan, maka pencatatan merupakan hal yang mat dilematis dilakukan. Pencatatan langsung jika diterapkan akan mengganggu objek pengamatan, tetapi apabila tidak dilakukan biasanya peneliti dihadapkan dengan keterbatasan daya ingat. Menghadapi hal ini maka seni mencatatat hasil observasi harus terus diciptakan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil yang baik.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.52 Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan

52


(56)

pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.53

Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.54

3. Dokumentasi

Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini data data-data tersebut merupakan data yang bersifat tulisan.55 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur, seperti letak geografis, latar belakang dan struktur kelembagaan.

53Ibid., h. 138. 54

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, h. 203.

55Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods(Bandung: CV.


(57)

43

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisis dengan menggunakan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana analisis ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data ini yaitu dengan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya (data reduction), kemudian data disajikan dalam sebuah pola yang sesuai dengan kajian (data display), dan setelah itu ditarik sebuah kesimpulan yang menghasilkan sebuah hipotesis dan deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap menjadi jelas (conclusion drawing) atau (verification).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema polanya, dan membuang yang tidak perlu sehingga data lebih mudah untuk dikendalikan.56

Setelah semua data yang telah terkumpul melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka perlu difokuskan sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu pada pelaksanaan kebijakan penyiangan bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.

56Ibid., h. 338


(58)

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Di dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dari penjelasan tersebut, maka langkah selanjutnya setelah direduksi adalah mendisplaykan data, yaitu membuat uraian yang bersifat naratif, sehingga dapat diketahui rencana kerja selanjutnya berdasarkan yang telah dipahami dari data tersebut. Rencana kerja tersebut bisa berupa mencari pola-pola data yang dapat mendukung penelitian yang bersangkutan57

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapakan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih sebagai hipotesis, dan dapat menjadi teori jika didukung oleh data-data yang lain.

57Ibid., h. 339


(59)

45

Dari penjelasan di atas, maka langkah penarikan kesimpulan ini dimulai dengan mencari pola, tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul, yang mengarah pada pelaksanaan kebijakan penyiangan bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.58

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang terletak di Jalan Jatinegara Timur (Komplek Pendidikan Rawa Bunga) Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan dari bulan februari 2015-Mei 2015 dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Penelitaian

No Kegiatan Bulan

April Mei Juni Juli Agustus Sep Okt

1 Penyusunan

Proposal

2 Pengajuan

Proposal

3 Bimbingan

Skripsi

4 Penelitian

5 Penyusunan

Skripsi

6 Pengajuan

Sidang

7 Sidang

Skripsi

58Ibid., h. 343.


(60)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta

Timur

1. Sejarah Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur

Pada tahun 1950 Kegiatan perpustakaan pemerintah daerah khusus Ibu Kota Jakarta sudah dimulai masih berbentuk Kotapradja Djakarta Raja tahun 1950. Tahun 1961 setelah Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Tingkat I daerah khusus Ibu Kota Jakarta, namanya menjadi

“Perpustakaan Balai Kota”.

Tahun 1972 perpustakaan merupakan salah satu bagian pada Organisasi dan Ketatalaksanaan. Tahun 1978 menjadi satu lembaga Perpustakaan Umum yang menangani jenis-jenis Perpustakaan Umum di lingkungan pemerintah DKI Jakarta. Seperti Perpustakaan Umum Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Perpustakaan Umum di 5 (lima) wilayah Kotamadya DKI Jakarta.

Tahun 1981 Perpustakaan bernaung dibawah biro bina mental spiritual dengan status non stuktural. Tahun 1989 Perpustakaan Umum 5 (lima) wilayah Kotamadya DKI Jakarta dialihkan pengelolaannya kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksanaan Teknis


(1)

HASIL WAWANCARA

TENTANG PENYIANGAN BAHAN PUSTAKA DI

KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA ADMINISTRASI (KPAK) JAKARTA TIMUR

Informan : Sarti

Jabatan : Pustakawan Hari/ Tanggal : Rabu/ 17Juni 2015 Tempat : Ruang Kerja

Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana pelaksanaan penyiangan pada KPAK Jakarta Timur?

Jawab: Penyiangan dilakukan secara berkala, biasanya dilakukan bersamaan dengan stock opname de.

2. Apakah yang menjadi pedoman atau acuan ketika melakukan penyiangan bahan pustaka?

Jawab: Pedoman yang digunakan dari draft-draft penyiangan yang sebelumnya dilakukan. Dari pengalaman-pengalaman tim yang melakukan penyiangan juga bisa.

3. Bagaimana prosedur penyiangan pada KPAK Jakarta Timur?

Jawab: Prosedur penyiangan bahan pustaka yang kami lakukan di mulai dari membentuk tim pelaksana penyiangan, setelah itu tim yang telah terbentuk


(2)

melakukan pemilihan terhadap bahan pustaka yang akan disiangi, selanjutnya pustakawan menyusun daftar koleksi yang akan disiangi, setelah daftar selesai dibuat kemudian dilaporkan kepada kepala KPAK yang mempunyai wewenang. Jika daftar koleksi yang akan disiangi telah disetujui langkah selanjutnya memberi keterangan pada catalog bahwa buku tersebut tidak tersedia, setelah itu pustakawan atau tim yang telah dibentuk dapat mengeluarkan koleksi pepustakaan dengan kriteria penyiangan pada umumnya, dan terakhir buku di tempatkan di ruang khusus (gudang).

4. Apakah penyiangan dilakukan bersamaan dengan stock opname?

Jawab: Iya berbarengan dengan stock opname dua tahun sekali biasanya. 5. Bagaimana kebijakan penyiangan bahan pustaka pada KPAK Jakarta Timur?

Jawab: Kami tidak memiliki kebijakan penyiangan bahan pustaka, secara tertulis. Terlalu sering melakukan penyiangan juga saya khawatir akan menghambat bertambahnya kooleksi di KPAK, terlebih semuanya milik PEMDA DKI prosesnya agak ribet.

6. Apakah kebijakan tertulis atau tidak tertulis?

Jawab: Kita tidak memiliki payung hukum atau kebijakan penyiangan. 7. Apa tujuan dan manfaat adanya kebijakan penyiangan?

Jawab: Manfaatnya alur kerja jadi terarah, dan tersusun. Selain itu jika ada kebijakan penyiangan kegiatan yang kita (pihak perpustakaan) lakukan memiliki payung hukum.

8. Apakah ada anggaran khusus untuk penyiangan? Jawab: Setahu saya tidak ada anggaran khusus.


(3)

9. Bagaimana waktu pelaksanaan penyiangan?

Jawab: Itu tadi penyiangan dilakukan dua tahun sekali bareng dengan stock opname.

10.Bagaimana tindak lanjut terhadap koleksi yang telah di siangi?

Jawab: Tindak lanjut terhadap koleksi yang telah disiangi kita simpan di gudang menyimpanan. Tidak ada proses pemusnahan bahan pustaka seperti yang biasanya perpustakaan lain lakukan karena disini (KPAK Jakarta Timur) masih menganggap sama antara barang dan bahan pustaka.

11.Bagaimana teknis pelaksanaan penyiangan bahan pustaka?

Jawab: Teknisnya penyiangan bahan pustaka dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diketahui sebelumnya, meisahkan kembali untuk buku-buku yang masih bisa diperbaiki dan sudah benar-benar rusak. Karena buku yang masih bisa diperbaiki dilakukan perbaikan untuk kemudian di simpan kembali di rak koleksi.

12.Apa saja kriteria dalam melakukan penyiangan?

Jawab: Kriterianya seperti buku-buku yang benar-benar rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, buku yang peminatnya tidak ada biasanya kita lihat buku itu diminati atau tidak dari slip peminjaman bahan pustaka yang tertera di belakang buku, kemudian buku yang nilai informasinya kadaluarsa, dan buku-buku yang eksemplarnya terlalu banyak.


(4)

Jawab: Yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini (penyiangan) bapak sani sebagai kepala pengembangan koleksi dan tentunya kepada KPAK juga ikut andil dalam penyiangan bahan pustaka.

14.Apakah ada tim khusus dalam melakukan penyiangan?

Jawab: Tim khusus ada tetapi dibuatnya pada saat akan melakukan penyiangan. 15.Menurut ibu apakah KPAK perlu melakukan penyiangan?

Jawab: Penyiangan perlu dilakukan guna untuk penyegaran terhadap koleksi perpustakaan.

16.Hambatan apa saja yang dihadapi KPAK Jakarta Timur selama proses penyiangan berlangsung?

Jawab: Kendala atau hambatannya menurut saya kurangnya sumber daya manusia yang menangani kegiatan penyiangan/ weeding selain itu belum adanya petunjuk teknis tentang penyiangan bahan pustaka.

17.Bagaimana sistem temu kembali untuk koleksi yang telah disiangi?

Jawab: Tidak ada system temu kembali untuk buku yang telah di weeding jika ada pemustaka yang membutuhkan buku hasil weeding dapat mencarinya di gudang penyimpanan hasil weeding dan tentunya dibawah pengawasan pustakawan.

Mengetahui,

Pewawancara Pustakawan

Eka Fitri Adiyanti Sarti


(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Eka Fitri Ardiyanti, lahir di Bekasi 14 Desember 1993, putri pertama dari tiga bersaudara. Terlahir dari pasangan Bapak H. Sukardi dan Ibu Salmah Aryani. Penulis bertempat tinggal di Jl. Toyogiri Selatan Rt 04/002 No 110 Desa Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Penulis menyelesaikan pendidikan pada tahun (1998-1999) TK Islam Nur Hidayah. Lalu pada tahun (1999-2005) Sekolah Dasar Negeri Jatimulya 08. Kemudian, pada tahun (2005-2008) melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Tambun Selatan pada, tahun (2008-2011) Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) SMK Mandalahayu Bekasi. Pada tahun (2011) penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliah dengan menulis skripsi berjudul “Penyiangan Bahan Pustaka Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur”. Penulis juga pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia (2014) dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa/ Kelurahan Jeungjing, Tangerang-Banten.