Kebijakan Penyiangan Weeding Bahan Pustaka

c. Bahan pustaka yang secara fisik sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. d. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan untuk melengkapi isi yang hilang tersebut. e. Bahan pustaka yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak, permintaannnya sedikit atau pemakaiannya rendah. f. Bahan pustaka yang karena sesuatu hal peredarannya dilarang oleh negara. 42

5. Prosedur Penyiangan Weeding Bahan Pustaka

Hal selanjutnya yang tak kalah penting untuk dikaji adalah masalah prosedur penyiangan. Prosedur adalah sebuah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan; prinsip dan praktek-praktek pengajaran. Dalam pedoman penyiangan koleksi biasanya berisi butir-butir, antara lain: a. Menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi. Misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan, atau kandungan informasi. b. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi. Seperti buku, majalah, brosur, kaset rekaman, atau laporan tahunan. c. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data OPAC. d. Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang tertulis: dikeluarkan dari koleksi perpustakaan. e. Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan lampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan. f. Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut di gedung atau dapat ditawarkan kepada perpustakaan lain yang membutuhkan. 43 42 Saleh Abdul Rahman, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h. 3.22.

6. Hambatan Penyiangan Weeding Bahan Pustaka

Kegiatan penyiangan bukanlah suatu hal yang mudah yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena proses weeding memerlukan proses yang panjang dan tidak sebentar. Selain itu dalam pelaksanaannya banyak kendala atau hambatan dalam pihak pengelola perpustakaan itu sendiri. Berkaitan dengan hal ini penulis melihat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan penyiangan. 44 Adapun beberapa hambatannya sebagai berikut: a. Adanya kebanggaan terhadap bahan pustaka hambatan psikologis seperti adanya perasaan tidak rela untuk membuang bahan pustaka. b. Masih adanya anggapan bahwa jumlah koleksi menentukan mutu. Jumlah kolesi akan dianggap menunjukan kehebatan perpustakaan tanpa memperhatikan kondisi dan relevansi bahanpustaka tersebut dengan tujuan perpustakaan. c. Adanya anggapan bahwa penyiangan berlawanan dengan tujuan pengadaan atau konsep pembangunan koleksi. d. Masih dijumpainya prosedur yang rumit, terutama untuk koleksi yang ada di perpustakaan pemerintah, karena setiap pengeluaran barang harus dilakukan melalui prosedur yang membutuhkan waktu yang lama dan terkesan rumit. 43 Bancin Tekka, Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka, http:tekkabancin.blogspot.com201305penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html , Diakses pada 9Maret 2014, 10:42 WIB. 44 Yunus Winoto, Penyiangan Weeding Bahan Pustaka: Sebuah Tinjauan Teoritis Journal Info PERSADA: Media Informasi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Vol.2 No.2 Agustus 2004, h. 17. e. Ketidaktahuan seseorang mengenai ilmu dan manfaat weeding, sehingga timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya tidak dibuang, atau bahan koleksi yang baru. 45

D. Penelitian Terdahulu

Tinjauan literature ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki tema serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut adalah karya ilmiah berupa skripsi yang memiliki tema yang serupa: 1. Kebijakan penyiangan koleksi di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan penyiangan koleksi weeding di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY tahun 2009, skripsi ini diajukan oleh Lelis Marsidah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY telah melakukan kegiatan penyiangan dan memiliki kriteria serta prosedur penyiangan bahan pustaka namun belum memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis. Maka diharapkan agar Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis demi meningkatkan kinerja perpustakaan sebagai penyedia informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. 45 Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to Weeding School Library Collection, h.4.