Unsur-Unsur Yang Mendasari Hak Atas Informasi

dilakukan secara lisan. Tetapi hendaknya dokter membiasakan diri untuk menulis atau mencatat persetujuan lisan pasien itu pada rekam medis atau rekam kesehatan, karena segala kegiatan yang dilakukan oleh dokter harus dicatat dalam rekam medis termasuk persetujuan pasien secara lisan. B. Persetujuan tertulis : Dokter dalam melakukan penanganan medik harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pihak pasien. Persetujuan dilakukan secara tertulis dilakukan terhadap penanganan medik yang mengandung risiko seperti tindakan pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang invasif mengandung risiko yang besar. Hal tersebut dinyatakan dengan tegas pada Pasal 3 1 Permenkes no.5851989. Persetujuan tersebut dalam bentuk formulir-formulir persetujuan bedah, operasi dan lain-lain yang harus diisi umumnya dengan ditulis tangan. Dari segi hukum positif, formulir persetujuan ini sangat penting sebagai bukti tertulis yang dapat dikemukakan oleh para pihak kepada hakim bila terjadi kasus malpraktek. Oleh karena itu, pengisian data pada formulir itu harus tepat dan benar sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 53

C. Unsur-Unsur Yang Mendasari Hak Atas Informasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa semua tindak medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus di informasikan sebelumnya, namun izin yang harus diberikan oleh pasien dapat berbagai macam bentuknya. 53 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 585MEN.KESPER1989. Universitas Sumatera Utara Hakikat Informed consent mengandung 2 dua unsur esensial yaitu : 1. Informasi yang diberikan oleh dokter; 2. Persetujuan yang diberikan oleh pasien. Sehingga persetujuan yang diberikan oleh pasien memerlukan beberapa masukan sebagai berikut : 1. Penjelasan lengkap mengenai prosedur yang akan digunakan dalam tindakan medis tertentu masih berupa upaya percobaan. 2. Deskripsi tentang efek-efek sampingan serta akibat-akibat yang tidak diinginkan yang mungkin timbul. 3. Deskripsi tentang keuntungan-keuntungan yang dapat diantisipasi untuk pasien. 4. Penjelasan tentang perkiraan lamanya prosedur terapi tindakan berlangsung. 5. Deskripsi tentang hak pasien untuk menarik kembali consent tanpa adanya prasangka mengenai hubungannya dengan dokter dan lembaganya. 6. Prognosis tentang kondisi medis pasien bila ia menolak tindakan medis tersebut. Informasi yang harus diberikan oleh dokter dengan lengkap kepada pasien menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 45, ayat 3 sekurang-kurangnya mencakup: a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis; b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan; c. Alternatif tindakan lain dan risikonya; d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan Universitas Sumatera Utara e. Prognosis kemungkinan hasil perawatan terhadap tindakan yang dilakukan. Adapun informasi yang perlu diberikan dan dijelaskan dengan kata-kata sederhana yang dimengerti oleh pasien atau keluarganya menurut J. Guwandi meliputi : 54 a. Risiko yang melekat inherent pada tindakan tersebut; b. Kemungkinan timbulnya efek sampingan; c. Alternatif lain jika ada selain tindakan yang diusulkan dan; d. Kemungkinan yang terjadi jika tindakan itu tidak dilakukan. Permenkes tentang Persetujuan tindakan medis Pasal 1 Huruf a menyatakan bahwa persetujuan tindakan medis informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut, sedangkan tindakan medis menurut Pasal 1 Huruf b adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terapeutik. Sebelum memberikan informed consent pasien seharusnya menerima informasi tentang tindakan medis yang diperlukan, namun ternyata mengandung risiko. Informed consent harus ditandatangani oleh penderita atau keluarga terdekatnya dan disaksikan minimum satu orang saksi dari pihak pasien. Informasi dan penjelasan yang perlu diberikan dalam persetujuan tindakan medis meliputi hal-hal berikut : 1. Informasi harus diberikan baik diminta maupun tidak. 54 J. Guwandi, Tindakan Medik dan Tanggung Jawab Produk Medik, FKUI, Jakarta, 1993, hal. 45. Universitas Sumatera Utara 2. Informasi tidak diberikan dengan mempergunakan istilah kedokteran yang tidak dimengerti oleh orang awam. 3. Informasi diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, kondisi, dan situasi pasien. 4. Informasi diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali jika dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kesehatan pasien, atau pasien menolak untuk diberikan informasi. Dalam hal ini informasi dapat diberikan kepada keluarga terdekat. 5. Informasi dan penjelasan tenang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan. 6. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan. 7. Informasi dan penjelasan tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. 8. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia serta risikonya masing-masing. 9. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan. 10. Untuk tindakan bedah atau tindakan invasif lain, informasi harus diberikan oleh dokter yuang melakukan operasi, atau dokter lain dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab. 11. Untuk tindakan yang bukan bedah atau tindakan yang tidak invasif lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter dan bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara Kewajiban untuk memberikan informasi dan penjelasan berada di tayangan dokter yang akan melakukan tindakan medis. Dokterlah yang paling bertanggung jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila dokter yang akan melakukan tindakan medis berhalangan untuk memberikan informasi dan penjelasan maka dapat diwakilkan pada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan.

D. Bentuk dan Pelaksanaannya di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi