Sumber : : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997
2.4.3 Koordinasi Alinemen
Alinemen vertikal, alinemen horizontal, dan potongan melintang jalan adalah elemen elemen jalan sebagai keluaran perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman. Bentuk kesatuan
ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya sehingga
pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal. Koordinasi alinemen vertikal dan alinemen horizontal harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut: 1.
Alinemen horizontal sebaiknya berimpit dengan alinemen vertikal dan secara ideal alinemen horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinemen vertikal.
2. Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada
bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan. 3.
Lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.
4. Dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal harus
dihindarkan. 5.
Tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan Sony Sulaksono, 2001.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada jalan luar kota Medan - Brastagi yaitu berlokasi di PDAM Tirtanadi - Hutan Lindung Sibolangit Jalan Jamin Ginting Km
36 – Km 38 . Ruas jalan ini termasuk jalan luar kota atau disebut dengan Jalan Nasional 1 yang wewenang pembinaannya oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan
peranannya, jalan ini termasuk jalan arteri dimana merupakan jalan umum yang berfungsi untuk melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri ini didesain berdasarkan kecepatan rencana pada medan jalan pegunungan
sebesar 40 kmjam dengan lebar badan jalan 6 m dan 2 arah yang berbeda tanpa median. Yang dimaksud dengan kecepatan rencana adalah kecepatan yang dapat
dicapai bila berjalan tanpa gangguan dan aman. Jalan dengan kecepatan rencana 40 kmjam adalah jalan yang didesain dengan persyaratan-persyaratan geometrik yang
diperhitungkan terhadap kecepatan maksimum sehingga volume perencanaan
kendaraan bermotor tidak melebihi 40 kmjam dengan aman.
Dengan pertumbuhan pusat aktifitas masyarakat, maka kecenderungan masyarakat untuk berpergian dari suatu kota ke kota lain dengan cepat dan aman
dapat terlaksana. Untuk itu fungsi jalan raya harus memberikan dampak yang sebesar-besarnya bagi penggunanya. Kecepatan yang relatif tinggi dan faktor
keamanan yang dituntut untuk tinggi membuat perencanaan geometrik yang baik