Jalur Lalu Lintas Penampang Melintang Jalan

Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,Silvia Sukirman Gambar 2.3. Penampang Melintang Jalan Tanpa Median Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,Silvia Sukirman

2.3.1.1 Jalur Lalu Lintas

Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas kendaraan Sukirman ,1994. Lebar jalur lalu lintas travelled way = carriage way adalah saluran perkerasan jalan yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan yang terdiri dari beberapa jalur yaitu jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk di lewati oleh kendaraan dalam satu arah. Pada jalur lalu lintas di jalan lurus dibuat miring, hal ini diperuntukkan terutama untuk kebutuhan drainase jalan dimana air yang jatuh di atas permukaan jalan akan cepat mengalir ke saluran-saluran pembuangan. Selain itu, kegunaan kemiringan melintang jalur lalu lintas adalah untuk kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja terutama pada tikungan. Batas jalur lalu lintas dapat berupa median, bahu, trotoar, pulau jalan, dan Separator. Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa lajur dengan type anatara lain: a 1 jalur-2 lajur-2 arah 22 TB b 1 jalur-2 lajur-l arah 21 TB c 2 jalur-4 1ajur-2 arah 42 B d 2 jalur-n lajur-2 arah n2 B Keterangan: TB = tidak terbagi. B = terbagi Gambar 2.4 Jalan 1 Jalur-2 Lajur-2 Arah 22 TB Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997. Gambar 2.5 Jalan 1 Jalur-2 Lajur-l Arah 21 TB Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997. Gambar 2.6 Jalan 2 Jalur-4 Lajur-2 Arah 42 B Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997. Tabel 2.7 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu jalan VLHR smpjam ARTERI KOLEKTOR LOKAL Ideal Minimum Ideal Minimum Ideal Minimum Lebar Jalur m Lebar Bahu m Lebar Jalur m Lebar Bahu m Lebar Jalur m Lebar Bahu m Lebar Jalur m Lebar Bahu m Lebar Jalur m Lebar Bahu m Lebar Jalur m Lebar Bahu m 3000 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,0 4,5 1,0 3000 – 10.000 7,0 2,0 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,0 10.001– 25.000 7,0 2,0 7,0 2,0 7,0 2,0 - - - - 25.000 2n x 3,5 2,5 2 x 7,0 2,0 2n x 3,5 2,0 - - - - Keterangan: = Mengacu pada persyaratan = 2 jalur terbagi, masing – masing n × 3, 5m, dimana n jumlah lajur per jalur - = Tidak ditentukan Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.

2.3.1.2 Lajur