tinggi sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan. Disamping itu juga mengakibatkan peningkatan biaya pembangunan jalan yang tidak pada tempatnya
tidak ekonomis Sukirman, 1994. Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan
penentuan jumlah dan lebar jalur adalah: 1.
Lalu lintas harian rata-rata 2.
Volume jam perencanaan
2.2.3.1 Lalu Lintas Harian Rata-Rata
Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari Sukirman,1994. Cara memperoleh data tersebut dikenal dua jenis lalu lintas
harian rata-rata, yaitu lalu lintas harian rata-rata tahunan LHRT dan lalu lintas harian rata-rata.
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahunan penuh..
LHRT =
365 int
Tahun Satu
dalam as
L Lalu
Jumlah
………...………..........2.1
Sedangkan LHR adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan,
LHR =
tan tan
int Pengama
Lamanya Pengama
Selama as
L Lalu
Jumlah
……………………….2.2
Data LHR ini cukup teliti jika : 1.
Pengamatan dilakukan pada interval-interval waktu yang cukup menggambarkan fluktuasi arus lalu lintas selama satu tahun.
2. Hasil LHR yang dipergunakan adalah harga rata-rata dari perhitungan LHR
beberapa kali
2.2.3.2 Volume Jam Perencanaan VJR
Volume jam perencanaan VJR adalah volume lalu lintas per jam yang dipergunakan sebagai dasar perencanaan Sony Sulaksono, 2001. Volume ini
harus mencerminkan keadaan lalu lintas sebenarnya tetapi biasanya tidak sama dengan volume terbesar atau arus tersibuk yang akan melewatinya, perencanaan
berdasarkan volume terbesar ini akan mengahasilkan konstruksi yang boros yang hanya akan berguna pada arus maksimum dan ini terjadi dalam kurun waktu
singkat dalam sehari. Volume lalu lintas untuk perencanaan geometrik umumnya ditetapkan
dalam Satuan Mobil Penumpang SMP sehingga masing – masing jenis kendaraan yang diperkirakan yang akan melewati jalan rencana harus
dikonversikan kedalam satuan tersebut dengan dikalikan nilai ekivalensi mobil penumpang emp. Besarnya faktor ekivalensi tersebut, dalam perencanaan
geometrik jalan antar kota ditentukan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4 Ekivalen Mobil Penumpang emp
NO JENIS KENDARAAN
DATAR PERBUKITAN
PEGUNUNGAN
1 Sedan, Jeep, Station Wagon
1,0 1,0
2 Pick-Up, Bus Kecil, Truck Kecil
1,2-2,4 1,9-3,5
3 Bus dan Truck Besar
1,2-5,0 2,2-6,0
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.
Besarnya volume jam perencanaan ditentukan dengan persamaan:
VJR = VLRH x
F K
……………………………………………...…2.3
Dimana : VJR = Volume Jam Perencanaan smpjam
VLRH = Volume Lintas Harian Rata – rata Tahunan smpjam
K = Faktor K, faktor volume lalu lintas jam tersibuk dalam
setahun F
= Faktor variasi volume lalu lintas dalam satu jam tersibuk Peak Hour Faktor PHF
Faktor K dan F untuk jalan perkotaan biasanya mengambil nilai 0,1 dan 0,9
sedangkan untuk jalan antar kota disesuaikan dengan besarnya VLHR seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5 Penentuan faktor-K dan faktor-F berdasarkan Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata
VLHR FAKTOR K
FAKTOR F
50.000 4 - 6
0,9 - 1 30.000 – 50.000
6 - 8 0,8 - 1
10.000 – 30.000 6 - 8
0,8- 1 5.000 – 10.000
8 - 10 0,6 – 0,8
1.000 – 5.000 10 - 12
0,6 – 0,8 1.000
12 - 16 0,6
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.
2.2.4 Kecepatan Rencana