Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Metode Pembelajaran Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

(1)

SKRIPSI

OLEH

Ayu Rahayu

111121010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Metode Pembelajaran Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi II. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS., PhD selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(4)

5. Teristimewa buat suami tercinta Syukri.D yang telah banyak memberikan support baik materi maupun dorongan moril.

6. Teristimewa buat anakku tersayang Muhammad Raffif Asyuza yang selalu bersabar menanti pulang kuliah.

7. Teristimewa buat almarhum ayahanda syarifuddin dan ibunda Yusniar serta anggota keluarga lainnya yang telah banyak memberikan do’a, nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman sejawat angkatan 2011 terutama buatnya Retna aulia, Nova Safriana, Hasnelidawati dan Adista Amelia yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Medan, Januari 2013


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Tujuan ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

4.1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 5

4.2. Bagi Penelitian Keperawatan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Metode Pembelajaran ... 6

1.1. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran ... 6

1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Metode Pembelajar ... 7

1.3. Jenis- Jenis Metode Pembelajaran ... 9

1.3.1. Ceramah … ... 9

1.3.2. Diskusi kelompok ... 12

1.3.3. Demonstrasi ... 16

1.3.4. Penugasan ... 18

1.3.5. Studi Kasus ... 20

1.3.6. Problem Solving ... 20

1.3.7. Metode Simulasi ... 21

1.4.Efektifitas metode pembelajaran BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 23

1. Kerangka Konseptual ... 23


(6)

METODOLOGI PENELITIAN ... 25

1. Desain Penelitian ... 25

2. Populasi, Sampel dan Sampling ... 25

2.1. Populasi ... 25

2.2. Sampel ... 25

2.3. Sampling ... 26

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4. Pertimbangan Etik ... 28

5. Instrumen Penelitian ... 28

6. Uji Validitas dan Reabilitas ... 30

7. Pengumpulan Data ... 31

8. Analisa Data ... 32

BAB.5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

1. Hasil Penelitian ... 33

1.1. Karakteristik Responden... 33

1.2. Efektifitas Metode Pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan ... 34

1.2.1 Efektifitas Metode Pembelajaran Ceramah di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan ... 34

1.2.2 Efektifitas Metode Pembelajaran Diskusi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan ... 37

1.2.3 Efektifitas Metode Pembelajaran Demontrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan ... 40

2. Pembahasan ... 42

BAB. 6 KESIMPULAN SARAN ... 50

1. Kesimpulan ... 50

2. Saran ... 50


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Surat izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 4. Surat Izin Penelitian dari Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh

Selatan

5. Surat Uji Validitas 6. Hasil Uji Validitas 7. Hasil Uji reliabilitas 8. Curikulum Vitae


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Tabel 5.4

Tabel 5.5

Definisi operasinal variable penelitian metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Tendensi sentral karakteristik usia mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75) Distribusi dan frekuensi jenis kelamin mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75) Distribusi dan frekuensi efektifitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

Distribusi Frekwensi dan persentase berdasarkan kuesioner efektifitas metode pembejaran diskusi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75) Distribusi dan frekuensi efektifitas metode pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

24

34

34

35

36


(9)

Judul

Peneliti NIM Fakultas

Tahun Akademik :

: : : :

Perception of Student about Methods of Learning Effectiveness in Nursing Academy of South Aceh district government

Ayu Rahayu 111121010 Keperawatan 2012

ABSTRACT

The learning method is a technique or approach used by teachers so that students can understand the content of the material to be studied. Effective learning is askill that can be learned to develop knowledge of the educational process, including learning methods that exist and how they are used in a wide variety of learners and their environment. The aims the study to identify methods of learning effectiveness in Nursing Academy of South Aceh District government. Sampling technique used in this study is proportional to the cluster sampling method that. The results of this study show that the effectiveness of teaching methods in Nursing Academy South Aceh district government run effectively. the percentage of respondents who said an effective method of lecture 68 people (90.7%), discussion method 69 people (92%) and methods of demonstration 50 people (66.7%). The research can be input in Nursing Academy of South Aceh district Government, in the case of study method use effective so aim can be research with repair deficit in course of this study.


(10)

Judul Peneliti NIM Fakultas Tahun Akademik : : : : :

Persesi Mahasiswa Tentang Efektifitas Metode Pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Ayu Rahayu 111121010 Keperawatan 2012

ABSTRAK

Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan oleh pengajar agar peserta didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari. Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beranekaragam peserta didik dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan selama bulan Oktober s/d Desember 2012 dengan menggunakan desain deskriptif. Tekhnik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah proporsional dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah kabupaten Aceh selatan berjalan efektif. Persentase responden yang menyatakan efektif metode ceramah 90,7%, metode diskusi 92% dan metode demonstrasi 66,7%. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Akademi Keperawatan Pemerintah kabupaten Aceh Selatan dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang lebih efektif agar strategi mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: Efektifitas, Metode Pembelajaran, Ceramah, diskusi, Demonstrasi


(11)

Judul

Peneliti NIM Fakultas

Tahun Akademik :

: : : :

Perception of Student about Methods of Learning Effectiveness in Nursing Academy of South Aceh district government

Ayu Rahayu 111121010 Keperawatan 2012

ABSTRACT

The learning method is a technique or approach used by teachers so that students can understand the content of the material to be studied. Effective learning is askill that can be learned to develop knowledge of the educational process, including learning methods that exist and how they are used in a wide variety of learners and their environment. The aims the study to identify methods of learning effectiveness in Nursing Academy of South Aceh District government. Sampling technique used in this study is proportional to the cluster sampling method that. The results of this study show that the effectiveness of teaching methods in Nursing Academy South Aceh district government run effectively. the percentage of respondents who said an effective method of lecture 68 people (90.7%), discussion method 69 people (92%) and methods of demonstration 50 people (66.7%). The research can be input in Nursing Academy of South Aceh district Government, in the case of study method use effective so aim can be research with repair deficit in course of this study.


(12)

Judul Peneliti NIM Fakultas Tahun Akademik : : : : :

Persesi Mahasiswa Tentang Efektifitas Metode Pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Ayu Rahayu 111121010 Keperawatan 2012

ABSTRAK

Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan oleh pengajar agar peserta didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari. Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beranekaragam peserta didik dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan selama bulan Oktober s/d Desember 2012 dengan menggunakan desain deskriptif. Tekhnik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah proporsional dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah kabupaten Aceh selatan berjalan efektif. Persentase responden yang menyatakan efektif metode ceramah 90,7%, metode diskusi 92% dan metode demonstrasi 66,7%. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Akademi Keperawatan Pemerintah kabupaten Aceh Selatan dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang lebih efektif agar strategi mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: Efektifitas, Metode Pembelajaran, Ceramah, diskusi, Demonstrasi


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendidik peserta didik dimana pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran. Metode mengajar yang baik diasumsikan dapat mencapai tujuan pengajaran yang baik, maka sebaiknya seorang dosen dalam perkuliahan menimbang sejumlah situasi terlebih dahulu, sebelum menentukan metode mengajar tertentu (Bastable, 2002).

Metode pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam proses pembelajaran, kemampuan yang diharapkan dari mahasiswa akan dapat ditentukan oleh penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran yang baik sangat dipengaruhi keefektifan dalam pemilihan metode dan penggunaan metode yang efisien dan efektif (Djamarah, 2006).

Herawani (2001) menyatakan dalam proses pembelajaran dosen harus menggunakan metode yang bervariasi. Variasi metode mengajar mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik, kelas menjadi hidup dan mudah diterima oleh mahasiswa, metode penyajian yang sama akan menimbulkan kebosanan pada mahasiswa.


(14)

Metode yang digunakan dosen mempengaruhi tinggi rendahnya mutu keberhasilan belajar mengajar. Perlu disadari bahwa setiap metode memiliki kekuatan dan sekaligus kelemahan. Oleh karena itu, pemakaian metode harus selektif, kesalahan memilih metode akan berakibat fatal bagi berkelangsungan proses belajar-mengajar (Sudiana, 2003). Kebanyakan dosen sering menggunakan satu metode yang lebih disukainya dan cendrung mengandalkan metode tersebut tanpa mempertimbangkan materi yang diajarkannya. Keefektifan pengajaran akan sangat terbatas apabila pemilihan metode didasarkan pada tingkat minat dan kenyaman dosen bukan kenyamanan dan kebutuhan mahasiswa (Setiawati, 2008).

Efektifitas merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Efektifitas adalah bagaimana seseorang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk memperoleh hasil yang baik. Susilo (2011) menyatakan efektifitas merupakan kesesuaian antara mahasiswa dengan hasil belajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan proses yang harus dilalui mahasiswa untuk mencapai hasil.

Hasil penelitian Rivai (1999) di STIE Ganesha dengan 50 orang responden pasca sarjana, menunjukkan bahwa efektifitas belajar dapat ditentukan oleh persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar. Pemilihan metode yang baik dan benar dapat berdampak pada motivasi mahasiswa dan


(15)

prestasi yang akan dicapai mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran (Bastable, 2002).

Dengan persetujuan dari direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan maka peneliti melakukan survei awal pada instansi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, pada tanggal 14 April 2012, dari data laporan studi kelayakan tahunan Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan bahwa progam studi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan memilik 26 dosen tetap, dengan kriteria pendidikan: pendidikan strata 2 (S2) 3 orang, pendikan strata I (SI) 16 orang dosen, pendidikan DIII keperawatan 5 orang dan staf 15 orang dengan jumlah mahasiswa sebanyak 296 orang mahasiswa, terdiri dari mahasiswa semester satu sampai dengan semester enam. Dari hasil wawancara peneliti pada tanggal 14 april 2012 dengan bagian pendidikan adapun metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah, diskusi kelompok dan demonstrasi.

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan merupakan institusi pendidikan keperawatan satu-satunya yang ada di Kabupaten Aceh Selatan dimana merupakan suatu pelayanan pendidikan yang dipilih oleh masyarakat, maka institusi memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang baik. Maka, keefektifan metode pembelajaran merupakan salah satu indikator yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan keefektifan metode pembelajaran ini belum pernah dilihat atau di identifikasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh selatan.


(16)

Mengingat pentingnya metode pembelajaran ini, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

3. Tujuan Penelitian

3.1.Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Persepsi mahasiswa tentang efektivitas metode pembelajaran yang sering digunakan pada proses pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. 3.1. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

3.1.1. Untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektivitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

3.1.2. Untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektivitas metode pembelajaran diskusi kelompok di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.


(17)

3.1.3. Untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajran demonstarasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Instutusi Pendidikan Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten

Aceh Selatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, sehingga dosen dapat memilih metode yang sesuai dalam menyampaikan materi pelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat dijadikan bahan masukan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di institusi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

4.2. Bagi Penelitian Keperawatan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan bahan masukan bagi institusi pendidikan keperawatan tentang persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajara sehingga dapat meningkatkan pelayanan dibidang pendidikan keperawatan dan dapat berguna bagi penelitian berikutnya dalam ruang lingkup penelitian yang sama bagi pendidikan keperawatan.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan oleh pengajar agar peserta didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari. Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya ( Bastable, 2002).

1.1.Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran

Djamarah (2006) menyatakan bahwa kedudukan metode dalam proses pembelajaran adalah metode sebagai:

1.1.2. Alat motivasi ekstrinsik.

Metode dalam proses pembelajaran dijadikan sebagai bagian dari motivasi agar peserta didik dengan cepat menerima informasi baru, ide, gagasan, pendapat dan hasil temuan dari pembicara.

1.1.3. Strategi pengajaran.

Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pengajaran yang bisa digunakan pengajar saat berinteraksi dengan peserta didik (Djamarah,2006). Dalam kegiatan belajar mengajar dosen harus memiliki strategi agar mahasiswa


(19)

dapat belajar secara efektif dan efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (Reilly & Obermann, 2002).

1.1.3. Alat untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran membutuhkan tujuan yang sangat jelas. Pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor pengajar dan peserta didik. Pengajar mempunyai cara untuk mempermudah tujuan dapat dicapai salah satunya melalui penggunaan metode pembelajaran.

1.2.Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penentuan Metode

Pembelajaran

Setiawati (2008) menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi dalam penentuan metode pembelajaran adalah:

1.2.1. Pengajar.

Latar belakang pengajar mempengaruhi kompetensi pengajar dalam penyampaian materi atau pesan. Kurangnya kesiapan dan penguasaan metode pembelajaran akan menjadi kendala terhambatnya tujuan pembelajaran, dengan demikian kepribadian yang berbeda-beda dari masing- masing pengajar, latar belakang pendidikan dan pengalaman akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang digunakan.

1.2.2. Peserta didik.

Perbedaan individual peserta didik mulai dari biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual akan mewarnai suasana proses pembelajaran. Perbedaan individual peserta didik akan mempengaruhi seorang pengajar dalam menentukan


(20)

metode pembelajaran yang akan membuat suasana pembelajaran lebih dinamis. Metode pembelajaran dapat dijadikan cara memotivasi mahasiswa agar mereka berada dalam kerangka psikologis yang benar untuk belajar materi yang menjemukan, pendekatan reward and punishment yang sederhana dalam penilaian (Zaini, 2002).

1.2.3. Tujuan.

Sasaran yang akan dituju dari setiap proses pembelajaran. Tujuan dalam pembelajaran berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum memberikan gambaran akhir peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Tujuan khusus menunjukan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik untuk masing- masing tahapan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan.

1.2.4. Situasi.

Situasi pembelajaran dari waktu kewaktu sebaiknya tidak dibuat sama oleh pengajar. Situasi yang sama terus menerus akan membuat peserta didik cepat bosan dan akan menghambat tujuan pembelajaran. Pengajar mengkondisikan pembelajaran untuk peserta didik dapat dilakukan secara individu dan berkelompok. Metode pembelajaran yang digunakan harus melihat situasi saat itu, untuk pendekatan individu metode pembelajarannya akan lebih cocok dengan menggunakan diskusi, sedangkan untuk kelompok biasa menggunakan problem solving.


(21)

1.2.5. Fasilitas.

Fasilitas adalah kelengkapan pendukung dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran bed side teaching tidak dapat terlaksanan apabila tidak tersedianya fasilitas laboratorium. Demikian juga demonstrasi dan simulasi tidak bisa berjalan jika tidak ada alat peraga.

1.3.Jenis- Jenis Metode Pembelajaran

Bastable (2002) dan Reilly (1999) menyatakan bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan adalah:

1.3.1. Metode ceramah.

Bastable (2002) menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang sangat terstruktur yang digunakan seorang dosen dalam menyampaikan informasi secara verbal dan langsung kepada sekelompok peserta didik dengan tujuan untuk mengajar. Metode ini hanya memberikan sedikit kesempatan bagi dosen dan peserta didik untuk berdialog, tetapi ceramah dapat menjadi metode pengajaran yang efektif untuk memberikan pengetahuan kognitif tingkat rendah. ceramah adalah metode yang efisien dan hemat biaya, untuk menyampaikan banyak informasi kepada sekelompok besar orang secara bersamaan diwaktu yang sama juga dalam batas waktu yang relative singkat. Sedangkan Sagala (2009) menyatakan bahwa agar metode ceramah dapat digunakan secara efektif dan efesien maka dosen harus memperhatikan langkah- langkah pelaksanaan metode ceramah yaitu: membuka pelajaran dengan pendahuluan sebelum di berikan materi pelajaran dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu


(22)

agar mahasiswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran dan menjelaskan pokok- pokok materi pelajaran yang akan dibahas.

Dalam menyajikan bahan harus diperhatikan beberapa faktor yaitu memperhatikan peserta didik selama proses pembelajaran, menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit- belit dan terarah, kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi beri kesempatan untuk berfikir dan berbuat misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, membangkitkan motivasi belajar mahasiswa selama proses pembelajaran dan menggunakan media pelajaran yang variatif sesuai dengan tujuan pembelajaran (Sagala, 2009)

Menutup pelajaran pada akhir pembelajaran dengan cara mengambil kesimpulan dari semua materi yang di ajarkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan yang berhubungan dengan materi pelajaran dan melaksanakan penilaian secara

komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku

Herawani ( 2001) menyatakan bahwa keunggulan metode ceramah adalah dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu yang efisien, dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran, dan dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran ataupun kegiatan. Bastable (2002) menyatakan metode ceramah mempunyai manfaat untuk memperagakan pola, menampilkan gagasan utama atau menyajikan cara- cara unik dalam memandang informasi. Kuliah adalah metode yang efisien dan hemat biaya untuk menyampaikan banyak informasi kepada sekelompok


(23)

besar orang secara serempak di waktu yang sama juga dalam batas waktu yang relatif singkat. Kuliah sebaiknya tidak digunakan untuk memberikan informasi yang sama kepada mereka yang dapat membacanya sendiri diwaktu dan tempat lain. Keahlian dosen baik dibidang teori maupun pengalaman, yang banyak membantu mahasiswa dalam memahami pokok bahasan. Dan metode ceramah dapat dengan mudah dilengkapi dengan handout atau alat bantu audiovisual.

Herawani ( 2001) menyatakan kekurangan dari metode ceramah adalah menghambat respon dari pendidik sehingga pembicaraan sulit menilai reaksinya, tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicaraan harus menguasai pokok pembicaraan, dapat menjadi kurang menarik, sulit dipakai untuk anak-anak dan membatasi daya ingat karna satu indera yang dipakai. kelemahannya, metode kuliah tidak efektif untuk mempengaruhi perilaku efektif dan psikomotor seseorang. Metode ini tidak dapat digunakan untuk memberikan banyak stimulasi kepada peserta didik, dan peserta didik hanya mendapat sedikit kesempatan untuk terlibat. Mereka hanya menerima informasi yang disajikan secara pasif, fokus hanya terpusat pada pengajar sehingga partisipan yang paling aktif biasanya adalah orang yang paling banyak tahu yaitu pengajar (Bastable, 2002)

Strategi khusus yang dapat memperkuat dampak penggunaan metode ceramah. Setiap kuliah harus mencakup perkenalan, batang tubuh dan kesimpulan. Selama perkenalan, peserta didik perlu diberi garis besar tentang objektif prilaku yang berhubungan dengan topik kuliah beserta penjelasan mengapa objektif itu penting. Mamfaatkan rasa humor dan kepribadian anda untuk membina hubungan


(24)

baik dengan mahasiswa. Pada batang tubuh, atau penyampaian materi yang aktual. Semua aspek yang penting tercakup secara akurat, logis, kohesif dan memikat, selama kuliah tonjolkan poin- poin yang penting. Penggunaan materi audiovisual, seperti video, proyektor, atau slide juga memberikan variasi pada persentasi. Berikan variasi pada gaya persentasi dan nada suara agar tidak menoton. Bergeraklah dari sisi satu kesisi lain ruangan. Pastikan tidak melampaui jatah waktu yang telah ditetapkan. Kuliah yang panjang akan menyebabkan peserta didik kehilangan minat dan bosan (Djamarah, 2006).

Bagian akhir dari metode kuliah ini adalah rangkuman atau kesimpulan yaitu mengulas kembali konsep- konsep penting yang telah disampaikan. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa kuliah tidak melampaui batas waktu yang telah ditetapkan sehingga tidak perlu terpaksa berhenti karena waktu sudah habis. Usahakan ada waktu tanya jawab dan merangkum informasi (Bastable, 200).

1.3.2. Metode diskusi kelompok.

Diskusi kelompok adalah metode pengajaran dimana peserta didik berkumpul untuk bertukar informasi, perasaan, dan pendapat dengan satu sama lain dan dengan pengajar. Diskusi adalah salah satu tekhnik yang paling lazim digunakan (Bastable, 2002). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive

berisikan pertukaran pendapat dengan pertanyaan- pertanyaan problematik, ide- ide dan pendapat yang diberikan oleh bebrapa orang yang bergabung dalam kelompok yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari kebenaran.


(25)

Pada pelakasanaan diskusi hal yang harus diperhatikan pendidik adalah masalahnya harus konvensional yaitu harus mencakup pertanyaan dari peserta didik, masalah harus menarik dan bekaitan dengan pengalaman peserta didik. Pendidik harus menempatkan diri sebagai pimpinan diskusi dan memberikan petunjuk tentang pelaksanaan diskusi dan pendidik juga berperan sebagai penengah terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik. Dalam pembelajaran diskusi pendidik seharusnya memperhatikan pembicaraan agar fungsi dosen sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (Herawani,2001).

Proses kegiatan metode diskusi di mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutup. Pada tahap persiapan yaitu: merumuskan tujuan intruksional tentang alasan untuk berdiskusi dan alasan yang diharapkan. Merumuskan pokok pembicaraan yang ringkas dan jelas dengan mengumpulkan fakta atau informasi mengenai pokok yang akan dibahas kemudian menyusun bahan diskusi dalam urutan logis. Mempertimbangkan latar belakang peserta tentang sejauh mana tingkat pengetahuan yang dimiliki dan hambatan yang terjadi. Menyiapkan kerangka diskusi secara rinci dengan: menentukan aspek- aspek yang perlu dijadikan pokok pembahasan, menentukan waktu yang dibutuhkan untuk dibahas, menulis materi diskusi secara singkat dan jelas, menulis pertanyaan atau pokok permasalahan yang harus didiskusikan, menentukan peraturan- peraturan jalannya diskusi dan menyiapkan fasilitas dengan membatasi bahan diskusi agar tidak terlalu banyak dan menentukan lokasi, mendesaian denah, menyiapkan referensi dan alat- alat keperluan diskusi (Nurhidayah, 2010).


(26)

Pelaksanaan diskusi yang perlu diperhatikan pengajar adalah menginformasikan tujuan intruksional, mengkomunikasikan pokok yang akan didiskusikan, menjelaskan prosedur diskusi, membagi kelompok diskusi dan membimbing diskusi. Menutup diskusi dengan memberikan kesempatan kelompok untuk melaporkan, memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya, memberi feedback, menyimpulkan hasil dan memberi penguatan (Nurhidayah, 2010).

Nurhidayah (2010) mengemukakan bahwa manfaat diskusi adalah peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir dan berlatih untuk mengemukakan pendapat secara bebas, dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik dan diskusi dapat mengembangkan sikap demokrastis dan dapat menghargai pendapat orang lain, dengan diskusi pelajaran lebih relefan dengan kebutuhan. Adapun kelemahan metode diskusi adalah tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar, menyerap waktu yang banyak, keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta, membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil, kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara, dan biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal.

Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode diskusi adalah metode ini dapat menstimulasi peserta didik untuk memikirkan permasalahan dan masalah serta saling bertukar pengalaman sehingga pembelajaran menjadi semakin aktif. Diskusi kelompok membuka kesempatan untuk berbagi gagasan, mendapat dukungan dari rekan diskusi,memupuk rasa kepemilikan, memberikan bimbingan dan memperkuat pembelajaran terdahulu. Diskusi efektif untuk membantu


(27)

mahasiswa mengidentifikasi sarana dan menginternalisasi topik yang sedang dibahas dengan cara merefleksikan maknanya bagi diri mereka sendiri. Menurut Arnold dan boggs ( 1989, dalam bastable, 2002) kelompok yang ideal sebaiknya terdiri dari enam sampai delapan orang agar terjadi keanekaragaman gagasan. Kesempatan yang memungkinkan semua anggota untuk menjadi peserta aktif adalah mamfaat utama dari metode diskusi.

Metode diskusi ini juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau dua anggota yang cenderung mendominasi diskusi kelompok, tetapi metode ini juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau dua anggota yang cenderung mendominasi diskusi atau menyimpang dari objektif. Peserta didik yang pemalu mungkin akan menolak untuk terlibat atau perlu didorong dan disemangati hingga mau berpartisipasi, sedangkan peserta didik yang melantur atau mendominasi perlu diarahkan kembali secara bijaksana sehingga tidak lagi terlalu menguasai kelompok tanpa merusak kepercayaan anggota kelompok lain (Sagala,2009)

Satu cara pendekatan yang bermanfaat adalah memberitahukan kepada kelompok diawal pertemuan bahwa tujuan diskusi tersebut adalah mendengarkan semua anggota dengan meminta mereka memberikan masukan serta pendapat selama diskusi. Dari segi financial, perlu diperhatikan bahwa pada setiap sesi diskusi kelompok dituntut kehadiran seorang dosen yang bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber (setiawati, 2008).

1.3.3. Metode demonstrasi.

Nurhidayah (2011) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode pengajaran dengan cara memperagakan sesuatu prosedur dengan


(28)

menggunakan alat. Dalam prakteknya metode demontrasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Cara tidak langsung dilakukan oleh tenaga perawat yang disaksikan oleh mahasiswa dalam tugas sehari- hari. Cara langsung adalah apa yang dipersiapkan secara teliti dan disajikan oleh peserta dengan keahliannya dibantu pembimbing tentang bagaimana melakukan suatu prosedur keperawatan.

Tujuan metode demonstrasi adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal- hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, membandigkan sesuatu dengan yang lain, dan untuk mengetahui serta melihat kebenaran dari sesuatu (Nursalam, 2011).

Prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan adalah tujuan demonstrasi harus dirumuskan dengan jelas karena melalui tujuan yang telah ditentukan dapat diketahui kecakapan atau keterampilan apa yang harus dimiliki mahasiswa, demonstrasi harus terlihat dengan jelas oleh setiap mahasiswa karna hanya melalui ini peserta didik dapat mengamati secara detail langkah prosedur yang akan di demonstrasikan, jumlah kelompok atau kelas tidak terlalu besar, tidak lebih dari 10 orang sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran yang cukup dari apa yang di demonstrasikan dan demonstrasi harus benar dan sistematis (Nursalam,2011).

Sebelum demonstrasi dilaksanakan pembimbing harus menjelaskan dan mengorientasikan mahasiswa pada peragaan yang dilihatnya, mahasiswa harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif, pembimbing


(29)

harus konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di demonstrasikan, sangat diperlukan alat penunjang demonstrasi seperti gambar, slide atau film,dan demonstrasi harus dilakukan sesuai dengan tahapan dan sistematis (Relly, 2002).

Pada metode demonstrasi ada beberapa langkah yang akan dilaksanakan sesuai dengan urutan atau tahapannya yaitu lakukan persiapan untuk demonstrasi diantaranya persiapan tempat yang cukup, persiapan pasien, persiapan alat dan lingkungan, jelaskan tujuan demonstrasi dan hasil yang akan diharapkan, laksanakan secara jelas dan tepat, beri waktu diskusi setelah demonstrasi dan ulangi bagian yang memerlukan penjelasan, beri kesempatan redemonstrasi pada mahasiswa dengan tepat dan diawasi sesuai dengan kebutuhan individu, evaluasi kemajuan mahasiswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang diharapkan (Nurhidayah, 2011).

Proses bimbingan pada metode demonstrasi yaitu, menyiapkan pengaturan tempat yang memungkinkan demonstrasi dapat dilihat dengan jelas oleh peserta didik. Menjelaskan tujuan demonstrasi. Menjelaskan serta menunjukkan bahan atau alat yang digunakan. Mendiskusikan prinsip penting dalam demonstrasi. Mengidentifikasi hal- hal yang perlu di observasi selama demonstrasi berlangsung. Mendemonstrasikan setiap prosedur dan menekankan pada bagian yang penting. Memantau setiap langkah demonstrasi. Mengintruksikan untuk melakukan redemonstrasi. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengevaluasi diri maupun kelompok tentang lamanya waktu demonstrasi dan kesulitan yang dihadapi. Memberikan umpan balik dan


(30)

reinforcement. Mengevaluasi proses dan mengidentifikasi kemungkinan modifikasi.

Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode demonstrasi adalah dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dengan demikian dapat menghindari terlalu banyaknya penggunaan bahasa verbal. Peserta didik diharapkan lebih mudah memahami apa yang dipelajari. proses pengajaran akan lebih menarik. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi adalah metode ini memerlukan keterampilan mengajar secara khusus, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi menjadi tidak efektif. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak terlalu tersedia dengan baik. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

1.3.4. Metode penugasan.

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana dosen memberikan tugas tertentu kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar. Tugas tersebut dapat dilakukan didalam kelas, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah, atau dimana saja dimana tugas itu dapat dikerjakan. metode ini diberikan karena bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu terlalu sedikit, artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan maka metode inilah yang biasa dipakai dosen untuk mengatasinya. Tugas ini berguna


(31)

untuk merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok (Bastable, 2002).

Metode penugasan mempunyai beberapa manfaat yaitu peserta didik memperoleh pengetahuan dari hasil percobaan atau penyelidikan yang diperoleh dari hasil belajar. Peserta didik diberi kesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian, inisiatif, tanggung jawab, dan tugas dapat memperdalam, memperkaya, memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari, tugas dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi, dan meode ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

Kelemahan metode penugasan adalah mahasiswa sering melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru pekerjaan orang lain, dan bisa dikerjakan oleh orang lain jika tanpa pengawasan dan jika tugas dirasakan sulit oleh mahasiswa maka akan berpengaruh pada ketegangan mental. Jika tugas diberikan secara umum mungkin peserta didik akan mengalami kesulitan karna sulit menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual (Djamarah, 2006).

Sagala (2009) menyatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan dari metode penugasan dapat dilakukan beberapa cara yaitu tugas yang diberikan kepada mahasiswa harus jelas sehingga mahasiswa mengerti tentang apa yang harus di kerjakan, waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas harus cukup, dan adanya control dan pengawasan terhadap tugas yang diberikan sehingga mendorong mahasiswa untuk belajar dengan sungguh- sungguh dan tugas yang


(32)

diberikan hendaknya mempertimbangkan minat dan perhatian mahasiswa, diusahakan tugas bersifat ilmiah.

1.3.5. Metode studi kasus.

Metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian peserta didik ditugaskan untuk mencari alternative pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep masalah. Metode ini dapat digunakan untuk peserta didik yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah tersebut (Reilly, 1999).

1.3.6. Metode problem solving.

Reilly (1999) menyatakan bahwa metode problem solving adalah mengajak mahasiswa untuk ikut berfikir bagaimana memecahkan suatu masalah dimulai dari pencarian data, analisa data, penyajian sampai dengan menarik kesimpulan. Keuntungan dari metode problem solving adalah dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya di dunia kerja, dapat membiasakan mahasiswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, merangsang pengembangan kemampuan berfikir mahasiswa.

Kekurangan metode ini adalah proses belajar mengajar dengan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain, mengubah kebiasaan mahasiswa dalam mendengarkan dan menerima informasi dari dosen menjadi belajar dengan banyak berfikir


(33)

memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitas tersendiri pada mahasiswa.

1.3.7. Metode simulasi.

Reilly (1999) menyatakan bahwa simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata dan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Tujuan metode simulasi ini dapat membantu peserta didik dalam mempraktikan keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia , memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapakan berbagai prinsip dan teori, serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Sedangkan sandra de young (1990, dalam nursalam 2011) menyatakan ada tiga tipe simulasi yaitu : latihan simulasi (simulasi exescise), permainan simulasi (simulation game), dan bermain peran (role playing). Kelebihan simulasi adalah memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung yang diperlukan dalam menghadapi berbagai problema sosial, peserta didik berkesempatan menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, apakah dalam seni drama, bermain peran dan sebagainya.

Kekurangan metode simulasi adalah pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan, fungsinya sering terabaikan karna hanya dijadikan sebagai alat


(34)

hiburan, pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya pengalaman, keterampilan, dan penguasaan mahasiswa terhadap sosial yang diperankan, Simulasi dipengaruhi oleh faktor- faktor emosional seperti rasa malu, ragu- ragu atau takut, simulasi menuntut hubungan informal antara pengajar dan peserta didik yang akrab dan fleksible, simulasi menuntut imajinasi peserta didik, Simulasi memerlukan pengelompokan peserta didik secara memadai dan fleksible, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik (Nursalam, 2011).

2. Efektifitas Metode Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya. Efektifitas merupakan faktor penting dalam pembelajaran (Bastable, 2002). Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan (Djamarah,2006).

Bastable (2002), menyatakan semua dosen mempunyai keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan. Dorongan untuk mencapai kesempurnaan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus disepanjang kehidupan


(35)

meningkatkan keefektifan pengajaran yaitu dengan cara menyajikan informasi dengan penuh antusiasme, selipkan humor saat mengajar, dalam penyampaian materi secara dramatis, pemakaian metode yang sesuai dengan topik bukan yang sesuai dengan kepribadian dosen, pilih kegiatan yang dapat memecahkan masalah, dosen bertindak sebagai model peran, dalam penyajian pakailah anekdot atau contoh, gunakan teknologi, berikan reinforcement positif, teratur dalam memberikan arahan, minta dan berikan umban balik dan memberikan pertanyaan kepada mahasiswa dan memberikan pengulangan apabila sulit dipahami dan yang lebih penting adalah dalam poses pembelajaran atur kecepatan bicara supaya mahasiswa dapat memahami informasi yang diberikan.


(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Adapun metode pembelajaran yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang sering digunakan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan yaitu metode pembelajaran ceramah, metode diskusi kelompok, dan metode demonstrasi.

Skema.1.1. Kerangka konseptual penelitian persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Keterangan:

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti Persepsi mahasiswa tentang

efektifitas metode pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi kelompok 3. Demonstras

Hasil 1. Efektif 2. Tidak efektif 4. Penugasan

5. Studi kasus 6. Problem Solving


(37)

2. Definisi Operasional

Tabel. Definisi operasinal variable penelitian

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Metode

Pembelajaran Sub Variabel 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Demonstrasi Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan oleh pengajar agar peserta

didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari. adapun metode yang digunakan yaitu ektifitas metode:

1. Metode ceramah

adalah metode yang sangat terstruktur yang digunakan seorang dosen dalam menyampaikan

informasi secara verbal dan langsung kepada sekelompok peserta didik dengan

tujuan untuk mengajar

2. Metode diskusi

adalah metode pengajaran dimana peserta didik berkumpul untuk bertukar informasi, perasaan, dan pendapat dengan satu sama lain dan dengan pengajar. 3. Demonstrasi adalah

merupakan metode pengajaran dengan cara memperagakan sesuatu prosedur dengan menggunakan alat. Lembar kuesiner terdiri dari efektifitas metode pembelajaran yaitu metode ceramah, diskusi dan demonstrasi 1. Metode ceramah terdiri dari 20 peryataan 2. Metode diskusi terdiri dari 20 pernyataan. 3. Metode demonstrasi terdiri dari 20 pernyataan Jika didapat hasil masing- masing sub variabel dengan jumlah:

1. Jika skor 20- 50 dikatagorik an tidak efektif

2. Jika skor 51- 80 di katagorikan efektif

Ordin al


(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi (Polite & Hugler, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

2. Populasi dan Sampel

2.1.Populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah 296 orang mahasiswa, yang terdiri dari mahasiswa semester satu 97 orang, mahasiswa semester tiga 101 orang dan mahasiswa semester lima 98 orang.

2.2. Sampel.

Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dikutip dari setiadi (2007). Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan


(39)

ketersediaan subjek dari penelitian itu sendiri. Penentuan jumlah sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

n = �

1 + N (d)2

keterangan :

n = perkiraan jumlah sampel

N = perkiraan besar populasi

d = tingkat kesalahan yang dipilih (d= 10% = 0,1)

Jika diketahui: N = 296; d = 0,1 maka jumlah sampel yang didapatkan adalah:

n = N

1+N (0,1)2

n = 296

1+296 (0,01)

n = 296

1+2.96

n = 296

3,96 = 74,7atau digenapakan 75

berdasarkan rumus diatas jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang.

2.3.Sampling

Penentuan jumlah sampel dari penelitian ini akan diambil secara proporsional di masing- masing angkatan. Jumlah sampel secara keseluruhan


(40)

untuk penelitian ini sebanyak 75 orang. Pengambilan sampel terdiri dari bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Tekhnik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah dengan cara

cluster sampling yaitu pemilihan subjek sampel dengan menentukan unsur strata-strata tertentu dan yang dianggap cukup representatif bagi populasinya (Silalahi, 2009). Selanjutnya penentuan responden berdasarkan atas random dengan undian. Populasi dalam penelitian ini terbagi dalam tiga tingkat semester yaitu mahasiswa semester satu, mahasiswa semester tiga, dan mahasiswa semester lima.

Peneliti menentukan jumlah sampel pada masing-masing semester dengan rumus sebagai berikut.

Sampel strata = �����ℎ���������������������

�����ℎ��������

Jadi:

Mahasiswa semester satu: =

97� 75

296 = 24,5 = 24 orang

Mahasiswa semester tiga: =

101 � 75

296 = 25,5 = 26 orang

Mahasiswa semester lima: =

98 � 75


(41)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan pada institusi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan yang berada di Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2012 s/d desember 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selanjutnya mengirimkan surat permohanan untuk mendapatkan izin dari Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian kepada responden, jika responden bersedia, maka terlebih dahulu responden harus menandatangani lembar persetujuan peneliti. Responden berhak menolak menjadi responden dengan tidak menandatangani surat persetujuan, dan selama penelitian, peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden.

Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini.


(42)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dimana mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar instrument penelitian yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teoritis. Instumen ini terdiri dari dua bagian, yang pertama tentang karakteristik responden yang berisi nomor responden, usia, dan jenis kelamin, tingkat atau semester dan data kedua berisi pernyataan tentang persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran yaitu ceramah, diskusi dan demonstrasi dengan bentuk check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check(V) pada kolom yang sesuai dengan pilihan responden.

Metode pembelajaran yang ingin diteliti yaitu metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi masing- masing terdiri dari dua puluh pernyataan. Penyataan efektifitas metode ini di ukur dengan menggunakan skala likert dimana memberikan jawaban sangat sering, sering, jarang, sangat jarang. Untuk pernyataan positif skore jawaban sangat sering nilainya 4, untuk skor jawaban sering nilainya 3, untuk jawaban jarang nilainya 2, dan jawaban sangat jarang nilainya 1. Untuk pernyataan negatif skore jawaban sangat sering nilainya 1, untuk skor jawaban sering nilainya 2, untuk jawaban jarang nilainya 3, dan jawaban sangat jarang nilainya 4. Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dimana nilai ukur dengan menggunakan rumus statistik.


(43)

Panjang kelas = Rentangkelas

Banyakkelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Berdasarkan rumus statistik diatas maka pada masing- masing metode yang diteliti dikatagorikan dalam dua katagori yaitu tidak efektif, efektif, dengan skor tertinggi 80 dan skor terendah 20 maka didapat rentang kelas 60, rentang kelas dibagi dalam dua kelas didapat maka panjang kelas adalah 30, maka efektifitas metode dikatagorikan tidak efektif dengan skor 20 sampai 50, dikatagorikan efektif dengan skor 51 sampai 80.

6. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan uji validitas isi dengan Uji menggunakan instrument yang dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variable yang diteliti. Uji validitas ini dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Uji Reabilitas menunjukan bahwa intrumen cukup dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur tersebut mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur (Polite & Hugler, 1999).

Uji reabilitas dilakukan pada 30 orang responden yang memenuhi kriteria yang sama dengan sampel. Responden yang digunakan adalah mahasiswa yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel. Responden yang digunakan untuk uji reabilitas dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012.


(44)

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan validitas isi yaitu dengan instrumen dibuat mengaju pada konsep isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti dengan meminta bantuan pada ahli dibidangnya (lampiran)

Instrumen efektifitas metode pembelajaran ini akan dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan uji cronbach αlpa. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika reliabilitasnya diatas 0,70 (Polit & Hugler, 1999). Uji reliable dilakukan satu kali dengan tekhnik belah dua(split half) dengan cara membagi dua item dalam variabel tersebut. Kelompok item ganjil dan genap. Hasil uji reabilitas kuesioner efektifitas metode pembelajaran yang digunakan diperoleh: hasil metode ceramah (0,706), metode diskusi (0,800) dan metode diskusi (0,870), sehingga kuesioner tersebut reliable untuk digunakan (Hasil Terlampir).

7. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu peneliti mengajukan permohonan izin kepada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan izin kepada Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, setelah mendapat izin dari Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan kemudian baru peneliti menemui responden.

Peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden yang akan diteliti, kemudian menjelaskan kepada


(45)

responden tentang tujuan dan manfaat penelitian ini. Responden yang bersedia menjadi responden penelitian diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah dibuat, setelah itu peneliti melakukan pengumpulan data dengan membagikan instrument penelitian berupa kuesioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner efektifitas metode pembelajaran. Pengolahan atau analisa data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan memerikasa kembali data yang sudah didapat dan selanjutnya dimasukkan data (entry) kedalam komputer dan diolah dengan program komputerisasi. Dimana hasil data demografi disajikan dalam bentuk table distribusi dan hasil data efektifitas metode pembelajaran mahasiswa disajikan dalam bentuk data statistik distribusi frekwensi dan persentasi.


(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 75 orang responden di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan selama bulan Oktober 2012 sampai bulan Desember 2012 . Hasil penelitian ini menguraikan bagaimana persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian deskriptif.

5.1. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini akan mengidentifikasi data demografi mahasiswa dan persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran ceramah, diskusi dan demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

5.1.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin dan jumlah mahasiswa dilihat dari semester di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan


(47)

Tabel 5.1 : Tendensi sentral karakteristik usia mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

Karakteristik Minimum Maximum Rata- Rata

Umur 17 24 19.45

Hasil penelitian didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu usia minimum responden 17 tahun dan usia maximum responden adalah 24 tahun, dengan umur rata- rata responden adalah 19,45 tahun. ( lihat Table 5.1).

Tabel 5.2 : Distribusi dan frekuensi jenis kelamin dan semester

mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

(n = 75)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki- laki Perempuan

21 54

28 72 Semester

Satu Tiga Lima

24 26 25

32 34,7 33,3

Tabel 5.2 menjelaskan mahasiswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa laki- laki, dengan jumlah laki- laki 28% dan


(48)

72%, dan mahasiswa semester satu 32 %, mahasiswa semester dua 34,7 % dan mahasiswa semester lima 33,3 %.

5.1.2. Efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil penelitian tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, yaitu metode ceramah , diskusi dan demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Efektifitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Metode pembelajaran ceramah sudah berjalan efektif di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, yang termasuk dalam katagori efektif yaitu 90,7% dan hanya 9,3% yang mengatakan tidak efektif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran ceramah sudah efektif dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 : Distribusi dan frekuensi efektifitas metode pembelajara

ceramah di Akademi keperwatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n=75)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Efektif Tidak Efektif

68 7

90,7 9,3


(49)

b. Efektifitas metode pembelajaran diskusi di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Metode pembelajaran Diskusi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dikatagorikan efektif dengan hasil dalam katagori efektif sebanyak 92% dan yang menyatakan tidak efektif yaitu 8%. Dari hasil penelitian diatas bahwa metode pembelajaran diskusi sudah efektif di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh selatan (lihat Tabel 5.4).

Tabel 5.4 : Distribusi dan frekuensi efektifitas metode pembelajaran diskusi

di Akademi keperwatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Efektif Tidak Efektif

69 6

92 8

c. Efektifitas metode pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil penelitian efektifitas metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan diperoleh hasil dalam katagori efektif yaitu 66,7% sedangkan 33,3% menyatakan efektif, dapat dilihat pada Tabel 5.5.


(50)

Tabel 5.5 : Distribusi dan frekuensi efektifitas metode pembelajara demostrasi di Akademi keperwatan Pemerintah Kabupaten Ace Selatan (n=75_

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Efektif Tidak Efektif

50 25

66,7 33,3

5.2 Pembahasan

Desain deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaiman persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 orang responden.

5.2.1. Efektifitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran ceramah yang dilakukan di Akademi Keperawatan, didapat bahwa responden yang menyatakan metode ini efektif sebanyak 90,7% dan yang mengatakan tidak efektif yaitu 9,3%. Penelitian ini didukung oleh penelitian Triana (2002) bahwa metode ceramah dengan modul lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap. Metode pembelajan ceramah dipersesikan mahasiswa Akademi Keperawatan sudah dikatagorikan efekti karena didukung pada saat proses belajar mengajar dosen tidak hanya berbicara didepan kelas saat menjelaskan materi tapi juga


(51)

menggunakan alat bantu media LCD, papan tulis dan alat bantu lain saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengunaan media alat bantu mengajar ini yang dipersepsikan mahasiswa selalu dilakukan dosen, mungkin disebabkan karena dilihat dari sarana dan prasarana di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sudah memadai dan mencukupi dimana alat tersebut dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Djamarah (2005), dalam proses belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup penting, media dapat mewakili apa yang kurang mampu dijelaskan melalui kata- kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Menurut Hamalik (1986,dikutip dalam Setiawati,2008). Penggunaan media dapat memberikan manfaat yaitu membangkitkan minat dan semangat bagi peserta didik saat belajar, dapat membangktitkan motivasi dan memberikan pengaruh psikologi bagi peserta didik. Metode ceramah dapat dengan mudah dilaksanakan bila dilengkapi dengan handout atau alat bantu audiovisual (Bastable, 2002).

Dosen menjelaskan materi pelajaran secara sistematis saat mengajar dengan persentase 46,7% mahasiswa menjawab sering dan 34,7 % mahasiswa menjawab sangat sering. Sejalan dengan pendapat Rosmini (2007) menyatakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam menjelaskan materi adalah perencanaan isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh mahasiswa serta dalam memberikan penjelasan harus mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki mahasiswa. Diakhir perkuliahan mahasiswa juga mempersikan bahwa dosen sering membut


(52)

kuis atau pertanyaan. Setiawati (2008 ) menyatakan ulangan atau latihan merupakan hal yang akan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat dan evaluasi ini akan memberikan gambaran sejauhmana peserta didik mampu menerima informasi yang telah disampaikan oleh pengajar.

Metode ceramah sudah efektif dilakukan di Akademi Keperawatan didukung pada saat proses belajar mengajar dosen menjelaskan materi melalui contoh- contoh yang relevan dengan materi sehingga mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh dosen dan dosen menyimpulkan materi pelajaran setelah pelajaran berakhir, hal ini dapat membantu mahasiwa memahami materi yang disampaikan. Metode ceramah jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik (Bastable,2002).

5.2.2. Efektifitas metode pembelajaran Diskusi di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran diskusi di Akademi Keperawatan, metode pembelajaran diskusi dikatagorikan sudah berjalan efektif yaitu 92% dan yang tidak efektif yaitu 8% . Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Faizin (2002) menunjukkan bahwa metode diskusi berjalan efektif dan sangat memuaskan dalam meningkatkan kemampuan berfikir dan mengemukakan pendapat. Nurhidayah(2010) menyatakan, manfaat diskusi


(53)

adalah peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir dan berlatih untuk mengemukakan pendapat secara bebas, dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik dan diskusi dapat mengembangkan sikap demokrastis dan dapat menghargai pendapat orang lain.

Metode demostrasi dikatagorikan efektif karena, dari setiap pernyataan kuesioner yang diajukan, hal yang sering dilakukan dosen saat proses diskusi berlangsung adalah dosen selalu memberikan bimbingan kepada mahasiswa sebelum pelaksanaan diskusi dengan pesentase 52% mahasiswa menjawab sering dan 33,3 % mahasiswa menjawab sangat sering. Setiawati (2008) menyatakan, dosen berperan sebagai pembimbing bukan hanya memberikan materi, tetapi bertanggung jawab memberikan motivasi berkelanjutan sehingga mahasiswa merasa tidak sendiri melainkan bersama pengajar menyelesaikan tujuan pengajaran. Bastable (2002) menyatakan, mahasiswa perlu mengetahui tentang topik atau masalah yang akan didiskusikan dan memerlukan masukan informasi langsung dari pengajar sehingga kelompok mempunyai pengetahuan tentang materi yang akan didiskusikan agar metode ini dapat berjalan efektif.

Saat proses belajar mengajar dosen selalu memberikan kesempatan bertanya secara bergilir pada setiap mahasiswa dengan persentase 44% mahsiswa menjawab sering dan 44% mahasiswa menjawab sangat sering. Sejalan dengan pendapat Djamarah (2005) yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan diskusi dosen memberikan kesempatan bertanya pada setiap mahasiswa dan tidak membedakan mahasiswa, setelah mengajukan pertanyaan, dosen hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berfikir sebelum meminta


(54)

jawaban, karena setiap mahasiswa berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan. Bastable, (2002) menyatakan, diskusi adalah percakapan ilmiah yang

responsive berisikan pertukaran pendapat dengan pertanyaan- pertanyaan

problematik, ide- ide dan pendapat yang diberikan oleh beberapa orang yang bergabung dalam kelompok yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari kebenaran. Menurut Pontoh (2007) banyak dosen memberikan pembelajaran secara subjektif yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

5.2.3. Efektifitas metode pembelajaran Demonstrasi di Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan di Akademi keperawatan, diperoleh hasil 66,7% responden menyatakan efektif dan yang menyatakan tidak efektif yaitu 33,3%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heri (2010), berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas menunjukkan hasil menggunakan metode demonstrasi secara signifikan lebih baik hasilnya dibandingkan penggunaan metode pembelajaran konvensional.

Metode demonstrasi sudah efektif karena saat pelaksanaan demonstrasi dosen selalu memberikan bimbingan pada mahasiswa saat dengan persentase 44% mahasiswa menjawab sering dan 33,3% mahasiswa menjawab sangat sering. Hal ini sejalan dengan pendapat Nursalam (2011), menyatakan, sebelum


(55)

demonstrasi dilaksanakan, pembimbing harus membimbing mahasiswa dengan menjelaskan dan mengorientasikan mahasiswa pada peragaan yang dilihatnya, mahasiswa harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif, pembimbing harus konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di demonstrasikan. Menurut Leblanc (1998, di kutip dalam Suganda 2004), mengajar yang baik adalah memberikan perhatian, bimbingan dan mengembangkan daya fikir serta bakat para mahasiswa dan dosen harus mengabdikan atau menyediakan waktu bagi setiap mahasiswa.

Kekurangan proses pembelajaran demonstrasi yang dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan adalah dosen tidak membatasi jumlah kelompok pada setiap demonstrasi dan setiap pelaksanaan demonstrasi mahasiswa lebih dari 10 orang pada setiap kelompok sehingga membuat demonstrasi tidak efektif dengan persentase 46,7% mahasiswa menjawab sering dan 28% mahasiswa menjawab sangat sering. Sehingga sebagian mahasiswa tidak dapat melihat langsung demonstrasi yang diajarkan dosen. Hal ini bertentangan dengan pendapat Nursalam (2011), demonstrasi dapat dilakukan dengan jumlah kelompok atau kelas tidak terlalu besar, tidak lebih dari 10 orang sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran yang cukup dari apa yang di demonstrasikan dan demonstrasi harus benar dan sistematis.

Metode Pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan sudah berjalan dengan efektif dan juga masih banyak mahasiswa menyatakan metode ini tidak efektif, pada saat mengajar dosen melakukan demostrasi dengan terampil dengan


(56)

persentase 42,7% mahasiswa menjawab jarang dan 5,3% mahasiswa menjawab sangat jarang. Jadi, mahasiswa mempersepsikan bahwa dosen belum terampil dalam melakukan demonstrasi. Metode demonstrasi ini sangat diperlukan keterampilan khusus dari seorang pengajar dalam hal ini Akademi Keperawatan masih kurangnya tenaga pengajar luusan S2 dan S1 dan masih banyak proses bimbingan metode demonstrasi ini dibimbing oleh tenaga pengajar dari DIII Keperawatan. Setiawati (2008) menyatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi dalam penentuan metode pembelajaran adalah pengajar, latar belakang pengajar mempengaruhi kompetensi pengajar dalam menyampaikan materi atau pesan, dengan demikian kepribadian yang berbeda- beda dari masing- masing pengajar, latar belakang pendidikan dan pengalaman akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang digunakan.

Mahasiswa mempersepsikan sarana dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sudah mencukupi. Dosen menggunakan peralatan yang cukup saat melakukan demontrasi dengan persentase 34,7% responden manjawab sering dan 22,7% responden menjawab sangat sering. Bastable (2002), menyatakan kekurangan metode demonstrasi adalah metode ini memerlukan fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi menjadi tidak efektif.


(57)

BAB 6

KESIMPULAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian bahwa metode pembelajaran yang dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan secara umum sudah berjalan efektif . Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:

a. Persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dapat dikatagorikan tinggi yaitu 90,7 % yang menyatakan efektif.

b. Persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran diskusi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dapat dikatagorikan tinggi yaitu 92,% yang menyatakan efektif.

c. Persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dapat dikatagorikan tinggi yaitu 66,7% yang menyatakan efektif.

6.2Saran

Setelah penelitian ini dilakukan dan mendapatkan hasil, ada beberapa saran yang ditujukan baik bagi pendidikan Akademi keperawatan pemerintah Kabupaten Aceh Selatan maupun pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:


(58)

6.2.1 Untuk Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Akademi Keperawatan Pemerintah kabupaten Aceh Selatan dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang lebih efektif agar strategi mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah diteliti dalam penelitian ini.

6.2.2 Untuk penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini hanya mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh selatan. namun faktor- faktor yang mempengaruhi efektifitas metode pembelajaran belum diketahui dan sangat penting dikaji sehingga disarankan untuk peneliti selanjunya agar melakukan penelitian tentang faktor- faktor yang mempengaruhi efektifitas metode pembelajaran di Akademi keperawatan pemerintah kabupaten Aceh selatan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Bastable, Susan, B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip Pengajaran. Jakarta: EGC.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rhineka Cipta.

Faizin. (2002). Penelitian Efektifitas diskusi dalam meningkatkan kemampuan berfikir dan berpendapat. Padang. FPTK IKIP Padang.

Heri. S. (2010). Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar MahasiswaPada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di PTIK. FPMIPA UPI.

Hidayat. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan tekhnik Analisa Data.

Jakarta: Selemba Medika.

Herawani. (2001). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nurhidayah. (2011). Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Pres.

Nursalam. (2011). Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: Selemba Medika.

Muninjaya. (2004) “ Managemen Kesehatan. Jakarta: EGC.

Pohan, Imbalo. S. (2006)” Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Polit, D. F & Hungler, B.P. (1999). Nursing research: Methods, Appraisal, and utilization. Philadelpia. Linpincott Raven.

Pontoh,Nia K. (2007). Program Pelatihan Applied Approach. Dibuka tanggal 2

januari 2013. Dari

Rosmini. (2007). Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Dibuka tanggal 20 Desember 2012. Dari www.sman2mks.com.


(60)

Reilly, Dorothy. E. (1999). Clinical Teaching in Nursing Education.

Canada.Toronto.

Rivai. H. Veithzal. (1999). Faktor- factor yang Mempengaruhi Efektifitas Belajar

Mahasiswa. Dibuka tanggal 10 Januari 2013. Dari

www.depdiknas.go.id/jurnal/29/faktor.htm+persepsi+mahasiswa&hl+id&ct+ clnk&cd+14&gl.

Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Susilo, Rahmad. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Muba Medika.

Swanburg, Russell. C. (2001). Pengembangan Staf Keperawatan : Suatu Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : EGC.

Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sagala, Saiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sudiana, N. I. (2003). Peranan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Dosen) terhadap Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.

Zaini, Hisyan. (2002). Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(61)

No Responden :……… Lampiran 1

Lembar persetujuan Menjadi Responden

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Di Akademi

Keperawatan Kabupaten Aceh Selatan

Saya yang bernama Ayu rahayu NIM: 111121010 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan mahasiswa terhadap metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan mahasiswa terhadap metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya berharap saudara/I memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/I dalam penelitian ini.

Peneliti

Ayu Rahayu

Medan, Juni 2012 Responden,


(1)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Responden Mahasiswa

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

usia Jeniskelamin Semester

N Valid 75 75 75

Missing 0 0 0

Mean 19,45 1,72 2,01

Median 19,00 2,00 2,00

Range 7 1 2

Minimum 17 1 1

Maximum 24 2 3

A.

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 2 2,7 2,7 2,7

18 17 22,7 22,7 25,3

19 26 34,7 34,7 60,0

20 15 20,0 20,0 80,0

21 8 10,7 10,7 90,7

22 5 6,7 6,7 97,3

23 1 1,3 1,3 98,7

24 1 1,3 1,3 100,0


(2)

B.

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 21 28,0 28,0 28,0

Perempuan 54 72,0 72,0 100,0

Total 75 100,0 100,0

C.

Semester

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Satu 24 32,0 32,0 32,0

Tiga 26 34,7 34,7 66,7

lima 25 33,3 33,3 100,0


(3)

Tabel : Distribusi Frekwensi dan persentase berdasarkan kuesioner efektifitas metode pembejaran ceramah di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

No Pernyataan

Nilai Angka / skore Sangat

Jarang

jarang Sering Sangat

sering 1. Dosen menjelaskan tujuan materi yang

diajarkan diawal perkuliahan

5(6,7%) 19(25,3%) 42(56%) 9(12%)

2. Dosen menjelaskan pokok- pokok materi yang diajarkan diawal perkuliahan.

2(2,7%) 8(10,7%) 52(69,3%) 13(17,3%)

4. Dosen menjelaskan materi pelajaran secara siatematis

1(1,3%) 13(17,3) 35(46,7%) 26(34,7%)

5. Dosen menyampaikan materi dengan

kalimat yang jelas

0(0%) 11(14,7%) 41(54,7%) 23(30,7%)

6. Dosen hanya berdiri di depan kelas saat mengajar

11(14,7%) 22(29,3) 30(40%) 12(16%)

7. Dosen mengajar dengan suara lantang 10(13,3%) 27(36%) 29(38,7%) 9(12%)

8. Dosen memberikan kesempatan bertanya pada setiap mahasiswa

6(8%) 10(13,3%) 29(38,7%) 30(40%)

9. Dosen hanya membaca materi di depan kelas saat mengajar tanpa menjaskan materi pelajaran

25(33,3%) 31(41,3%) 16(21,3%) 3(4%)

10. Dosen tidak hanya berbicara tapi juga menggunakan menggunakan alat bantu media LCD, papan tulis dll.

0(0%) 2(2,7%) 25(33,3%) 48(64%)

11. Dosen datang tepat waktu saat mengajar 5(6,7%) 22(29,3%) 29(38,7%) 19(25,3%)

12. Bahan materi yang diberikan banyak 5(6,7%) 21(28%) 34(45,3%) 15(20%)

13. Dosen hanya duduk di depan kelas saat mengajar

6(8%) 39(52%) 22(29,3%) 8(10,7%)

14. Dosen menyimpulkan materi yang

diajarkan setelah pelajaran berakhir.

5(6,7%) 18(24%) 35(46,7%) 17(22,7%)

15. Dosen mengajar sampai jam pelajaran berakhir.

2(2,7%) 14(18,7%) 32(42,7%) 27(36%)

16. Dosen datang terlambat saat mengajar 14(18,7%) 37(49,3%) 21(28%) 3 (4%)

17. Dosen membuat kuis atau pertanyaan di akhir perkuliahan

3(4%) 22(29,3%) 28(37,3%) 22(29,3%)

18. Dosen menjelaskan materi melalui contoh-

contoh yang relevan dengan materi 2(2,7%) 13(17,3%) 42(56%) 18(24%)

19. Dosen hanya fokus pada materi yang disampaikan tanpa memperhatikan mahasiswa

11(14,7%) 44(58,7%) 13(17,3%) 7(9,3%) 20. Dosen menjelaskan kembali materi yang

belum dimengerti mahasiswa 2(2,7%) 12(16%) 31(41,3%) 30(40%)


(4)

Tabel : Distribusi Frekwensi dan persentase berdasarkan kuesioner efektifitas metode pembejaran diskusi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

No Pernyataan

Nilai Angka / skore Sangat

Jarang

Jarang Sering Sangat

sering

1. Dosen memberikan petunjuk yang jelas

sebelum pelaksanaan diskusi 8(10,7%) 14(18,7%) 33(44%) 20(26,7%)

2. Dosen memberikan topik yang sesuai dengan

materi yang di diskusikan 1(1,3%) 13(17,3%) 39(52%) 22(29,3%)

3. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran di

awal pertemuan 1(1,3%) 14(18,7%) 48(64%) 12(16%)

4. Dosen membatasi materi yang akan

didiskusikan oleh mahasiswa 5(6,7%) 29(38,7%) 36(48%) 5(6,7%)

5. Dosen membatasi jumlah anggota kelompok

3- 9 orang 8(10,7%) 21(28%) 34(45,3%) 12(16%)

6. Dosen menyimpulkan hasil pelaksanaan

diskusi setelah pelajaran berlangsung 8(10,7%) 9(12%) 26(34,7%) 32(42,7%)

7. Dosen menjelaskan kembali hasil diskusi yang

belum di mengerti oleh mahasiswa 2(2,7%) 7(9,3%) 39(52%) 27(36%)

8. Dosen sebagai fasilitator dalam pelaksanaan

diskusi 1(1,3%) 21(28%) 38(50,7) 15(20%)

9. Dosen memberikan kebebasan pada

mahasiswa mengemukakan pendapat 0(0%) 9(12%) 31(41,3%) 35(46,7%)

10. Dosen datang tepat waktu 6(8%) 26(34,7%) 31(41,3%) 12(16%)

11. Dosen meningalkan ruangan kelas pada saat

diskusi sampai pelajaran berakhir 1(1,3%) 21(28%) 43(57,3%) 10(13,3%)

12. Dosen memberikan materi yang sangat banyak saat diskusi

22(33,3

%) 25(33,3%) 15(20%) 10(13,3%)

13.

Dosen menentukan sendiri pimpinan diskusi 1(1,3%) 24(32%) 29(38,7%) 21(28%)

14. Dosen memberikan bimbingan kepada

mahasiswa sebelum pelaksanaan diskusi 2(2,7%) 9(12%) 39(52%) 25(33,3%)

15. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap

mahasiswa untuk menjawab pertanyaan 1(1,3%) 10(13,3%) 27(36%) 37(49,3%)

16. Dosen memberikan kesempatan bertanya

secara bergilir 2(2,7%) 7(9,3%) 33(44%) 33(44%)

17.

Mahasiswa pasif pada saat pelaksanaan

diskusi 6(8%) 31(41,3%) 32(42,7%) 6(8%)

18. Dosen mendengarkan penuh perhatian untuk

setiap pertanyaan yang diajukan mahasiswa 3(4%) 13(17,3%) 34(45,3%) 25(33,3%) 19. Pelaksanaan diskusi berlangsung sesuai

dengan batas waktu yang ditentukan. 7(9,3%) 13(17,3%) 39(52%) 16(21,3%)

20.

Dosen menjelaskan kembali permasalahan


(5)

Tabel : Distribusi Frekwensi dan persentase berdasarkan kuesioner efektifitas metode pembejaran demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (n = 75)

No Pernyataan

Nilai Angka / skore Sangat

Jarang

Jarang Sering Sangat

sering

1. Dosen menjelaskan tujuan pelaksanaan

demonstrasi

1(1,3%) 41(54,7%) 27(36%) 6(8%)

2. Dosen menjelaskan prosedur kegiatan

sebelum melakukan demontrasi

8(10,7%) 35(46,7%) 25(33,3%) 7(9,3%)

3. Dosen melakukan demonstrasi secara

berurutan

3(4%) 31(41,3%) 32(42,7%) 9(12%)

4. Dosen menjelaskan terlebih dahulu teori dari materi yang akan di demonstrasikan

3(4%) 25(33,3%) 36(48%) 11(14,7%)

5. Dosen mendampingi mahasiswa saat

melakukan demonstrasi

8(10,7%) 31(41,3%) 24(32%) 12(16%)

6. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa ntuk melakukan demonstrasi

6(8%) 16(21,3%) 36(48%) 17(22,7%)

7. Mahasiswa dapat melihat dengan jelas

pelaksanaan demonstrasi.

6(8%) 25(33,3%) 31(41,3%) 13(17,3%)

8. Dosen mempraktikkan secara langsung materi yang diajarkan didepan mahasiswa

7(9,3%) 20(26,7%) 34(45,3%) 14(18,7%)

9. Dosen melakukan demonstrasi dengan

terampil

4(5,3%) 32(42,7%) 30(40%) 9(12%)

10. Dosen melakukan evaluasi setelah demontrasi dilakukan

1(1,3%) 27(36%) 33(44%) 14(18,7%)

11. Dosen membimbing mahasiswa saat

demonstrasi

2(2,7%) 15(20%) 33(44%) 25(33,3%)

12. Dosen memperhatikan demonstrasi yang

dilakukan mahasiswa

1(1,3%) 23(30,7%)) 29(38,7%) 22(29,3%)

13. Dosen menutup pelajaran tanpa

menyimpulkan jalannya pelaksanaan demonstrasi.

13(17,3%) 49(65,3%) 10(13,3%) 3(4%)

14. Dosen memberikan kesempatan bertanya pada mahasiswa

5(6,7%) 30(40%) 36(48%) 4(5,3%)

15. Dosen memberikan umpan balik kepada

mahasiswa setelah melakukan demonstrasi

1(1,3%) 26(34,7%) 31(41,3%) 17(22,7%)

16. Jumlah mahasiswa pada setiap kelompok lebih dari 10 orang

0(0%) 19(25,3%) 35(46,7%) 21(28%)

17. Dosen melakukan demonstrasi sesuai dengan prosedur.

4(5,3%) 19(25,3%) 40(53,3%) 12(16%)

18. Dosen datang terlambat saat demonstrasi 8(10,7%) 43(57,3%) 20(26,7%) 4(5,3%)

19. Peralatan yang digunakan cukup 2(2,7%) 30(40%) 26(34,7%) 17(22,7%)

20. Dosen memperkenalkan alat yang digunakan untuk demontrasi.


(6)

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama

: Ayu Rahayu

Tempat/tanggal Lahir

: Kota Fajar, 03 Oktober 1985

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.

1991-1997 : SD Negeri 1 Kluet Utara

2.

1997-2000 : SLTP Negeri 1 Kluet Utara

3.

2000-2003 : SPK PEMDA Kabupaten Aceh Selatan

4.

2003-2006 : AKPER PEMDA Kabupaten Aceh Selatan