Metode studi kasus. Metode simulasi.

diberikan hendaknya mempertimbangkan minat dan perhatian mahasiswa, diusahakan tugas bersifat ilmiah.

1.3.5. Metode studi kasus.

Metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian peserta didik ditugaskan untuk mencari alternative pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep masalah. Metode ini dapat digunakan untuk peserta didik yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah tersebut Reilly, 1999. 1.3.6. Metode problem solving. Reilly 1999 menyatakan bahwa metode problem solving adalah mengajak mahasiswa untuk ikut berfikir bagaimana memecahkan suatu masalah dimulai dari pencarian data, analisa data, penyajian sampai dengan menarik kesimpulan. Keuntungan dari metode problem solving adalah dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya di dunia kerja, dapat membiasakan mahasiswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, merangsang pengembangan kemampuan berfikir mahasiswa. Kekurangan metode ini adalah proses belajar mengajar dengan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain, mengubah kebiasaan mahasiswa dalam mendengarkan dan menerima informasi dari dosen menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan pemasalahan sendiri atau kelompok yang kadang- kadang Universitas Sumatera Utara memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitas tersendiri pada mahasiswa.

1.3.7. Metode simulasi.

Reilly 1999 menyatakan bahwa simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata dan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Tujuan metode simulasi ini dapat membantu peserta didik dalam mempraktikan keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia , memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapakan berbagai prinsip dan teori, serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan sandra de young 1990, dalam nursalam 2011 menyatakan ada tiga tipe simulasi yaitu : latihan simulasi simulasi exescise, permainan simulasi simulation game, dan bermain peran role playing. Kelebihan simulasi adalah memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung yang diperlukan dalam menghadapi berbagai problema sosial, peserta didik berkesempatan menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, apakah dalam seni drama, bermain peran dan sebagainya. Kekurangan metode simulasi adalah pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan, fungsinya sering terabaikan karna hanya dijadikan sebagai alat Universitas Sumatera Utara hiburan, pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya pengalaman, keterampilan, dan penguasaan mahasiswa terhadap sosial yang diperankan, Simulasi dipengaruhi oleh faktor- faktor emosional seperti rasa malu, ragu- ragu atau takut, simulasi menuntut hubungan informal antara pengajar dan peserta didik yang akrab dan fleksible, simulasi menuntut imajinasi peserta didik, Simulasi memerlukan pengelompokan peserta didik secara memadai dan fleksible, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik Nursalam, 2011.

2. Efektifitas Metode Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya. Efektifitas merupakan faktor penting dalam pembelajaran Bastable, 2002. Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan Djamarah,2006. Bastable 2002, menyatakan semua dosen mempunyai keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan. Dorongan untuk mencapai kesempurnaan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus disepanjang kehidupan professional seorang dosen. Ada beberapa tekhnik yang dipakai dosen untuk Universitas Sumatera Utara