49
Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa struktur alokasi belanja pemerintah daerah tertinggal hampir sama. Alokasi belanja terbesar masih didominasi belanja
fungsi pelayanan umum kemudian baru fungsi pendidikan. Alokasi belanja fungsi pelayanan umum berkisar antara 22-40 persen dari total belanja. Belanja fungsi
kesehatan, ekonomi, dan lainnya relatif kecil, antara 5 persen sampai dengan 20 persen.
4.2.1. Belanja Fungsi Pelayanan Umum
Perkembangan belanja fungsi pelayanan umum dari tahun 2007-2009
bervariasi antardaerah, sebagian besar mengalami kenaikan. Kenaikan belanja fungsi ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan gaji pegawai baik dari segi nominal
maupun jumlah pegawai. Rekrutmen pegawai baru juga semakin memberikan beban tersendiri karena semakin memperbesar pengalokasian.
Pada tahun 2009 Kabupaten Lahat mempunyai pengeluaran untuk fungsi belanja pelayanan umum terbesar dibandingkan dengan kabupaten lainnya untuk
kebutuhan yaitu sebesar 250.055,65 miliar rupiah atau 64,91 persen lebih tinggi dari rata-rata belanja pelayanan umum seluruh kabupaten yang ada yaitu
151.628,10 miliar rupiah. Belanja untuk kebutuhan pelayanan umum terkecil adalah Kabupaten Pakpak Bharat yang hanya 34.444,74 miliar rupiah atau 77,28
lebih kecil dari rata-rata belanja pelayanan umum seluruh kabupaten. Pada Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa terdapat sepuluh kabupaten yang
mengalokasikan belanja fungsi alokasi yang lebih besar dibandingkan rata-rata 32 persen. Sepuluh kabupaten tersebut adalah Simeuleu, Aceh Selatan, Aceh
50
Barat Daya, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Solok, Kaur, Lampung Barat, Lampung
Utara, dan Way Kanan.
Sumber: Kemenkeu, 2009 diolah Gambar 4.5. Alokasi Belanja Fungsi Pelayanan Umum Tahun 2009
4.2.2. Belanja Fungsi Ekonomi
Kenaikan belanja fungsi ekonomi antara lain digunakan untuk pengembangan pelatihan kerja, peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat,
dan promosi potensi wilayah. Kabupaten Lahat memiliki belanja fungsi ekonomi tertinggi
dibandingkan daerah
lain, dimana
sedang memprioritaskan
pembangunan pada sektor pertanian
.
0,0 10,0
20,0 30,0
40,0 50,0
S im
e u
le u
A c
e h
B e
sa r
A c
e h
S e
la ta
n
A c
e h
B a
ra t
D a
y a
A c
e h
J a
y a
N ia
s
T a
p a
n u
li T
e n
g a
h
P a
k p
a k
B h
a ra
t
N ia
s S
e la
ta n
P a
d a
n g
P a
ri a
m a
n S
o lo
k
S o
lo k
S e
la ta
n
P a
sa m
a n
B a
ra t
L a
h a
t B
a n
y u
a si
n O
g a
n I
li r
K a
u r
M u
k o
m u
k o
L e
b o
n g
L a
m p
u n
g B
a ra
t
L a
m p
u n
g U
ta ra
W a
y K
a n
a n
a lo
k a
si a
n g
g a
ra n
Kabupaten
51
Sumber: Kemenkeu, 2009 diolah Gambar 4.6. Alokasi Belanja Fungsi Ekonomi Menurut Kabupaten Tahun 2009
Rata-rata belanja pemerintah daerah untuk fungsi ekonomi adalah sebesar 9,5 persen. Alokasi fungsi ini relatif kecil untuk pengembangan ekonomi
masyarakat, dimana kebutuhan pembangunan infrastrukturfasilitas umum membutuhkan dana yang besar. Alokasi fungsi ekonomi antarkabupaten cukup
beragam, Nias Selatan merupakan kabupaten dengan alokasi terendah sebesar 6 persen, sedangkan Nias tertinggi sebesar 12 persen. Walaupun bersebelahan,
alokasi fungsi ekonomi memang berbeda dimana Nias Selatan masih lebih berfokus kepada pemulihan terhadap kondisi setelah bencana.
0,0 5,0
10,0 15,0
S im
e u
le u
A c
e h
B e
sa r
A c
e h
S e
la ta
n
A c
e h
B a
ra t
D a
y a
A c
e h
J a
y a
N ia
s
T a
p a
n u
li T
e n
g a
h
P a
k p
a k
B h
a ra
t
N ia
s S
e la
ta n
P a
d a
n g
P a
ri a
m a
n S
o lo
k
S o
lo k
S e
la ta
n
P a
sa m
a n
B a
ra t
L a
h a
t B
a n
y u
a si
n O
g a
n I
li r
K a
u r
M u
k o
m u
k o
L e
b o
n g
L a
m p
u n
g B
a ra
t
L a
m p
u n
g U
ta ra
W a
y K
a n
a n
a lo
k a
si a
n g
g a
ra n
Kabupaten
52
4.2.3. Belanja Fungsi Kesehatan