UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kualitas Audit
Profesi akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa yang berhubungan dengan auditing, dimana profesi ini sangat membutuhkan
kepercayaan masyarakat, maka dalam melaksanakan tugasnya akuntan publik harus senantiasa berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik adalah melakukan pemeriksaan terhadap
laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat atau opini tentang laporan keuangan tersebut apakah telah wajar dan sesuai dengan Standar
Laporan Keuangan yang ditetapkan IAI Suraida, 2005. Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan harus bersifat andal,
akurat, dan terpercaya karena, informasi tersebut akan digunakan dalam pengembilan keputusan dan akan dipublikasikan agar dapat dilihat dan
dipelajari oleh pihak – pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan pihak
ketiga yang akan menjembatani pihak – pihak yang berkepentingan. Pihak ketiga tersebut harus bersifat independen dan biasanya orang yang dipakai
sebagai pihak ketiga adalah auditor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila hal ini disadari oleh auditor, maka yang menjadi fokus utama mereka dalam melaksanakan tugasnya adalah kualitas dari laporan audit
yang akan mereka sampaikan. Karena semakin berkualitas laporan audit yang mereka sampaikan, maka akan semakin baik pengaruh dari laporan
tersebut kepada pihak yang mereka audit. Istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda – beda bagi
setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa
tidak ada salah saji yang material no material misstatements atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan auditee. Sedangkan, auditor
sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai dengan standar professional yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee
dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasan auditee dan menjaga reputasi auditor.
Kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dimana dalam melakukan audit auditor dapat
menemukan kesalahan klien dan melaporkannya serta memberikan rekomendasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan definisi kualitas audit yaitu, laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya
kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan, dari ketentuan peraturan perundang – undangan dan ketidakpatutan, harus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta
tindakan koreksi yang direncanakan. Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan audit
telah dibuat secara wajar, lengkap, dan objektif adalah dengan mendapatkan review dan tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang
diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggungjawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan,
penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan, atau ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan
perbaikan yang direncanakan.Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut dalam laporan auditnya.
Menurut De Angelo 1981 dalam Justinia Castellani 2008 kualitas audit adalah :
“ kemungkinan probability didalam auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien
auditee. ” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik
KAP besar akan berusaha menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan KAP yang kecil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Indikator kualitas audit menurut Justiana Castellani 2008, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 administrasi akhir, 4 kemampuan
menemukan kesalahan, 5 keberanian melaporkan kesalahan. Wooten 2003 telah mengembangkan model kualitas audit dari
membangun teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh Wooten dalam penelitian ini dijadikan sebagai indikator untuk kualitas
audit, yaitu 1 deteksi salah saji, 2 kesesuaian dengan SPAP, 3 kepatuhan terhadap SOP, 4 risiko audit, 5 prinsip kehati – hatian, 6
proses pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor, dan 7 perhatian yang diberikan oleh manajer atau partner.
Widagdo 2002 melakukan penelitian tentang atribut – atribut kualitas audit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh
terhadap kepuasan auditee. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan auditee, antara
lain pengalaman melakukan audit, memahami indrutri auditee, responsif atas kebutuhan auditee, taat pada standar umum, komitmen terhadap
kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati – hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan
tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kapuasan auditee.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.2 Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan
demikian maka, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi kerja.
Menurut Stephen P. Robbins 2008:222 motivasi motivations adalah :
“ proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.”
Tiga elemen utama dalam defenisi motivasi diatas adalah intensitas, arah dan ketekunan untuk mencapai suatu tujuan. Intensitas berhubungan
dengan seberapa giat seseorang berusaha untuk mencapai tujuannya. Arah berhubungan dengan apa yang akan kita tuju. Sedangkan ketekunan
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa memepertahankan usahanya dalam mencapai tujuannya Stephen P. Robbins, 2008:223.
Menurut teori kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland didalam menjalankan tugasnya banyak karyawan yang membutuhkan penghargaan
atas apa yang mereka kerjakan, karena dengan adanya penghargaan yang mereka terima maka mereka akan merasa lebih termotivasi lagi didalam
mereka mengerjakan tugas dan tanggung jawab mereke. Selain itu juga, pada situasi – situasi tertentu mereka ingin mendapatkan tanggung jawab
untuk menyelesaikan atau mencari sebuah solusi dari sebuah masalah yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sedang terjadi, karena dengan demikian mereka akan mendapat umpan balik dan mereka dapat menentukan apakah mereka berkembang atau tidak.
Karyawan yang demikian lebih menyukai tantangan daripada menerima hasil dari individu lain Stephen P. Robbins, 2008:230.
Belakangan ini ada sebuah teori motivasi yang paling diterima yaitu teori harapan expectancy theory yang dikemukakan oleh Victor Vroom.
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya
akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya tersebut. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalannya tampak terbuka untuk
memperolehnya maka yang bersangkutan akan berupaya untuk mendapatkannya Stephen P. Robbins, 2008:253.
Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki kebutuhan dan harapan atas apa yang mereka kerjakan baik untuk
memenuhi kebutuhan individu mereka maupun kebutuhan pekerjaan mereka.
2.1.3 Komite Audit 2.1.3.1 Definisi dan Karakteristik Komite Audit