UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut menjadi lebih besar dank lien tidak dapat mengimbangi keinginan KAP yang merger tersebut sehingga klien berpindah ke
KAP lain.
2.1.6 Biaya Eksternal Audit Fee Audit Eksternal
Fee audit adalah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian dan lain – lain. Menurut Sukrisno Agoes 2012 ; 18 fee audit adalah :
“ Besarnya biaya tergantung antara lain penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutandan pertimbangan professional lainnya “.
Menurut Sukrisno Agoes 2012 : 18 indikator dari fee audit dapat diukur dari :
1. Resiko penugasan 2. Kompleksitas jasa yang diberikan
3. Struktur biaya Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesi lainnya
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang cukup penjang, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya seperti
yang disebutkan diatas. Selain faktor tersebut, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik harus mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut : 1. Kebutuhan klien
2. Tugas dan tanggungjawab menurut hukum statutory duties 3. Independensi
4. Tingkat keahlian levels of expertise 5. Tanggung jawab
6. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan Akuntan Publik.
Penetapan jasa audit yang dilakukan oleh KAP biasanya didasari perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri biaya tenaga, yaitu : Manager, Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior. Sedangkan, biaya
tidak langsung seperti : percetakan, biaya penyusutan komputer, gedung dan asuransi.
Selain itu, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik juga harus memperhatikan tahapan – tahapan pekerjaan audit dan
tahap pelaporan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan salah satu objek yang menarik untuk diteliti. Selama dua decade
terakhir penelitian mengenai pasar jasa audit telah tumbuh secara signifikan. Namun, penelitian mengenai fee audit di Negara – Negara berkembang
masih jarang dilakukan. Di Indonesia sendiri penelitian mengenai fee audit di Indonesia mungkin dilakukan tetapi tidak terpublikasikan dijurnal ilmiah.
De Angelo dalam Putri Dyah R. 2011 menyatakan bahwa fee audit merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi karena tergantung dari
beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang dihadapi auditor, risiko audit yang dihadapi
auditor dari klien serta nama Kantor Akuntan Publik yang melakukan jasa audit. Sedangkan menurut Sankaraguruswamy et al. 2003 fee audit
merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, keuangan klien, ukuran perusahaan
klien, ukuran auditor KAP, keahlian yang dimiliki auditor tentang industry, serta efisiensi yang dimiliki auditor.
Institusi Akuntan Publik Indonesia IAPI menerbitkan Surat Keputusan No.KEP.024IAPIVII2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang
Kebijakan Penentuan Fee Audit.Dalam bagian lampiran 1 dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institusi
Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa professional yang diberikannya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang
pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tungtutan standar professional akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah
atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan pendahulu atau dianjurkan oleh auditor atau akuntan lain, akan
menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar professional yang berlaku.
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1