UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan
keputusan Mulyadi, 2002:2. Akuntan publik disebut sebagai akuntan independen yang memberikan
jasanya kepada pihak yang membutuhkan dan mereka bekerja secara bebas tanpa adanya tekanan. Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya
adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan
apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar atau prinsip tersebut
diterapkan secara konsisten. Tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
akuntan publik adalah untuk menyatakan pendapat, apakah posisi keuangan dan hasil usaha serta perubahan posisi keuangan perusahaan telah disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Laporan akuntan merupakan sarana bagi akuntan publik untuk menyatakan pendapatnya Ikatan Akuntan Indonesia.
Didalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor, hal yang paling penting diperhatikan oleh akuntan publik adalah kualitas audit yang mereka buat. Ikatan
Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu.
Selanjutnya De Angelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis dan Giroux menjelaskan adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material
dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada
independensinya. Berdasarkan Standar Profesional akuntan Publik SPAP audit yang
dilaksanakan, auditor tersebut dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan atas standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional
auditor independen, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyususnan laporan auditor. Lebih jauh menurut Coram at al 2008 kualitas
auditor adalah seberapa besar kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unintentionalintentional error dari laporan keuangan perusahaan, serta
seberapa besar kemungkinan temuan tersebut kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini audit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan
auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
Adanya kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar seperti Enron dan WorldCom merupakan
suatu tantangan yang mengimplementasikan Good Corporate Governance. Meskipun perusahaan
tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang ternama namun belum bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas audit yang baik. Hal
ini menunjukkan bahwa nama besar kantor akuntan publik tidak menjadi jaminan kualitas audit yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan komite yang dapat
menjaga sistem pengendalian internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit.
Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti usia, jenis kelamin, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar
belakang pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja.
Penelitian - penelitian di Indonesia yang mengulas tentang karakteristik komite audit pada perusahaan di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
karakteristik komite audit ini merupakan isu yang penting dan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya justru lebih
banyak membahas pengaruh karakteristik dewan direksi daripada karakteristik komite audit. Pada penelitian ini penulis mengukur karakteristik komite audit dari
usia dan gender. Selain usia dan gender penulis juga menambahkan variabel lain yang
dianggap berhubungan dengan kualitas audit seperti stres kerja auditor, pergantian auditor dan biaya fee eksternal audit. Stres kerja merupakan fenomena
psikologis, di mana terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan dalam pekerjaan dan kemampuan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut. Dalam kaitannya
dengan kualitas audit stres kerja banyak dikaitkan dengan beberapa wacana yang membahas tentang kualitas audit yang semakin lama semakin menurun. Hal
tersebut dipengaruhi oleh banyak hal baik yang berasal dari dalam diri auditor itu sendiri maupun dari lingkungan tempat ia bekerja. Stres yang dihadapi dalam
menjalani pekerjaan jika tidak dapat dicari solusinya maka akan menyebabkan, auditor tidak mampu bekerja dengan baik, yang berakibat pada temuan audit
menjadi tidak akurat, saran atau rekomendasi yang diberikan tidak tepat. Oleh karena itu, stres yang dialami auditor sangat merugikan organisasi yang diaudit.
Karena hasil auditnya tidak dapat digunakan untuk menghilangkan masalah yang dihadapi organisasi, dan bagi organisasi audit yang demikian juga merugikan
karena audit yang dilakukan auditor tidak ekonomis atau terjadi pemborosan dalam organisasi. Dalam penelitian ini penulis akan mengukur stress yang dialami
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
auditor dari lamanya waktu yang dubutuhkan auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Pergantian auditor merupakan suatu hal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan baik untuk mempertahankan perkembangan peruasahannya ataupun
untuk menghindarkan perusahaannya dari kebangkrutan serta untuk membuat masyarakat percaya kepada perusahaannya melalui laporan audit yang
dipublikasikan. Bagi sebagian perusahaan yang sedang mengalami perkembangan biasanya perusahaan tersebut akan mempertahankan jasa auditor yang
digunakannya selama ini, sedangkan bagi sebagian perusahaan lain mereka cenderung mengganti auditor mereka dengan auditor yang memiliki nama
dimasyarakat karena menurut mereka auditor yang demikian akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut semakin
meningkat dan kepercayaan para investor juga meningkat. Namun bagi perusahaan yang sedang mengalami financial distress mereka cenderung
mengganti auditor mereka dengan auditor yang menawarkan fee audit yang lebih murah.Hal ini dilakukan untuk menghindarkan perusahaan dari keadaan financial
distress tersebut. Biaya eksternal audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada
kliennya. Besaran fee inilah yang kadang membuat seorang auditor berada didalam posisi dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi
tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya, agar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang.
Penelitian Ni Wayan Rustiarini 2011 dengan judul Komite Audit Dan Kualitas Audit:Kajian Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi,Dan Aktivitas
Komite Audit. Adapun variabel independen yang digunakan antara lain karakteristik komite audit diukur dari usia dan kebangsaan, kompetensi komite
audit diukur dari independensi, tingkat pendidikan, keahlian di bidang akuntansi dan pengalaman kerja serta aktivitas komite audit diukur dari frekuensi
pertemuan, jumlah anggota dan komitmen waktu dan variabel dependennya adalah kualitas audit. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2009 – 2011. Penelitian tersebut menemukan hasil hasil bahwa usia, kebangsaan, tingkat pendidikan, keahlian
dibidang akuntansi dan frekuensi pertemuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi, komitmen waktu, pengalaman kerja dan
jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti ulang mengenai pengaruh karakteristik komite
audit diukur dari usia dan gender terhadap kualitas audit dengan menambahkan beberapa variabel baru seperti stress kerja, pergantian auditor dan biaya eksternal
audit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor Dan Biaya Eksternal Audit Terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia ”. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Usia dan Gender Komite Audit Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia? 2. Apakah Waktu Mengaudit Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah Pergantian Auditor Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Biaya Eksternal Audit Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian