IV.
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja karena
wilayah Kebon Jeruk merupakan wilayah yang rentan terhadap banjir Sungai Pesanggrahan. Proses pengambilan data berlangsung selama bulan April sampai
dengan Mei 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui proses wawancara dengan responden
yang merupakan penduduk setempat di daerah banjir. Data primer meliputi karakteristik sosial ekonomi responden di pemukiman yang menjadi sampel,
persepsi terhadap dampak kerusakan banjir, besarnya jumlah kerusakan fisik yang dialami responden di pemukiman, serta kesediaan mayarakat direlokasi akibat
program normalisasi. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DKI Jakarta, Dinas
Pekerjaan Umum DKI Jakarta serta berbagai sumber yang relevan seperti buku referensi, laporan kegiatan, jurnal ilmiah, serta internet.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage random sampling MRS. MRS merupakan penarikan sampling
dimana pemilihan elemen anggota sampel dilakukan secara bertahap by stages Gulo 2005. Responden yang diambil dalam MRS sebanyak 70 responden dari 1
034 populasi Kelurahan Kedoya Selatan yang terkena banjir, dimana responden merupakan masyarakat yang tinggal di daerah Kedoya Selatan dan mengalami
banjir pada 17 sampai 19 Januari 2013. Data yang diambil dengan menggunakan metode ini merupakan data cross
section, yakni data yang diambil pada waktu yang sama. Penerapan metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara acak dan bertahap. Pada tahap
pertama, pemilihan sampel dilakukan secara sengaja yaitu memilih kelurahan yang paling rawan banjir, yakni Kelurahan Kedoya Selatan. Tahap kedua yaitu
memilih RW yang dilakukan secara sengaja yaitu RW yang bersifat paling rawan banjir yaitu RW 5. Wilayah ini dipilih karena memiliki kriteria yang sesuai, yakni
wilayah yang bersifat paling rawan banjir dimana dari 16 RT hanya empat RT yang tidak tergenang banjir. Tahap ketiga yaitu memilih RT secara sengaja dari
semua RT yang berada di RW yang telah terpilih. Dalam hal ini RT yang terpilih untuk dilakukan penelitian yaitu RT 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12 , 13 dan 16.
Tahap terakhir yaitu memilih rumah yang dijadikan sebagai responden penelitian dari semua rumah yang berada di RT terpilih.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif yaitu identifikasi
persepsi masyarakat terhadap risiko bahaya banjir, estimasi kerugian banjir, serta identifikasi faktor
– faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat direlokasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan
komputer dengan program Statistical Program and Service Solution SPSS 16, Microsoft Office Excel 2007. Tabel 1 menjelaskan metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 1. Matriks metode analisis data
No Tujuan penelitian
Sumber data Metode analisis data
1 Mengkaji persepsi
masyarakat terhadap banjir Sungai Pesanggrahan
Data primer mengenai persepsi
risiko banjir dan data sekunder
Analisis Korelasi Spearman
2 Mengestimasi besar nilai
kerugian pada sektor pemukiman akibat banjir
Sungai Pesanggrahan Data primer
mengenai kerusakan langsung, tidak
langsung dan tangible dan data
sekunder Aplikasi Stage
Damage Function
3 Mengestimasi faktor
– faktor yang mempengaruhi
kesediaan masyarakat untuk direlokasi akibat program
normalisasi Sungai Pesanggrahan
Data primer mengenai faktor
yang mempengaruhi
masyarakat direlokasi dan
data sekunder Analisis Regresi
Logistik
4.4.1 Analisis Korelasi Persepsi terhadap Risiko Bahaya Banjir
Koefisien korelasi r merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan antar variabel. Koefisien korelasi
memiliki nilai antara -1 dan +1 - 1 ≤ r ≤ +1. Adapun interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut Hasan 2003: a.
Jika r bernilai positif maka variabel - variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai r ke +1, maka korelasi semakin kuat, dan sebaliknya.
b. Jika r bernilai negatif maka variabel
– variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai r ke -1, maka korelasi semakin kuat, dan sebaliknya.
c. Jika r bernilai nol 0 maka variabel
– variabel tidak menunjukkan korelasi. d.
Jika r bernilai +1 atau -1 maka variabel menunjukkan korelasi positif atau negatif yang sempurna.