dipakai kembali. Akibatnya masyarakat harus mengganti barang tersebut sehingga membutuhkan biaya tambahan.
6.2.3 Jeda Waktu Informasi Banjir
Jeda waktu informasi banjir merupakan jeda waktu ketika masyarakat mengetahui banjir akan datang sampai waktu banjir datang. Berdasarkan hasil
regresi, peubah bebas jeda waktu informasi banjir memiliki hubungan negatif terhadap kerugian banjir, yang berarti sesuai dengan hipotesis. Peubah bebas ini
memiliki nilai sebesar 102.462. Artinya, apabila terjadi peningkatan jeda waktu informasi banjir selama 1 jam lebih awal, maka rata
– rata kerugian banjir diduga akan menurun sebesar Rp 102 462 cateris paribus. Namun peubah bebas ini
tidak berpengaruh signifikan pada alpha 20.
6.2.4 Lama Waktu Dalam Menyelamatkan Barang
Hasil regresi menunjukkan bahwa peubah bebas lama waktu dalam menyelamatkan barang memiliki hubungan positif terhadap kerugian banjir yaitu
apabila terjadi peningkatan lama waktu menyelamatkan barang sebesar 1 jam lebih lama, kerugian banjir diduga akan ikut meningkat sebesar Rp 968 261
cateris paribus. Peubah bebas lama waktu dalam menyelamatkan barang memberikan pengaruh nyata dalam taraf alpha 1.
Hubungan positif antara lama waktu menyelamatkan barang dengan kerugian banjir menunjukkan ketidaksesuaian terhadap hipotesis awal.
Berdasarkan hasil survei, masyarakat Kedoya Selatan cenderung memindahkan barang
– barang disaat air mulai menggenang. Akibatnya, barang – barang yang dimiliki masyarakat tetap rusak.
6.2.5 Luas Rumah
Peubah bebas luas rumah juga memiliki hubungan yang positif terhadap kerugian banjir. Hubungan positif ini sesuai terhadap hipotesis awal yaitu jika
sebuah rumah meluas sebesar 1 m
2
, kerugian banjir diduga akan ikut meningkat
sebesar Rp 29 130 dengan asumsi peubah bebas lain tetap cateris paribus. Peubah bebas luas rumah memberikan pengaruh nyata pada taraf alpha 1.
6.2.6 Lantai Rumah
Lantai rumah terbagi menjadi dua yaitu rumah yang hanya satu lantai dan rumah yang memiliki lebih dari satu lantai. Berdasarkan hasil regresi, nilai
koefisien dummy untuk lantai rumah sebesar 31.230. Artinya, kerugian banjir yang dirasakan masyarakat yang memiliki rumah hanya satu lantai lebih besar
sebanyak Rp 31 230 dibandingkan masyarakat yang memiliki rumah lebih dari satu lantai.
Hasil regresi juga menunjukkan nilai P-value yang didapatkan sebesar 0.962. Artinya, lantai rumah tidak berpengaruh nyata terhadap kerugian banjir.
Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian terhadap hipotesis awal, dimana lantai rumah diduga berpengaruh signifikan terhadap kerugian banjir.
6.2.7 Total Kerugian Banjir
Guna mengetahui besarnya total kerugian banjir yang dirasakan masyarakat, model kerugian banjir aktual dapat dijadikan sebagai tolak ukur. Hal
ini dilakukan dengan memasukkan nilai rata – rata peubah bebas kedalam model
kerugian banjir aktual. Rata – rata kerugian banjir yang dirasakan setiap rumah
tangga sebesar Rp 3 936 332. Rata
– rata kerugian banjir yang dirasakan setiap rumah tangga dapat dilihat dalam perhitungan sebagai berikut.
Y = -2372.476 + 15.926 68.285 + 24.144 101.414
– 102.462 5.223 + 968.261 1.607 + 29.130 59.664 + 31.230 0.442
Y = 3936.332 x 1000
= Rp 3 936 332. Besarnya kerugian banjir per rumah dapat dijadikan tolak ukur dalam
mengestimasi total kerugian banjir Kedoya Selatan. Berdasarkan survei, daerah Kedoya Selatan yang tergenang memiliki jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1 034
KK, sehingga didapatkan jumlah total kerugian banjir Kedoya Selatan sebesar Rp 4 070 167 288 periode banjir 17 sampai 19 Januari 2013.