Analisis Korelasi Persepsi terhadap Risiko Bahaya Banjir

heteroskedastisitas apabila P-value lebih kecil dari taraf nyata α Juanda 2009. 3. Uji Autokorelasi Asumsi ketiga dari model regresi linear klasik adalah tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu seperti data cross – section, atau korelasi pada dirinya sendiri.

4.4.4 Analisis Regresi Logistik

Model logit merupakan model non linier, baik dalam paramater maupun dalam variabel. Model logit dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut Gujarati 2006 : L i = = Z i = B 1 + B 2 X i ..................................................................4.3 Artinya L, log rasio peluang, tidak hanya linear dalam X tetapi linear dalam parameter. Adapun dalam analisis regresi logistik menggunakan fungsi persamaan sebagai berikut: = Z = a +a 1 X 1 +a 2 X 2 +a 3 X 3 +a 4 X 4 + ε ............................................ 4.4 Di mana: Z = peluang responden menyatakan bersedia direlokasi 1 atau tidak bersedia direlokasi 0 a = konstanta a 1 ...a 4 = koefisien regresi X 1 = pendapatan rupiah X 2 = kedalaman genangan cm X 3 = luas rumah m 2 X 4 = jumlah tanggungan keluarga orang

4.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam menginterpretasi persepsi masyarakat yaitu: 1. Apabila persepsi masyarakat mengenai peluang terjadinya peristiwa banjir adalah tinggi, maka diduga upaya mitigasi yang akan dilakukan masyarakat tinggi. 2. Apabila persepsi masyarakat terhadap konsekuensi terjadinya peristiwa banjir adalah tinggi, maka diduga upaya mitigasi yang akan dilakukan masyarakat tinggi. 3. Apabila persepsi masyarakat mengenai peluang terjadinya peristiwa banjir sungai adalah tinggi, maka diduga persepsi masyarakat terhadap pentingnya upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi banjir tinggi. 4. Apabila persepsi masyarakat terhadap konsekuensi terjadinya peristiwa banjir adalah tinggi, maka diduga persepsi masyarakat terhadap pentingnya upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi banjir juga tinggi. Hipotesis yang akan digunakan dalam analisa faktor – faktor yang mempengaruhi nilai kerugian banjir adalah: 1. Kedalaman genangan, durasi genangan, dan luas rumah diduga berpengaruh positif terhadap nilai kerugian banjir. 2. Jeda waktu informasi banjir, dan lama waktu menyelamatkan barang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai kerugian banjir. 3. Apabila responden memiliki lantai rumah hanya satu lantai, nilai kerugian yang dirasakan masyarakat lebih besar. Hipotesis yang akan digunakan dalam analisa faktor – faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat direlokasi akibat normalisasi sungai adalah: 1. Pendapatan rumah tangga, kedalaman genangan, jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap kesediaan masyarakat direlokasi. 2. Luas rumah diduga berpengaruh negatif terhadap kesediaan masyarakat direlokasi

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Kedoya Selatan merupakan salah satu kelurahan yang terkena banjir Sungai Pesanggrahan. Kelurahan ini terletak di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kelurahan Kedoya Selatan memiliki lahan seluas 228.42 ha. Kelurahan Kedoya Selatan terbagi dalam lima Rukun Warga RW dan 73 Rukun Tetangga RT. Secara administratif, Kelurahan Kedoya Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kedoya Utara di sebelah utara, Kelurahan Kembangan Selatan di sebelah barat, Kelurahan Kebon Jeruk di sebelah selatan, dan Kelurahan Duri Kepa di sebelah timur. Daerah penelitian Kelurahan Kedoya Selatan dapat dilihat dalam Lampiran 1. Jumlah penduduk Kelurahan Kedoya Selatan pada tahun 2013 sebesar 34 392 jiwa yang terdiri dari 17 601 51.18 laki-laki dan 16 791 48.82 perempuan. Berdasarkan usia, jumlah penduduk Kelurahan Kedoya Selatan terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok usia 0 – 14 tahun sebesar 7 868 jiwa, kelompok usia 15 – 39 tahun sebesar 16 165 jiwa, kelompok usia 40 –74 tahun sebesar 9 800 jiwa, serta usia 75 tahun keatas sebesar 559 jiwa. RW 05 merupakan kawasan yang memiliki potensi banjir yang cukup tinggi akibat meluapnya Sungai Pesanggrahan. Secara umum RW 05 memiliki kedalaman genangan setinggi 68 cm, dimana daerah tersebut mengalami kejadian banjir sebanyak tujuh kali kejadian dalam setahun terakhir. Banjir yang menggenangi RW 05 dapat berlangsung selama tiga hari. Saat ini, Pemerintah sedang melakukan program normalisasi Sungai Pesanggrahan di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Kedoya Selatan merupakan salah satu daerah yang mengalami program normalisasi sungai. Program ini bertujuan untuk mengurangi debit air yang menggenangi wilayah rawan banjir.

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden di Kelurahan Kedoya Selatan diperoleh berdasarkan survei terhadap 70 responden yang terkena dampak banjir Sungai