melihat nilai VIF. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa model tidak terjadi multikolinearitas, dimana hasil yang didapatkan VIF 10. Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat pola residual pada model. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh residual yang tidak membentuk pola, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson yakni sebesar 2.218 menunjukkan tidak terdapat autokorelasi dalam
model. Hasil pengujian model dapat dilihat dalam Lampiran 3. Hasil regresi menunjukkan bahwa terdapat empat peubah bebas yang
berpengaruh nyata. Peubah bebas tersebut adalah kedalaman genangan X
1
, durasi genangan X
2
, lama waktu dalam menyelamatkan barang X
4
, dan luas rumah X
5
. Hal ini ditunjukkan dari besarnya P-value α. Interpretasi peubah
bebas akan dijelaskan dalam subbab berikut ini.
6.2.1 Kedalaman Genangan
Hasil regresi menunjukkan bahwa peubah bebas kedalaman genangan memiliki hubungan positif terhadap kerugian banjir. Hal ini menunjukkan
kesesuaian terhadap hipotesis awal yaitu apabila terjadi peningkatan kedalaman genangan sebesar 10 cm, maka kerugian banjir diduga akan ikut meningkat
sebanyak Rp 159 260, cateris paribus. Peubah bebas kedalaman genangan nyata dalam taraf alpha 20 .
6.2.2 Durasi Genangan
Durasi genangan mempengaruhi besarnya kerugian banjir. Hasil regresi menunjukkan bahwa peubah bebas durasi genangan memiliki hubungan positif
terhadap kerugian banjir. Hubungan ini sesuai dengan hipotesa sebelumnya, yang artinya apabila terjadi peningkatan durasi genangan selama 1 jam, maka kerugian
banjir diduga akan ikut meningkat sebesar Rp 24 144 cateris paribus. Peubah bebas durasi genangan signifikan dalam alpha 1.
Hasil regresi menunjukkan kesesuaian dengan kondisi lapangan, dimana durasi genangan merupakan faktor utama penyebab besarnya kerugian yang
dirasakan masyarakat. Lamanya genangan yang menggenangi rumah masyarakat menyebabkan barang
– barang yang dimiliki masyarakat rusak bahkan tidak dapat
dipakai kembali. Akibatnya masyarakat harus mengganti barang tersebut sehingga membutuhkan biaya tambahan.
6.2.3 Jeda Waktu Informasi Banjir
Jeda waktu informasi banjir merupakan jeda waktu ketika masyarakat mengetahui banjir akan datang sampai waktu banjir datang. Berdasarkan hasil
regresi, peubah bebas jeda waktu informasi banjir memiliki hubungan negatif terhadap kerugian banjir, yang berarti sesuai dengan hipotesis. Peubah bebas ini
memiliki nilai sebesar 102.462. Artinya, apabila terjadi peningkatan jeda waktu informasi banjir selama 1 jam lebih awal, maka rata
– rata kerugian banjir diduga akan menurun sebesar Rp 102 462 cateris paribus. Namun peubah bebas ini
tidak berpengaruh signifikan pada alpha 20.
6.2.4 Lama Waktu Dalam Menyelamatkan Barang
Hasil regresi menunjukkan bahwa peubah bebas lama waktu dalam menyelamatkan barang memiliki hubungan positif terhadap kerugian banjir yaitu
apabila terjadi peningkatan lama waktu menyelamatkan barang sebesar 1 jam lebih lama, kerugian banjir diduga akan ikut meningkat sebesar Rp 968 261
cateris paribus. Peubah bebas lama waktu dalam menyelamatkan barang memberikan pengaruh nyata dalam taraf alpha 1.
Hubungan positif antara lama waktu menyelamatkan barang dengan kerugian banjir menunjukkan ketidaksesuaian terhadap hipotesis awal.
Berdasarkan hasil survei, masyarakat Kedoya Selatan cenderung memindahkan barang
– barang disaat air mulai menggenang. Akibatnya, barang – barang yang dimiliki masyarakat tetap rusak.
6.2.5 Luas Rumah
Peubah bebas luas rumah juga memiliki hubungan yang positif terhadap kerugian banjir. Hubungan positif ini sesuai terhadap hipotesis awal yaitu jika
sebuah rumah meluas sebesar 1 m
2
, kerugian banjir diduga akan ikut meningkat