Gambar 10 Proses pengujian kuat pegang sekrup.
3.4 Penentuan Kekuatan Retensi
Perbandingan nilai antara pengujian basah dan kering pada MOE dan MOR menghasilkann besaran yang disebut retensi kekuatan strength retention
Massijaya 1997 dalam Nuryawan et al. 2008. Pengujian dilakukan untuk menilai OSB yang dibuat dapat digunakan untuk keperluan eksterior atau tidak. Nilai
kekuatan retensi dihitung menggunakan persamaan:
3.5 Penentuan OSB Terbaik
Penentuan OSB terbaik dilakukan untuk mengetahui OSB terbaik berdasarkan sifat-sifat OSB yang telah diuji. Penilaian berdasarkan skoring yang
diberikan terhadap masing-masing sifat OSB. Skoring nilai terdiri dari nilai 1 sampai dengan 9. Hal ini didasarkan pada kombinasi antara jenis bambu dan kadar
perekat. Nilai 1 diberikan pada OSB dengan sifat mekanis terbaik, sementara nilai 9 untuk OSB dengan nilai sifat mekanis terendah. Total penilaian terendah
menunjukkan OSB terbaik.
3.6 Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial 2 faktor, dengan faktor A adalah variasi jenis
bambu dan faktor B adalah kadar perekat yang digunakan dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga disebut percobaan 3 x 3 x 3. Analisis digunakan dengan
bantuan program komputer SPSS 16.0. Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y
ijk
= μ + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+ ε
ijk
Keterangan : Yijk
: nilai respon pada taraf ke-i faktor variasi jenis bambu dan taraf ke-j faktor kadar perekat yang digunakan.
Μ : nilai rata-rata pengamatan
A
i
: pengaruh sebenarnya faktor variasi jenis bambu Bj
: pengaruh sebenarnya faktor kadar perekat yang digunakan pada taraf ke-j
i : variasi jenis bambu
j : kadar perekat yang digunakan
k : ulangan 1,2,3,
ABij : pengaruh interaksi faktor variasi jenis bambu pada taraf ke-i dan faktor kadar perekat yang digunakan taraf ke-j.
εijk : kesalahan galat percobaan pada faktor variasi jenis bambu pada
taraf ke-i dan faktor kadar perekat yang digunakan pada taraf ke-j Analisis ragam pada selang kepercayaan 95 dilakukan untuk mencari
pengaruh perlakuan terhadap nilai pengamatan. Jika hasil analisis tersebut menunjukkan hasil yang signifikan, maka dilakukan uji lanjut Duncan untuk
melihat pengaruh yang berbeda nyata dari jenis bambu dan kadar perekat. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan
hasil pengujian nondestruktif dengan hasil pengujian destruktif pada OSB. Persamaan yang digunakan adalah:
Ŷ = α + βx + ε Keterangan :
Ŷ : peubah tak bebas nilai dugaan
α : konstanta regresi
β : kemiringan gradient
x : nilai peubah bebas
ε : galat
.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Geometri Strand
Hasil pengukuran geometri strand secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Tabel 2
. Tabel 2 Nilai pengukuran dimensi strand, aspect ratio dan slenderness ratio
bambu andong, ampel dan betung
Jenis Parameter
Rata-rata Minimum
Maksimum SD
Andong Panjang cm
6.96 6.79
7.12 0.17
Lebar cm 2.07
1.93 2.20
0.13 Tebal cm
0.10 0.08
0.12 0.02
Aspect Ratio 3.38
3.15 3.61
0.23 Slenderness Ratio
73.59 59.66
87.51 13.93
Ampel Panjang cm
7.15 6.97
7.33 0.18
Lebar cm 1.96
1.83 2.10
0.14 Tebal cm
0.09 0.07
0.11 0.02
Aspect Ratio 3.66
3.39 3.94
0.28 Slenderness Ratio
83.21 66.21
100.21 17.00
Betung Panjang cm
7.00 6.84
7.17 0.16
Lebar cm 2.18
2.04 2.32
0.14 Tebal cm
0.09 0.08
0.11 0.02
Aspect Ratio 3.23
3.00 3.46
0.23 Slenderness Ratio
77.83 65.26
90.40 12.57
Ket: SD= standar deviasi
Nilai dimensi strand yang ditentukan dengan menggunakan 100 strand dari setiap jenis bambu andong, ampel dan betung. Nilai aspect ratio dan slenderness
ratio bambu andong berturut-turut berkisar antara 3,15-3,61 dan 59,66-87,51. Bambu ampel nilai aspect ratio dan slenderness ratio berturut-turut berkisar
antara 3,39-3,94 dan 66,21-100,21 sedangkan bambu betung nilai aspect ratio dan slenderness ratio berturut-turut berkisar antara 3,00-3,46 dan 65,26-90,40.
Nilai slenderness ratio hasil penelitian dari ketiga jenis bambu rata-rata bernilai lebih dari 70. Slenderness ratio rasio kelangsingan adalah perbandingan
antara panjang partikel dengan tebalnya. Partikel dengan nilai perbandingan yang lebih dari satu akan mempunyai dimensi panjang yang lebih besar dari tebalnya
dan dengan demikian, partikel akan mudah diarahkan. Nilai perbandingan yang lebih tinggi berarti partikel lebih langsing Maloney 1993. Sedangkan nilai
aspect ratio hasil penelitian dari ketiga jenis bambu rata-rata bernilai lebih dari