Pengembangan Tebal Sifat Fisis OSB 4.1.1

Pengujian daya serap air dilakukan untuk mengetahui ketahanan papan terhadap air jika digunakan untuk produk eksterior seperti papan struktural atau bahan bangunan yang berhubungn langsung dengan pengaruh cuaca kelembaban air dan cuaca. Nilai rata-rata daya serap air yang direndam selama 2 jam berkisar antara 12,34-18,22. Nilai daya serap air terendah pada OSB bambu ampel dengan kadar perekat 8 dan nilai tertinggi juga pada OSB bambu ampel dengan kadar perekat 6. Adapun nilai daya serap air selama 24 jam berkisar antara 24,23- 38,33, dengan nilai daya serap air terendah pada OSB bambu betung dengan kadar perekat 10 dan yang tertinggi OSB bambu betung dengan kadar perekat 6. Hasil analisis keragaman daya serap air selama 2 jam Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang nyata antara kedua faktor jenis bambu dan kadar perekat terhadap daya serap air 2 jam OSB. Sedangkan untuk hasil analisis keragaman daya serap air selama 24 jam Tabel 2 menunjukkan bahwa ada interaksi yang nyata antar kedua faktor jenis bambu dan kadar perekat terhadap daya serap air 24 jam OSB. Faktor tunggal kadar perekat juga berpengaruh nyata terhadap daya serap air 24 jam OSB. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan kadar perekat 10 memiliki pengaruh yang berbeda dengan kadar perekat 8 dan 6 terhadap daya serap air 24 jam OSB, dan kadar perekat 8 dan 6 memiliki pengaruh yang sama terhadap daya serap air 24 jam OSB. Standar CSA 0437.0 Grade 0-2 untuk OSB tidak menetapkan standar nilai daya serap air OSB.

4.1.4 Pengembangan Tebal

Pengembangan tebal merupakan penambahan dimensi tebal contoh uji setelah perendaman yang dinyatakan dalam persen terhadap tebal awalnya. Jika pengembangan tebal tinggi akan mengakibatkan stabilitas dimensinya rendah sehingga tidak dapat digunakan untuk produk eksterior atau untuk jangka waktu yang lama, karena sifat mekanis akan segera menurun secara drastis dalam waktu yang tidak lama Massijaya et al 2005. Hasil pengujian pengembangan tebal rata-rata dilakukan dengan perendaman selama 2 jam berkisar antara 2,66-5,18. Nilai pengembangan tebal terendah terdapat pada OSB bambu betung dengan kadar perekat 10 dan yang tertinggi pada OSB bambu andong dengan kadar perkat 6. Adapun nilai pengembangan tebal 24 jam berkisar antara 4,87-12,12, dengan nilai pengembangan tebal terendah pada OSB bambu betung dengan kadar perekat 10 dan yang tertinggi OSB bambu andong dengan kadar perekat 6. Nilai pengembangan tebal terendah pada OSB bambu ampel dengan kadar perekat 8 dan nilai tertinggi juga pada OSB bambu ampel dengan kadar perekat 6. Adapun nilai pengembangan tebal selama 24 jam berkisar antara 24,23- 38,33, dengan nilai pengembangan tebal terendah pada OSB bambu betung dengan kadar perekat 10 dan yang tertinggi OSB bambu betung dengan kadar perekat 6. Hasil pengujian pengembangan tebal OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 6, sedangkan nilai rata-rata pengembangan tebal secara lengkap tersaji dalam Gambar 14. a b Gambar 14 Nilai rataan pengembangan tebal OSB : a pengembangan tebal 2 jam dan b pengembangan tebal 24 jam. Nilai pengembangan tebal bervariasi dipengaruhi oleh faktor banyaknya pemampatan yang diberikan pada papan OSB selama proses pembuatan papan. Semakin tinggi kadar perekat, maka semakin rendah pengembangan tebal papan. Hal ini diduga karena jumlah perekat yang digunakan, semakin banyak perekat 5 10 15 20 25 Andong Ampel Betung Pen g e m b an g an Te b al 2 Jam 6 8 10 5 10 15 20 25 Andong Ampel Betung Pen g e m b an g an Te b al 24 Jam 6 8 10 CSA 0437.0 Grade 0-2 yang digunakan maka ikatan antara strand akan lebih kompak sehingga sulit untuk menembusnya. Berdasarkan standar CSA 0437.0 Grade 0-2 untuk OSB mensyaratkan standar nilai pengembangan tebal OSB ≤ 15, nilai pengembangan tebal OSB yang dihasilkan pada penelitian ini seluruhnya memenuhi standar. Hasil analisis keragaman pengembangan tebal selama 2 jam Tabel 2 menunjukkan bahwa faktor tunggal jenis bambu dan kadar perekat serta interaksi antara keduanya memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap pengembangan tebal 2 jam. Sedangkan hasil analisis keragaman pengembangan tebal selama 24 jam menunjukkan bahwa faktor tunggal kadar perekat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengembangan tebal 24 jam sedangkan jenis bambu dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pengembangan tebal 24 jam.

4.1.5 Kecepatan Rambat Gelombang Suara Stress Wave velocity, SWV