Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult.F Backer ex. Heyne

2.2.1 Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult.F Backer ex. Heyne

Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult f. Backer ex Heyne disebut juga Giant Bamboo Inggris, Awi Bitung Sunda, Buluh Batung Batak. Tersebar di wilayah Sumatra, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Seram dan Irian Barat. Di Jawa, Bambu Betung dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Bambu Betung dapat tumbuh pada banyak jenis tanah, namun akan lebih baik pada tanah berat dengan drainase yang baik Dransfield Widjaja 1995. Buluh bambu betung tingginya mencapai 30 m dengan ujung melengkung, diameter 8-15 cm, ruas panjangnya 30-40 cm, dinding tebalnya mencapai 1 cm. buluh muda bagian bawah tertutup bulu coklat lebat dan berbeludru Widjaja 2001. Pada tahap awal, pertumbuhan rebungnya terlihat pendek, terbungkus dalam pelepah batang yang rapat dan bermiang dengan warna miang coklat sampai kehitaman. Rebung tumbuh cepat menjadi batang bambu selama musim hujan. Setelah mencapai pertumbuhan maksimum, seludung buluh membuka dan diikuti dengan tumbuhnya primodia tunas lateral sebagai bakal cabang. Percabangan tumbuh mulai dari 13 buku bagian atas diikuti percabangan dibagian tengah buluh terus kebagian bawah. Percabangan bambu betung termasuk kelompok banyak cabang bud multiple branching, 10-20 anak batang dalam satu buku. Mata cabang dalam buluh terdiri dari mata cabang yang besar di bagian tengah central bud dan kelompok mata cabang yang lebih kecil di kiri kanannya Dransfield Widjaja 1995. Jenis bambu ini memiliki ukuran pelepah 20-40 cm x 20-25 cm, bagian bawah sangat kecil, tertutup bulu coklat tua sampai coklat muda, pelepah melancip keujung lanceolate, lidah pelepah batang ligule panjang 10 cm. helaian daun berukuran 30 cm x 2,5 cm, bagian dasar pendek, membesar di atas, berbulu, lidah daun pendek, tidak mempunyi telinga daun auricle Dransfield Widjaja 1995. Perkiraan dimensi serat dari D. asper adalah panjang 3.78 mm, diameter 19 µm, lebar lumen 7µm, dan tebal dinding 6 µm. Rata-rata kadar air dari batang bambu segar adalah 55, dan kadar air kering udara 15. Berat jenisnya 0,7 dengan penyusutan radial 5-7 dan tangensial 3,5-5. Perkiraan kandungan holoselulosa dari batang adalah sebesar 53, pentosan 19, lignin 25 dan abu 3, kelarutan dalam air dingin, air panas, alcohol benzene, dan NaOH 1 berturut-turut adalah 4,5, 6, 1, dan 22 Dransfield Widjaja 1995. Pada batang dalam keadaan kering udara kadar air 12,68, nilai kekakuan MOE pada bagian pangkal 186402 kgcm 2 dan bagian ujung 187926 kgcm 2 , nilai keteguhan patah MOR pada bagian pangkal 1158 kgcm 2 dan bagian ujung 1232 kgcm 2 . Nilai keteguhan tekan sejajar serat pada bagian pangkal 360 kgcm 2 dan bagian ujung 431 kgcm 2 sedangkan nilai keteguhan tarik sejajar serat pada bagian pangkal 1808 kgcm 2 dan bagian ujung 1933 kgcm 2 Nuriyatin 2000. Bambu betung memilki potensial ekonomi dan kegunaan yang banyak di masyarakat Indonesia. Batang bambu betung baik untuk furniture dan industri chopstick. Batang bambu betung sangat tebal dan kuat sehingga sering dipakai sebagai bahan bangunan atau jembatan. Ruas dari buku bagian atas yang panjang dipakai sebagai tempat nira juga tempat menanak nasi atau daging seperti di daerah Serawak. Di Thailand D. asper dikenal dengan sebutan “sweet bamboo” karena rebung mudanya sangat manis dan tebal, dapat dikonsumsi sebagai sayuran dan acar Dransfield Widjaja 1995.

2.2.2 Bambu Andong Gigantochloa verticillata Willd. Munro