mengembangkan dinding sel kayu, dan setelah dimatangkan dengan panas akan menghasilkan stabilitas dimensi yang tinggi. Polimerisasi resin ini dikendalikan
dalam kondisi asam basa pH kondisi lainnya juga penting adalah nisbah fenol dan formaldehida.
2.5 Bahan Aditif
Parafin ditambahkan untuk mengurangi higroskopisitas dan meningkatnya stabilitas dimensi papan Tsoumis 1991. Parafin diharapkan untuk memberikan
ketahanan terhadap penyerapan air. Parafin tidak menyumbat dinding sel dan mengubah kadar air setimbangan akhir tetapi cukup untuk membantu produk
menahan air sehingga membuatnya kedap udara Bowyer et al. 2003. Parafin mengandung 50-60 air dan sejumlah kecil pengemulsi, coupling agent,
stabilisator beku atau cair. Partikel parafin kecil dibuat dalam emulsi lebih dulu untuk meningkatkan distribusi menjadi lebih baik pada beberapa keadaan
Structural Board Association 2004 Fungsi lain parafin pada produksi papan adalah menimbulkan kesan licin
pada permukaan, mengurangi penyerapan air, dan mempermudah pemotongan papan serta pengolahan dengan mesin. Penambahan parafin 1 atau kurang
berdasarkan kering tanur partikel mempunyai pengaruh yang kecil atau tidak mempengaruhi sifat kekuatan papan partikel, akan tetapi penambahan lebih besar
dari 1 kadang kala akan mrenurunkan sifat kekuatan papan partikel. Hal tersebut dapat dicegah dengan penambahan perekat, menaikkan kerapatan atau mengubah
ukuran partikel Maloney 1993.
2.6 Nondestructive Test
Nondestructive Testing NDT atau Nondestructive Evaluation NDE adalah pengujian sifat fisis mekanis kayu yang tidak menimbulkan kerusakan pada kayu
yang diuji sehingga setelah pengujian, kayu tersebut masih bisa digunakan Ross dan Pallerin 2002.
Teknologi NDE untuk material berbahan kayu yang bersifat heterogen atau kombinasi alami sangat berbeda dengan bahan yang bersifat homogen seperti
metal, plastik, dan keramik. Sama halnya dengan material berbahan bukan kayu yang sifat mekanisnya telah diketahui dan dikontrol secara ketat selama proses
pembuatannya. Teknologi NDE digunakan untuk menemukan adanya keadaan terputus, kekosongan atau pemasukan Ross dan Pallerin 2002.
Di dalam kayu, ketidakteraturan ini terjadi secara alami dan mungkin lebih lanjut disebabkan oleh agen perusak yang berasal dari lingkungan. Oleh karena
itu, teknologi NDE untuk kayu digunakan untuk menentukan sejauh mana kealamian dan faktor lingkungan menyebabkan ketidakteraturan dalam kayu
untuk kemudian menentukan karakteristik daya gunanya Ross dan Pallerin 2002 Oliveira et al. 2002 mengemukakan bahwa beberapa variabel yang
mempengaruhi kerapatan gelombang variasi dalam satu jenis kayu diantaranya: 1. Kadar air yang tinggi cenderung memperlambat kecepatan rambatan
gelombang 2. Arah serat, kecepatan gelombang lebih cepat pada arah longitudinal searah
serat, diikuti arah radial, dan yang terlama adalah pada arah tangensial 3. Panjang serat, semakin panjang serat maka semakin cepat rambatan
gelombang mengalir Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes fisis metode
kecepatan rambatan gelombang suara stress wave velocity, SWV pada papan OSB. Metode ini dapat digunakan untuk memprediksi sifat-sifat dari berbagai
jenis produk turunan kayu, diantaranya adalah kayu komposit struktural, papan partikel, pelapis atap dan lantai, bagian bawah lantai dan medium density
fiberboard MDF Ross dan Pellerin 1988, Brashaw 1991 diacu dalam Brashaw et al. 2004.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Han et al. 2006 dengan mengevaluasi nilai SWV untuk menduga nilai lentur mekanis dari beberapa
produk yaitu OSB, kayu lapis, papan partikel dan kayu solid. Berdasarkan hasil penelitian Han et al. 2006 nilai SWV dpat digunakan untuk menduga sifat
mekanis lentur dari OSB, kayu lapis, papan partikel dan kayu solid seperti yang ditunjukkan oleh hubungan yang erat pada model regresi linear antara parameter
penduga SWV dengan nilai pengujian statis MOE dan MOR.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2012 – Juli 2012. Dilaksanakan di
Laboratorium Bio Komposit, Laboratorium Rekayasa Departemen Hasil Hutan, Laboratorium PAU Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman Pekerjaan Umum Puslitbang Permukiman PU, Cileunyi, Bandung.
3.2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan adalah bak plastik, autoklaf yang digunakan pada suhu 126
C, tekanan 1,4 kgcm
2
selama 1 jam, gergaji, caliper, oven, desikator, timbangan digital, cetakan berukuran 30 cm x 30 cm, hot press, sprayer, rotary
blender, alat uji UTM Universal Testing Machine merk Instron tipe 3369 dan alat uji nondestruktif stress wave timer merk Metriguard 239A.
Dalam penelitian ini dipergunakan bahan-bahan yang terdiri dari bambu betung dengan berat jenis 0,63 dan kerapatan 0,73 gcm
3
, bambu andong dengan berat jenis 0,47 dan kerapatan 0,60 gcm
3
, serta bambu ampel dengan berat jenis dan kerapatan berturut-turut adalah 0,47 dan 0,55 gcm
3
dengan umur bambu ±3 tahun yang diambil dari Sukabumi, perekat fenol formaldehida PF yang
diproduksi oleh PT. Pamolite Adhesive Industry, dan wax parafin 1.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Persiapan Bahan
Persiapan dilakukan dangan mempersiapkan bahan-bahan dan alat yang akan digunakan dalam penelitian, temasuk persiapan perekat, perekat yang digunakan
adalah fenol formaldehida 6, 8, dan 10.
3.3.2 Pembuatan Strand
Strand dibuat dari tiga jenis bambu yang berbeda yakni bambu betung, bambu andong, dan bambu ampel, dengan ukuran panjang 7 cm, lebar strand 2
cm dengan ketebalan 0,1-0,2 cm Gambar 1. Strand yang tersebut dipisahkan berdasarkan jenisnya dan dimasukkan kedalam karung atau bak penampung
kemudian diberi label petunjuk jenis. Penentuan nilai aspect ratio dan slenderness