Kadar Karbon HASIL dan PEMBAHASAN

Diketahui bahwa nilai bulk density memiliki kaitan yang sangat erat dengan porositas. Dalam Purwowidodo 2004 dinyatakan bahwa nilai porositas tanah ialah volume sistem tanah yang tidak ditempati oleh komponen-komponen padat dan nilai porositas memiliki satuan . Berdasarkan acuan tersebut dapat diketahui bahwa nilai porositas tanah pasti akan lebih tinggi untuk komponen serasah dibandingkan dengan tanah gambut karena pada serasah dilihat dari struktur komponennya memiliki banyak pori-pori yang terisi oleh udara sedangkan pada tanah gambut jumlah pori yang terisi oleh udara cenderung lebih sedikit, dimana ketika nilai bulk density rendah maka nilai porositas akan tinggi. Porositas tanah gambut relatif tinggi berkisar antara 80-95 , mempunyai kemampuan menyimpan air yang sangat tinggi, tetapi menjadi tidak lagi mampu menyerap air hidrofobik bila sudah kering Radjagukguk, 1991. Nilai dugaan rata-rata porositas yang diperoleh pada penelitian ini ialah sebesar 75,60 lihat lampiran 4. Hasil penelitian yang dilakukan IPB di beberapa lokasi di Sumatera, menunjukkan bahwa bulk density tanah gambut bervariasi sesuai dengan tingkat dekomposisi bahan organik dan kandungan bahan mineral Hardjowigeno, 1989.

5.3 Kadar Karbon

Perhitungan kadar karbon dilakukan pada 60 contoh uji, dimana untuk masing-masing komponen serasah, tanah gambut dan tanah mineral ialah sebanyak 20 contoh uji yang mewakili diambil dari 4 petak ukur di areal RKT 2008 PT. DRT. Data kadar karbon serasah, tanah gambut dan tanah mineral dari ke empat petak ukur tersebut disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Kadar karbon serasah, tanah gambut dan tanah mineral di areal RKT 2008 PT. DRT No Petak ukur Kadar C-organik Serasah Tanah gambut Tanah mineral 1 I 56,48 58,00 6,38 2 44,08 48,33 5,88 3 48,10 55,59 9,10 4 51,18 54,71 16,25 5 31,56 54,03 13,17 Rata-rata 46,28 54,13 10,16 1 II 56,91 49,62 6,41 2 55,56 49,81 6,25 3 55,67 51,77 6,58 4 56,50 44,83 5,98 5 56,32 32,80 6,42 Rata-rata 56,19 45,77 6,33 1 III 56,97 52,20 5,85 2 56,61 56,29 6,40 3 56,28 58,00 5,64 4 56,43 53,48 5,72 5 56,00 50,04 6,30 Rata-rata 56,46 54,00 5,98 1 IV 55,77 56,44 7,41 2 56,12 53,86 6,18 3 55,87 56,30 5,9 4 56,84 55,37 5,68 5 56,56 56,69 5,53 Rata-rata 56,23 55,73 6,14 Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai kadar karbon serasah yang terdapat pada petak ukur I berkisar 31,56-56,48 dengan rata-rata 46,28 pada petak ukur II berkisar 55,56-56,41 dengan rata- rata 56,19, pada petak ukur III berkisar 56,00-56,97 dengan rata-rata 56,46, dan pada petak ukur IV berkisar 55,57-56,84 dengan rata-rata 56,23. Kadar karbon tanah gambut yang terdapat pada petak ukur I berkisar 48,33-58,00 dengan rata-rata 54,13 pada petak ukur II berkisar 32,80-51,77 dengan rata-rata 45,77, pada petak ukur III berkisar 50,04-58,00 dengan rata- rata 54,00, dan pada petak ukur IV berkisar 53,86-56,69 dengan rata-rata 55,73. Kadar karbon tanah mineral yang terdapat pada petak ukur I berkisar 5,88- 16,25 dengan rata-rata 10,16 pada petak ukur II berkisar 5,98-6,58 dengan 27 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 1 2 3 4 loka si pe ta k pe ngukura n k a d a r k a r b o n serasah tanah gambut tanah mineral rata-rata 6,33, pada petak ukur III berkisar 5,64-6,40 dengan rata-rata 5,98, dan pada petak ukur IV berkisar 5,53-7,41 dengan rata-rata 6,14. Gambaran perbandingan kadar karbon serasah, tanah gambut dan tanah mineral disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Histogram nilai kadar karbon serasah, tanah gambut dan tanah mineral di empat lokasi petak ukur. Secara keseluruhan rata-rata kadar karbon di areal penelitian adalah sebagai berikut kadar karbon serasah adalah 53,79, kadar karbon tanah gambut adalah 52,41, kadar karbon tanah mineral adalah 7,15. Menurut Sollins et al 1996 komposisi utama bahan penyusun gambut adalah lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Kandungan lignin yang tinggi terdapat pada bahan penyusun gambut yang berasal dari vegetasi kayu misalnya gambut di Indonesia, sedangkan kandungkan selulosa dan hemiselulosa terdapat pada bahan penyusun gambut yang berasal dari Sphagnum sp. misalnya gambut di Eropa. Kandungan lignin yang tinggi mempunyai daya tahan terhadap proses dekomposisi dibandingkan selulosa dan hemiselulosa, sehingga mempunyai stabilitas yang tinggi. Keadaan tersebut sangat mempengaruhi jumlah atau ketersediaan C dalam tanah khususnya dalam bentuk karbon. Karena adanya proses dekomposisi yang lambat dalam bahan penyusun gambut berakibat pada jumlah karbon yang tinggi di tempat tersebut. Kadar karbon serasah dan tanah gambut pada penelitian ini hampir sama, tetapi sangat berbeda dari kadar karbon tanah mineral. Hal ini diduga terjadi akibat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu : 1. Komposisi utama bahan penyusun gambut, dimana pada komponen serasah dan tanah gambut hampir sama, dan kondisinya yang selalu dalam keadaan tergenang anaerob, yaitu dibawah permukaan air tanah, sehingga proses dekomposisi bahan-bahan gambut berjalan lebih lambat dibandingkan komponen tanah mineral. 2. Dalam siklus karbon, proses timbal balik fotosintesis dan respirasi selluler menyediakan suatu hubungan antara lingkungan atmosfir dan lingkungan terestrial. Tumbuhan mendapatkan karbon, dalam bentuk CO 2 dari atmosfir atau lingkungan melalui stomata daunnya dan menggabungkannya ke dalam bahan organik biomassanya sendiri melalui proses fotosintesis. Sejumlah bahan organik dalam vegetasi yang jatuh di atas gambut tersebut kemudian menjadi sumber karbon bagi serasah dan tanah gambut.

5.4 Massa Karbon tonCha

Dokumen yang terkait

Kandungan Fosfor dan Distribusinya pada Jenis-Jenis Pohon dalam Rangka Pemilihan Jenis Pohon untuk Penanaman di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau)

0 9 82

Pengukuran Biomassa dan Kandungan Hara Kalsium (Ca) di atas Permukaan Tanah pada Hutan Rawa Gambut (Studi Kastls di HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Propinsi Dati I Riau)

0 6 69

Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

3 64 414

Kandungan Fosfor dan Kalsium pada Tanah dan Biomassa Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Provinsi Riau)

0 16 28

Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan Di Iuphhk – Ha (Studi Kasus Di Iuphhk – Ha Pt.Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah )

1 18 96

Pendugaan Potensi Karbon Bahan Organik Mati Berdasarkan Tingkat Dekomposisi di Berbagai Kondisi Hutan Gambut. (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau)

1 8 215

Struktur Tegakan dan Sebaran Jenis Ramin dan Meranti di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus PT. Diamond Raya Timber dan PT. Riau Andalan Pulp And Paper, Provinsi Riau)

1 5 125

Limbah Pemanenan Kayu dan Faktor Eksploitasi di IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau

2 8 103

Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

0 1 28

Pendugaan Potensi Biomassa Hutan di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

0 4 27