Gambar 4 a lapisan serasah, b lapisan tanah gambut dan c lapisan tanah mineral Pada lapisan tanah gambut kondisi fisik lingkungannya ialah lapisan yang
selalu tergenang air karena areal IUPHHK-HA PT. DRT merupakan hutan rawa gambut yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut sehingga setiap tahunnya hutan
rawa gambut tersebut selalu tergenang dan selalu jenuh air. Sedangkan pada serasah yang berada di lapisan paling atas tidak selalu tergenang oleh air karena
sangat tergantung dengan tinggi muka airnya sehingga terkadang serasah yang ada berwujud dalam kondisi kering sampai lembab. Tanah mineral yang berada di
lapisan paling bawah memiliki kandungan kadar air paling kecil disebabkan oleh minimnya air yang dapat diserap oleh tanah tersebut terkait dengan teksturnya
yang berupa liat lempung.
5.2 Bulk density kerapatan limbak gcm
3
Pengolahan data yang kedua ialah perhitungan bulk density. Bulk density atau kerapatan limbak adalah nisbah berat tanah teragregasi terhadap volume dan
satuannya ialah gcm
3
Purwowidodo, 2004. Perhitungan bulk density dilakukan pada 40 contoh uji yang terdiri dari 20 contoh uji untuk serasah dan 20 contoh uji
untuk tanah gambut yang diperoleh dari 4 petak ukur. Pada penelitian ini, pengambilan sampel untuk menduga kisaran nilai bulk density tidak membedakan
berdasarkan zonasi gambut kubah gambut dan tepi kubah gambut, sehingga nilai bulk density yang diperoleh merupakan perbandingan dari zonasi yang sama
dicirikan dengan rata-rata ketebalan gambut yang hampir sama. Bulk density untuk tanah mineral tidak diukur karena keterbatasan alat untuk menjangkau tanah
mineral yang berada pada lapisan terbawah. Hasil perhitungan bulk density setiap komponen serasah dan tanah gambut disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Bulk density serasah dan tanah gambut di empat lokasi petak ukur yang berada dalam areal RKT 2008 PT. DRT
No Lokasi petak ukur
Bulk density gcm
3
Serasah Tanah gambut
1 I
0,04 0,51
2 0,02
0,50 3
0,02 0,19
4 0,02
0,50 5
0,03 0,40
Rata-rata 0,02
0,42 1
II 0,02
0,35 2
0,02 0,45
3 0,02
0,50 4
0,02 0,46
5 0,03
0,38 Rata-rata
0,02 0,42
1 III
0,01 0,41
2 0,03
0,29 3
0,03 0,25
4 0,03
0,22 5
0,02 0,25
Rata-rata 0,02
0,28 1
IV 0,02
0,26 2
0,06 0,18
3 0,02
0,20 4
0,03 0,27
5 0,02
0,26 Rata-rata
0,03 0,23
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
0,45
1 2
3 4
lokasi petak pengukuran b
u lk
d e
n s
it y
g r
serasah tanah gambut
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai bulk density serasah berkisar antara 0,02-0,06 gcm3 dan bulk density tanah gambut berkisar antara
0,19-0,51 gcm3. Untuk lebih jelas perbandingan nilai bulk density serasah dan tanah gambut dari petak ukur I sampai dengan IV disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Histogram nilai rata-rata bulk density serasah dan tanah gambut di empat lokasi petak ukur.
Sedangkan untuk perhitungan nilai rata-rata bulk density untuk serasah dan tanah gambut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Bulk density rata-rata serasah dan tanah gambut di areal RKT 2008 PT. DRT
No Komponen
Nilai rata-rata bulk density gcm
3
1 Serasah
0,02 2
Tanah gambut 0,34
Rata-rata nilai bulk density secara keseluruhan adalah 0,02 gcm
3
dan nilai rata-rata keseluruhan bulk density untuk tanah gambut adalah 0,34 gcm
3
. Perbandingan nilai rata-rata bulk density untuk serasah dan tanah gambut
disajikan pada Gambar 6.
24
Gambar 6 Histogram nilai rata-rata bulk density serasah dan tanah gambut. Menurut Radjagukguk 1991 sifat-sifat fisik tanah gambut yang menonjol
di Indonesia dicirikan oleh nilai bulk density yang rendah berkisar antara 0,1-1,2 gcm
3
. Pada lokasi areal IUPHHK-HA PT. DRT merupakan lahan gambut jenuh air sehingga menurut Kyuma 1987 bulk densitynya akan berkisar 0,05 – 0,40
gcm
3
. Berdasarkan acuan dalam klasifikasi tanah Soil Survey Staff, 1998 tanah gambut diklasifikasikan kedalam empat sub-ordo berdasarkan tingkat
dekomposisinya seperti disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Nilai bulk density berdasarkan tingkat dekomposisinya
Keterangan Bahan Organik
Bulk density grcm
3
Folist Bahan organik belum terdekomposisi
- Fibrist
Fibrik 0,1
Hemist Hemik
0,1 - 0,2 Saprist
Saprik 0,2
Sifat dan karakteristik fisik tanah gambut ditentukan oleh dekomposisi bahan itu sendiri. Kyuma 1987 menyatakan bahwa nilai bulk density sangat
ditentukan oleh tingkat pelapukandekomposisi bahan organik dan kandungan mineralnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya nilai bulk density
antara tanah gambut dan serasah ialah tingkat dekomposisinya, dimana serasah merupakan tanah gambut yang belum terdekomposisi secara sempurna sedangkan
tanah gambut pada penelitian ini dikategorikan sebagai tanah gambut dengan tingkat kematangan sedang. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Friska, I.S
1999 diketahui bahwa nilai laju dekomposisi serasah di IUPHHK-HA DRT ialah sebesar 3,09.
Diketahui bahwa nilai bulk density memiliki kaitan yang sangat erat dengan porositas. Dalam Purwowidodo 2004 dinyatakan bahwa nilai porositas
tanah ialah volume sistem tanah yang tidak ditempati oleh komponen-komponen padat dan nilai porositas memiliki satuan . Berdasarkan acuan tersebut dapat
diketahui bahwa nilai porositas tanah pasti akan lebih tinggi untuk komponen serasah dibandingkan dengan tanah gambut karena pada serasah dilihat dari
struktur komponennya memiliki banyak pori-pori yang terisi oleh udara sedangkan pada tanah gambut jumlah pori yang terisi oleh udara cenderung lebih
sedikit, dimana ketika nilai bulk density rendah maka nilai porositas akan tinggi. Porositas tanah gambut relatif tinggi berkisar antara 80-95 , mempunyai
kemampuan menyimpan air yang sangat tinggi, tetapi menjadi tidak lagi mampu menyerap air hidrofobik bila sudah kering Radjagukguk, 1991. Nilai dugaan
rata-rata porositas yang diperoleh pada penelitian ini ialah sebesar 75,60 lihat lampiran 4. Hasil penelitian yang dilakukan IPB di beberapa lokasi di Sumatera,
menunjukkan bahwa bulk density tanah gambut bervariasi sesuai dengan tingkat dekomposisi bahan organik dan kandungan bahan mineral Hardjowigeno, 1989.
5.3 Kadar Karbon