Keadaan Hutan KONDISI UMUM LOKASI

a Timur Laut : Desember – Maret b Tenggara : April, Mei, Juli, September c Selatan : Juni, Agustus d Barat Laut : November e Barat Daya : Oktober Pada umumnya, presipitasi mencukupi dan tersebar dengan baik guna mengurangi resiko kebakaran hutan. Namun demikian, iklim yang luar biasa dapat terjadi berkaitan dengan el nino yang menyebabkan musim kemarau panjang sehingga meningkatkan resiko kebakaran hutan dari aktifitas kerja masyarakat lokal sekitar batas hutan. IUPHHKA-HA PT. DRT telah memiliki prosedur pencegahan kebakaran IK-6MH-04 dan pemadamannya IK-6MH-05.

4.4 Hidrologi Areal kerja IUPHHKA-HA PT. DRT terdiri dari rawa-rawa yang banyak

dipengaruhi oleh kondisi hidrologi. Wilayah ini dikelilingi oleh aliran sungai utama, yaitu sungai Rokan. Beberapa aliran sungai kecil yang terdapat di wilayah ini antara lain sungai Bantaian, sungai Senepis, sungai Sinaoi yang mengalir ke sungai Rokan.

4.5 Keadaan Hutan

Terdapat dua tipe utama ekosistem hutan di dalam areal kerja IUPHHK- HA PT. DRT, yaitu 1 hutan rawa gambut dan 2 hutan mangrove. Diantara kedua tipe tersebut terdapat daerah peralihan yang disebut daerah ekoton. Tipe ekosistem hutan rawa gambut di areal IUPHHK-HA PT. DRT termasuk tipe gambut pantai yang terletak di daerah depresi antara sungai Rokan dan Selat Malaka. Berdasarkan asosiasi vegetasi terdapat tiga asosiasi vegetasi hutan rawa gambut mulai dari gambut dangkal sampai gambut dalam. Masing- masing asosiasi vegetasi diberi nama menurut jenis pohon komersil yang dominan, yaitu : 1 Asosiasi Terentang Campnosperma auriculata – Pulai Alstonia pneumathophra pada ketebalan gambut 3 m; 2 Asosiasi Balam Palaquium obovatum – Meranti Batu Shorea uliginosa pada ketebalan gambut 3 – 6 m; dan 3 Asosiasi Ramin Gonystylus bancanus – Suntai Palaquium dasyphillum pada ketebalan gambut 6 m. Tipe ekosistem hutan mangrove di dalam areal kerja IUPHHK-HA PT. DRT terletak di pantai Utara – Timur yang berbatasan dengan Selat Malaka. Pada lokasi tersebut Semenanjung Bagan Siapiapi yang landai dengan banyak muara sungai-sungai terbentuk habitat berlumpur yang dipengaruhi pasang surut air laut yang sesuai dengan pertumbuhan hutan mangrove. Lebar jalur hutan mangrove di lokasi tersebut bervariasi antara 200 – 800 m. Zonasi hutan mangrove dari arah laut, meliputi asosiasi Sonneratia – Rhizophora spp. yang disusul oleh asosiasi Xylocarpus-Bruguiera spp., sedangkan arah tepi sungai dimulai dengan Nipah Nypa fruticans, Xylocarpus granatum sampai Bruguiera cylindrica di bagian tengah. Jenis Tumu Bruguiera cylindrica termasuk jenis yang komersial dan dominan, dengan diameter mencapai 30-40 cm yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang. Terdapat juga beberapa areal tak berhutan dan belukar. Ramin diatur secara khusus berdasarkan daftar spesies yang termasuk dalam CITES Appendix II Annotation 1. Peraturan di Indonesia tentang Pemanfaatan dan Peredaran Kayu Ramin SK No. 1613Kpts-II2001 mensyaratkan bahwa hutan harus dikelola berdasarkan kelestarian hasil dengan kuota pemanenan tahunan diatur oleh Tim Terpadu Ramin LIPI dan Departemen Kehutanan.

BAB V HASIL dan PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kandungan Fosfor dan Distribusinya pada Jenis-Jenis Pohon dalam Rangka Pemilihan Jenis Pohon untuk Penanaman di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau)

0 9 82

Pengukuran Biomassa dan Kandungan Hara Kalsium (Ca) di atas Permukaan Tanah pada Hutan Rawa Gambut (Studi Kastls di HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Propinsi Dati I Riau)

0 6 69

Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

3 64 414

Kandungan Fosfor dan Kalsium pada Tanah dan Biomassa Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Provinsi Riau)

0 16 28

Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan Di Iuphhk – Ha (Studi Kasus Di Iuphhk – Ha Pt.Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah )

1 18 96

Pendugaan Potensi Karbon Bahan Organik Mati Berdasarkan Tingkat Dekomposisi di Berbagai Kondisi Hutan Gambut. (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau)

1 8 215

Struktur Tegakan dan Sebaran Jenis Ramin dan Meranti di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus PT. Diamond Raya Timber dan PT. Riau Andalan Pulp And Paper, Provinsi Riau)

1 5 125

Limbah Pemanenan Kayu dan Faktor Eksploitasi di IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau

2 8 103

Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

0 1 28

Pendugaan Potensi Biomassa Hutan di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

0 4 27