Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata 1. Pariwisata

8

2.2.2. Sumberdaya perikanan

Danau Singkarak yang terletak pada ketinggian 362.55 m dari permukaan laut ini memiliki spesies ikan khas atau endemik yang dikenal dengan ikan bilih Mystacoleucus padangensis. Bentuk ikan bilih mirip teri, namun hidup di air ta- war. Ikan ini merupakan andalan utama mata pencarian penduduk yang ada di selingkaran Danau Singkarak. Dengan rasanya yang amat khas, gurih dan wa- ngi, ikan bilih juga menjadi panganan bagi wisatawan yang berkunjung ke Da- nau Singkarak. Panganan ikan bilih dapat ditemukan dengan mudah karena ba- nyak warga yang membuka rumah makan dengan menu andalan ikan bilih Muslion 2008. Ikan bilih yang menjadi primadona masyarakat di Danau Singkarak, akhir- akhir ini jumlahnya semakin berkurang. Tanpa upaya khusus untuk mengem- bangkan ikan bilih, bukan tak mungkin suatu saat ikan ini akan punah. Apalagi warga semakin giat berupaya mendapatkan ikan yang lebih banyak, antara lain dengan mengecilkan mata kail sehingga ikan-ikan yang masih kecil pun ikut ter- jaring. Ancaman ikan bilih yang lain berasal dari aneka limbah yang mengalir ke Danau Singkarak. Pemakaian bahan kimia untuk pertanian serta limbah rumah tangga dan pariwisata merupakan bagian dari pencemaran air danau yang sulit dihentikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengelolaan yang efisien agar kelestarian ikan bilih dapat tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaat- an yang dilakukan untuk sumber mata pencarian masyarakat. Pengelolaan ikan bilih tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan sinergi dari upaya ter- padu berbagai pihak baik instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, BUMN serta didukung oleh peran serta aktif masyarakatLSM. Upaya pengelolaan tidak ha- nya bertujuan untuk menjaga kelestarian ikan bilih tetapi juga menjaga ekosis- tem danau, untuk berbagai pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada se- cara efektif dan efisien Syandri 1996. 2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata 2.3.1. Pariwisata Menurut Pendit 2006 istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari: 9 Pari : penuh, lengkap, berkeliling Wis man : rumah, properti, kampung, komunitas Ata : pergi terus menerus, mengembara yang dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti: pergi se- cara lengkap meninggalkan rumah kampung berkeliling terus menerus. Dalam pengoperasiannya pariwisata sebagai pengganti istilah asing tourism atau travel diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: “mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang di- kunjungi sambil menikmati kunjungan mereka”. Institute of Tourisme in Britain sekarang Tourism Society in Britain 1976 in Pendit 2006 merumuskan: ”pariwisata adalah kepergian orang-orang sementa- ra dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata”. Terdapat beberapa terminologi yang berkaitan dengan kepariwisataan ber- dasarkan UU No. 9 Tahun 1990 in Rusma 2008, yaitu: 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menik- mati objek dan daya tarik wisata. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. 4. Kegiatan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. 5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bi- dang tersebut. 6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasar- an wisata. 10 7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang diba- ngun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Pada awalnya hakekat paling utama yang melahirkan pariwisata adalah perasaan manusia yang terdalam, serba ingin mengetahui segala sesuatu selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di dalam dan luar lingkung- annya. Ia ingin tahu tentang kebudayaan negeri asing, cara hidup dan adat istia- dat negeri antah-berantah, cuaca dan hawa yang berbeda-beda di berbagai ne- geri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung, lembah serta pantai- nya, dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungannya sendiri Pendit 2006. Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai un- tuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wi- sata. Suatu daerah wisata, di samping akomodasi hotel atau tempat penginapan sementara lainnya akan disebut “daerah tujuan wisata” apabila ia memiliki a- traksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Atraksi-atraksi ini antara lain: panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lem- bah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbitterbenam, cuaca udara dan lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam sekitarnya, disamping yang meru- pakan budaya hasil cipta manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, pe- ninggalan purbakala, museum, arsitektur kuno, seni tari, musik, agama, adat isti- adat, upacara, pekan raya, pertandingankompetisi, pameran atau kegiatan-ke- giatan budaya, sosial dan keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol dan meriah Pendit 2006. Pariwisata terdiri dari beberapa jenis. Jenis pariwisata menurut Pendit 2006 adalah sebagai berikut:

1. Wisata Budaya. Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas

dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang de- ngan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istia- dat, cara hidup, budaya dan seni mereka.

2. Wisata Kesehatan. Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan

dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari- hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam ar- ti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan se-