Pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penentuan prioritas stra- Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan. Penentuan posisi stra- Suhu Kecerahan

28 4. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks Matriks SWOT. Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana faktor eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi dipadukan dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki adalah melalui pembentukan matriks SWOT Tabel 4. Dengan menggunakan matriks ini dapat dihasilkan empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan seperti berikut Rangkuti 2005: a. Pada Kuadran I yaitu SO strength-opportunity, dengan mengguna- kan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. b. Pada Kuadran II yaitu ST strength-threat, dengan menggunakan pe- luang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. c. Pada Kuadran III yaitu WO weakness-opportunity, dengan berusaha mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan yang dimiliki. d. Pada Kuadran IV yaitu WT weakness-threat, dengan berusaha memi- nimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Tabel 4. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan S Kelemahan W Peluang O Strategi SO Strategi WO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada Ancaman T Strategi ST Strategi WT Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti 2005

5. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penentuan prioritas stra-

tegi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Rangking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urut- an jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Tabel perangkingan altenatif strategi dapat dilihat pada Tabel 5. 29 Tabel 5. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT pada kawasan wisata Danau Singkarak Alternatif Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Jumlah skor nilai Rangking SO 1 SO 2 … SO n WO 1 WO 2 … WO n ST 1 ST 2 … ST n WT 1 WT 2 … WT n

6. Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan. Penentuan posisi stra-

tegi yang akan dijalankan dapat dilakukan melalui dua langkah, yaitu: a. Penentuan nilai P diperoleh dari total nilai kekuatan dikurangi nilai kelemahan S-W. b. Penentuan nilai Q diperoleh dari total nilai peluang dikurangi nilai ancaman O-T. Koordinat P sebagai absis dan Q sebagai ordinat menentukan posisi titik P,Q sebagai acuan strategi yang akan dijalankan Gambar 2. Peluang Opportunity Kuadran II Kuadran I W-O S-O Kelemahan Kekuatan Weakness Strength Kuadran III Kuadran IV W-T S-T Ancaman Threat Gambar 2. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

Danau Singkarak merupakan salah satu danau yang berada di Sumatera Barat, terletak diantara Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Secara geografis Danau Singkarak terletak pada 100 26’ 15” – 100 35’ 55” BT dan 0 31’ 46” – 0 42’ 20” LS. Menurut Wibowo et al. 2001 data morfometrik Danau Sing- karak adalah sebagai berikut: Luas permukaan air Ha : 10 908.20 Panjang maksimum km : 20.81 Lebar maksimum km : 7.18 Panjang garis pantai km : 55.81 Volume air danau juta m 3 : 19 490 Kedalaman maksimum m : 271.50 Kedalaman rata-rata m : 178.68 Ketinggian m dpl : 361.16 Danau Singkarak berjarak ± 10 km dari Kota Solok, apabila mengunakan kendaraan umum dapat dicapai dalam waktu ± 1 jam dari Kota Solok atau ± 1.5 jam dari Kota Bukittinggi. Danau ini dikelilingi 13 nagari yaitu: Singkarak, Tika- lak, Kacang, Simawang, Tigo Jorong, Batu Taba, Sumpur, Padang Laweh, Gu- guak Malalo, Paninggahan, Muaro Pingai, Saning Baka, dan Sumani. Secara ad- ministratif 40 wilayah Danau Singkarak berada di kabupaten Solok dan 60 berada di Kabupaten Tanah Datar. Danau ini berada di tepi jalan raya Lintas Su- matera pada jalur Solok - Bukitinggi yang menyusuri hampir separuh pinggiran danau. Danau Singkarak memiliki sungai-sungai yang memberikan masukan air inlet bagi danau tersebut. Sumber air Danau Singkarak yang relatif besar ber- asal dari Sungai Sumpur yang masuk dari sebelah utara, Sungai Paninggahan dari sebelah barat, dan Sungai Sumani dari sebelah selatan. Danau ini merupa- kan hulu SungaiBatang Ombilin yang bermuara ke Sungai Indragiri Hulu Pro- vinsi Riau dan merupakan sumber pengairan penting bagi lahan pertanian yang dilalui aliran sungai ini. 31

4.2. Flora Fauna yang Hidup di Danau Singkarak

Danau Singkarak dikelilingi oleh Bukit Barisan dan Gunung Singgalang yang menyimpan berbagai jenis flora fauna. Flora yang hidup di Danau Singka- rak diantaranya adalah: pinus Pinus merkusii, jati Tectona grandis, mahoni Swietenia mahogani, surian Toonasureni, coklat Theobroa cacao, mangga Mangi- fera indica , durian Durio zibenthinus, kemiri Aleurites moluccana, alpukat Persea americana , cengkeh Eugenia aromatica, sawo Diospyros digyna, melinjo Gnetum gnemon , pisang Musa spp, kelapa Cocos nucfera, kapuk Ceiba pentandra, padi Oryza sativa, jagung Zea mays, cabai Capsicum annum, bawang Allium cepa, beringin Ficus benjamina, dan nangka Artocarpus Farida et al. 2005. Keberada- an flora di Danau Singkarak tentunya dapat menambah keindahan dan kesejuk- an mata. Fauna atau jenis binatang yang hidup di sekitar Danau Singkarak adalah: harimau, monyet, kelelawar, anjing dan tikus Farida et al. 2005. Penduduk yang berdomisili di kawasan Danau Singkarak juga memiliki usaha beternak kambing, sapi dan ayam.

4.3. Manfaat Danau Singkarak

Manfaat Danau Singkarak bagi masyarakat adalah: 1. Sumber air yang dapat digunakan langsung masyarakat sekitar seperti mencuci, mandi, dan minum. Untuk keperluan air sehari-hari, banyak diantara masyarakat yang tinggal di sepanjang Danau Singkarak meng- ambil langsung air dari danau melalui pipa-pipa air yang kemudian di- operasikan dengan pompa listrik. 2. Sumber mata pencaharian penduduk melalui hasil tangkapan ikan. Ha- sil tangkapan ikan dijual ke berbagai daerah di Sumatera Barat. 3. Mengairi sawah dan perkebunan penduduk daerah Solok, Sawahlunto, Tanah Datar, dan Pariaman. 4. Tempat rekreasi seperti memancing, duduk santai, berperahu dan bere- nang. 5. Sumber air bagi PLTA Singkarak dengan kapasitas 986 GWHtahun yang dimanfaatkan provinsi Sumatera Barat dan Riau. 32 4.4. Sumberdaya Perairan Danau Singkarak 4.4.1. Kualitas air Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan 2008 disa- jikan pada Tabel 6. Parameter yang dibandingkan adalah parameter fisika dan kimia. Parameter fisika terdiri dari suhu, kecerahan, bau dan warna, untuk para- meter kimia yang dibandingkan adalah pH, DO dan BOD. Tabel 6. Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan 2008 No. Parameter Baku Mutu 1997 2008 Fisika 1. Suhu C ± 3 26.4 – 27.6 28 2. Kecerahan m Tidak Tercantum 3.1 3.6

3. Bau

Tidak Tercantum Tidak Berbau Tidak Berbau 4. Warna Tidak Tercantum Hijau jernih Hijau jernih Kimia 1. pH 6-9 7.3 – 8.5 5.8 2. DO mgl 4 7.0 6.30 3. BOD mgl 3 - 12.56 Keterangan: Batas maksimum yang diperbolehkan pada baku mutu sumber: PPRI No. 82 tahun 2001 kelas II Batas minimum yang diperbolehkan sumber: Syandri 2008

4.4.1.1. Parameter fisika

1. Suhu

Suhu air dipengaruhi komposisi substrat, kecerahan, musim, cuaca dan ke- dalaman. Suhu juga berpengaruh pada kecepatan kelarutan oksigen, kecepatan reaksi kimia dan metabolisme organisme perairan. Suhu Danau Singkarak pada tahun 1997 berkisar antara 26.4 - 27.6 C, pada tahun 2008 menunjukkan angka 28 C. Adanya peningkatan suhu dipengaruhi oleh meningkatnya iklim global aki- bat adanya efek rumah kaca. Peningkatan suhu perairan sebesar 10 C menye- babkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat Effendi 2003.

2. Kecerahan

Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan se- cara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta 33 ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Nilai kecerahan Danau Singkarak lokasi pengambilan contoh berbeda adalah 3.1 m 1997 dan 3.6 m 2008.

3. Bau