Berkurangnya jumlah ikan bilih karena penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Surutnya air danau karena aktifitas PLTA Singkarak

83 wisata di Danau Singkarak seperti tempat-tempat duduk yang terbuat dari se- men. Kawasan Sumatera Barat memang sering terjadi bencana alam salah satu- nya adalah gempa. Adanya bencana alam dapat mengancam keberadaan suatu kawasan wisata.

b. Berkurangnya jumlah ikan bilih karena penangkapan yang tidak ramah lingkungan.

Ikan bilih ditangkap menggunakan peralatan tradisional seperti jaring. A- kan tetapi banyak juga nelayan yang menangkapnya menggunakan peralatan yang tidak ramah lingkungan seperti setrum, racun, jaring dengan ukuran mata jaring kurang dari 1 inci. Hal ini dilakukan oleh nelayan karena ikan bilih memi- liki nilai ekonomi yang tinggi sehingga terjadilah eksploitasi besar-besaran. Me- nurut data tahun 1997 menyebutkan stok ikan bilih mencapai 542.56 ton dan yang telah dieksploitasi sebesar 416.90 ton 77.84. Ini menggambarkan sum- berdaya ikan bilih sudah mengalami tangkap lebih. Nelayan juga mengakui bah- wa tangkapan mereka beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan. Se- kitar 10 tahun lalu, masing-masing nelayan setiap harinya bisa menangkap ikan bilih 50 kg per harinya, tetapi belakangan ini mereka masing-masing hanya memperoleh hasil tangkapan sebanyak 0.5 kg per harinya. Apabila kegiatan penangkapan ikan bilih yang tidak ramah lingkungan ini tetap berlangsung maka ikan endemik ini akan mengalami kepunahan. Padahal ikan bilih menjadi keunikan tersendiri bagi Danau Singkarak dan berpotensi di- jadikan objek wisata. Untuk itu diperlukan tindakan dari instansi terkait dan ke- sadaran masyarakat agar kelestarian sumberdaya ikan bilih tetap terjaga.

c. Surutnya air danau karena aktifitas PLTA Singkarak

PLTA yang sudah dibangun semenjak tahun 1998 telah mengancam su- rutnya air Danau Singkarak. Menurut masyarakat sekitar air Danau Singkarak mengalami penyusutan sejauh 20 meter, tetapi belum ada data yang menyebut- kan dengan pasti. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena PLTA Singkarak dimanfaatkan oleh dua provinsi yaitu Sumatera Barat dan Riau. Menurut masya- rakat sekitar keberadaan PLTA juga mengancam populasi ikan bilih, karena ikan bilih tersebut terbawa ke dalam terowongan PLTA yang mana air danau ini se- 84 bagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman berjarak sekitar 16 km dari Danau Singkarak. Selain itu keberadaan PLTA menyebabkan penurunan permukaan air danau sehingga aktifitas memi- jah bagi ikan tersebut menjadi terhambat Syandri 2008. Kelestarian sumberdaya perairan dan perikanan Danau Singkarak akan terancam apabila kegiatan PLTA tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.

d. Potensi buangan limbah