Sumberdaya Perikanan Danau Singkarak

38 nya hasil tangkapan nelayan ikan bilih karena pengoperasian PLTA. Untuk itu perlu adanya solusi saling menguntungkan antara pemerintah, PLTA Singkarak dan masyarakat sekitar agar tidak terjadi koflik dikemudian hari.

4.5. Sumberdaya Perikanan Danau Singkarak

Danau Singkarak memiliki 19 spesies ikan yakni ikan bilihbako Mystaco- leucus padangensis , asangnilem Osteochilus brachmoides, rinuak, turialturiq Cyclocheilichthys de Zwani, lelannillem Osteochilis vittatus, sasaubarau Ham- pala mocrolepidota , gariangtor Tor tambroides, kapiek Puntius shwanefeldi, ba- linkabelingkah Puntius belinka, baung Macrones planiceps, kalang Clarias ba- trachus , jabuihbuntal Tetradon mappa, kalaigurami Osphronemus gurami lac, puyubetok Anabas testudeneus, sapeksepat Trichogaster trichopterus, tilan Mastacembelus unicolor, jumpogabus Chana striatus, kiuanggabus Chana pleurothalmus , dan mujaiemujair Tilapia pleurothalmus. Ikan yang memiliki po- pulasi paling tinggi adalah ikan bilihbiko Mystacoleucus padangensis, asangni- lem Osteochilus brachmoides dan rinuak Syandri 2008. Danau Singkarak memiliki keunikan yang sangat khas yaitu memiliki spe- sies ikan endemik yakni ikan bilih Mystacoleucus padangensis Lampiran 9. Ikan bilih merupakan ikan bernilai ekonomis penting bagi masyarakat sekitar dan ju- ga bisa menjadi salah satu daya tarik wisata Danau Singkarak. Ikan bilih memiliki ukuran yang kecil 6-12 cm namun merupakan populasi paling besar di Danau Singkarak. Ikan yang memiliki cita rasa yang lezat dan gu- rih merupakan komoditas penting perikanan Kabupaten Tanah Datar dan Solok. Ikan bilih mengandung protein, lemak, vitamin yang sangat baik. Ikan bilih me- mijah ribuan ekor setiap hari mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB de- ngan cara beruaya ke sungai-sungai yang bermuara ke Danau Singkarak, antara lain Sungai Sumpur, Sungai Paninggahan, Sungai Baing, Sungai Saningbakar, dan Sungai Muaro Pingai untuk kemudian bertelur di sela-sela batu Syandri 2008. Keberadaan ikan bilih di Danau Singkarak, memberikan sumbangan yang sangat besar sebagai sumber mata pencarian bagi masyarakat disana. Dalam me- nangkap ikan bilih, masyarakat setempat menggunakan beberapa alat tangkap 39 seperti: menangkap dengan cara sistem alahan, jala, jaring insang, lukah dan se- trum Lampiran 10. Dari hasil tangkapan masyarakat dengan menggunakan sis- tem alat tangkap alahan setiap hari berkisar Rp 5 000.00 – Rp 100 000.00 per ke- pala keluarga, jaring insang antara Rp 40 000.00 – Rp 80 000.00 per kepala keluar- ga, jala antara Rp 60 000.00 – Rp 100 000.00 per orang, lukah antara Rp 20 000.00 – Rp 40 000.00 per orang dan sentrum antara Rp 5 000.00 – Rp 10 000.00 per orang. Total produksi ikan bilih setiap hari dari berbagai jenis alat tangkap tersebut ra- ta-rata 2 ton dengan nilai Rp 20 000 000.00 per hari. Hal ini memperlihatkan bah- wa ikan bilih memberikan sumbangan yang sangat besar sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di selingkar Danau Singkarak Syandri 2008. Akhir-akhir ini hasil tangkapan ikan bilih di Danau Singkarak cenderung mengalami penurunan, penyebabnya bermacam-macam antara lain karena in- tensitas penangkapan yang kurang memperhatikan kelestarian ikan bilih, akti- fitas masyarakat di pemukiman selingkar Danau Singkarak, dan keberadaan PLTA. Dari segi alat tangkap banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap ti- dak ramah lingkungan, seperti: penggunaan jaring dengan ukuran mata jaring kurang dari 1 inci, setrum, bahkan penggunaan bom. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keadaan stok ikan Syandri 2008. Danau Singkarak juga digunakan sebagai tempat membuang bebagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, limbah dometik dari pemukim- an, limbah pariwisata dan transportasi air. Apabila proses pencemaran terus ber- lanjut tanpa adanya upaya-upaya untuk meminimalkan pencemaran yang terja- di, maka beban ekosistem Danau Singkarak akan semakin berat dan pada akhir- nya akan merugikan semua pihak yang berkepentingan, termasuk kelestarian i- kan bilih. Penyebab lain terancam punahnya ikan bilih adalah beroperasinya PLTA Singkarak yang menyebabkan keringnya daerah litoral danau yang berfungsi se- bagai tempat pengasuhan dan mencari makan larva ikan bilih Farida et al. 2005. Faktor tersebut disebabkan karena turunnya elevasi danau akibat beroperasinya PLTA Singkarak. Bila sebelum pembangkit listrik tenaga air PLTA beroperasi, setiap nelayan yang jumlahnya lebih dari 600 orang itu bisa mendapatkan 3-5 kg ikan bilih basah per hari, setelah PLTA Singkarak beroperasi, para nelayan rata- rata mendapatkan 0.5-1 kg sehari Syandri 2008. Keberadaaan ikan bilih yang 40 terancam punah harus segera diatasi oleh semua pihak agar kelestarian sumber- dayanya tetap terjaga.

4.6. Sumberdaya Manusia Danau Singkarak